lah yang terlebih dahulu
mesti dituhankan.
Orang Nasrani pun mencari jalan lain buat mempertahankan
pendirian mereka. Kata mereka, Adam itu telah berdosa dan mewariskan dosanya kepada manusia, karena ia telah memakan
buah yang terlarang. Ayat ini membantah kepercayaan yang ganjil
itu. lalu dijelaskan bahwa Allah yang Maha Kuasa telah
menciptakan Adam dari tanah, tidak memakai bapak dan ibu. Allah
berkata, “Jadilah engkau!” Maka dia pun jadilah. Sekali lagi Allah
menunjukkan Kuasa-Nya pula, diciptakan-Nya Isa dengan ibu saja,
tidak dengan memakai bapak. Dia berfirman, “Jadilah engkau!”
Maka dia pun jadi. Maka datangnya Adam ke dunia ini bukan lah
untuk mewariskan dosa, dan datangnya Isa bukan untuk menebus
doa, melainkan sebagai rasul diutus untuk membimbing umat
manusia menuju jalan yang digariskan Allah.51
b. Bibel
Waktu itu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang
Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia
yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku
datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes Pasal 7:
28-29).
52
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku
dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu
tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan
mati dalam dosamu.” (Yohanes Pasal 8: 23-24).
53
Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu,
kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari AllahDan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan dialah
yang mengutus Aku. (Yohanes 8: 42).
54
c. Pendapat Ulama
Menurut Quraish Shihab, kata “kun” dalam ayat ini digunakan
sekedar untuk menggambarkan betapa mudah Allah mencipta
sesuatu dan betapa cepat terciptanya sesuatu bila Dia menghendaki.
Cepat dan mudahnya itu diibaratkan dengan mengucapkan kata
“kun”. Walaupun sebenarnya Allah tidak perlu mengucapkannya
karena Dia tidak memerlukan suatu apapun untuk mewujudkan apa
yang dikehendaki-Nya.55
d. Analisis Penulis
Setiap terdapat penyimpangan akidah, Allah mengutus Nabi
baru untuk meluruskan kembali umat manusia. Sebagaimana Allah
mengutus Nabi Muhammad untuk meluruskan akidah umat manusia.
Misalnya kaum Nasrani yang menganggap Nabi Isa sebagai anak
Tuhan, atau bahkan menganggap sebagai tuhan.56
Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al-Azhar ayat ini membantah
kepercayaan pihak pertama yaitu Yahudi yang tidak mempercayai
Isa lahir tanpa perantaraan bapak, dan pihak kedua yaitu Nasrani
yang terlalu berlebihan mengatakan kalau Isa adalah anak Allah.
Bahkan Bibel sendiri menyatakan bahwa Isa datang bukan karena
kehendaknya sendiri melainkan ia adalah utusan Allah swt.Karena penciptaan Isa melalui perantaraan Ruh-Nya (Malaikat
Jibril) orang Nasrani meyakini bahwa Isa merupakan anak Allah.
Hamka dalam Tafsir Al-Azharpun membantahnya, jika karena itu Isa
di tuhankan, maka yang lebih layak di tuhankan adalah Adam,
karena penciptaan Adam tanpa sama sekali perantaran ayah dan ibu.
Mereka tetap kokoh dengan pendirian mereka bahwa Adam
mewariskan dosa. Bahkan ada ayat di Bibel mengungkapkan dalam
Injil Yohanes pasal 8: 23-24, bahwa Yesus berasal dari atas dan
bukan pula dari dunia, bahkan yang tidak mempercayainya akan
mati dalam dosa. Tentu bertentangan bukan dengan ayat Bibel yang
lain, apalagi Al-Quran.
Sebagai umat Islam tentulah kita sangat menghargai
kepercayaan mereka, namun Yesus yang kita percayai adalah Nabi
Isa a.s yaitu seorang nabi-Nya dan rasul-Nya yang diutus kepada
umatnya untuk meng-Esakan Allah. Jika kita mengingkarinya maka
terguncanglah rukun imam kita karena tidak mempercayainya
sebagai nabi dan rasul, rukun iman tersebut ialah percaya kepada
rasul-rasul Allah.
Adam diciptakan atas kehendak-Nya, Jika Allah berkata
“Jadilah engkau” maka jadilah ia, begitu juga Isa. Maka Adam
diutus bukan mewariskan dosa dan Isa di utus bukanlah untuk
menebus dosa. Jika Ia tidak memaafkan Adam tentulah bertolak
belakang dengan sifat-Nya yaitu Maha Pengampun, jika mereka
membantah bahwa Allah memaafkan maka bertolak belakang
dengan sifat Maha Adil, maka penulis menjawab; “Justru dengan
dengan memaafkan Adam itulah bentuk ke Maha Adilan-Nya
Allah”, bahkan tanpa Adam meminta maaf sekalipun tidak akan
berkurang Keagungan Allah, namun layaknya hamba yang tau diri
tentunya meminta maaf setelah melakukan kesalahan.
Sekali lagi dalam Yohanes pasal 8: 42 Yesus mengatakan jika
Allah adalah Bapamu, tentunya engkau akan mengasihiku, sebab
aku keluar dan datang dari Allah. Dan aku datang bukan karena
kehendaku, melainkan dialah yang mengutusku. Hal ini sejalan
dengan Al-Quran, bahwa Isa adalah utusan Allah dan datang dengan
Izin-Nya.
3. Isa Berbicara Saat Bayi Membela Kesucian Ibunya
a. Tafsir Al-Azhar
بَۙ
ّ١ا
ِ
َت َٚ َج َؼٍَِٕ ْٟ َٔج
ٰ
ِىز
ْ
َٟ اٌ
ِٕ
ٰ
ر
ٰ
ِ ا
لَب َي أِِّ ٖٓ ْٟ َػْج ُض ّّللا ٰ
ُۖ
٠ْ َٓ َِب ُوْٕ ُذ
ْٚ ٰط َّٚ َج َؼٍ ِٕ ْٟ َِٕ ْٟ ُِٰج َغ اوب اَ
َٚاَ
بُۖ
َِب ُص ِْ ُذ َدّ١ا
ِٛح َٚاٌ َّؼوٰ ِٛح
ٰ
بٌ َّظٍ
ِ
ث ٖٔ ب
ِٕ ْٟ َججَّب اعا َشمّ١ِا
ْ
ُْ َ٠ ْج َؼٍ
ِ َٛاٌِ َضرِ ْٟ ٌََٚ
ث
ْۢ
ا
َّٚثَ ٖٕ ُُ ّغا
ٰ
َٚاٌ َّسٍ
ب
ْث َؼ ُش َدّ١ا
ُ
ا
َ
ُِْٛ ُد َ٠َٚ َْٛ
اَ
َ
ْض ُّد َ٠َٚ َْٛ
ٌُِٚ َ
َّٟ َ٠ َْٛ
َػٍ ٖٖ َذ ِّك َ
ْ
ْٛ َي اٌ
َۚلَ
َ
ٌِ َه ِػ١ْ َسٝ اْث ُٓ َِ ْغَُ٠
ٰ
ط
ِظ ْٞ فِ ١ْ ِٗ َ٠ ّْزَ ُغ ْٚ َْ
اٌ ٖٗ َّ
30. Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia
memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, 31.
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat
dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. dan berbakti kepada
ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka. 33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada
hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali.” 34. Itulah Isa putra Maryam, (yang
mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan
kebenrannya. (Maryam/19:30-34)
(Tafsir Maryam/19:30-34). Isa Al-Masih yang masih dalam
buaian, dalam gendongan atau ayunan itu sendiri berkata,
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah!” Nisacaya terkejutlah
orang-orang itu semuanya mendengar sendiri anak yang masih
dalam ayunan itu telah bercakap-cakap dengan bahasa fasih.
Al-Qurthubi menjelaskan setelah isa mendengar mereka berkata
demikian, “mana mungkin anak dalam ayunan dapat kami ajak
bercakap-cakap.” Maka Isa yang sedang disusui ibunya mengangkat
telunjuknya yang kanan dan berkata, perkataan yang pertama kali
ialah pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, seperti juga
makhluk-makhluk yang lain. Lalu diteruskannya perkataannya.
“Dialah yang memberikan Al-Kitab kepadaku.” Meskipun dia
masih sekecil itu, rupanya sudah disampaikan dengan perantaraan
lidahnya, bahwa untuknya telah disediakan sebuah kitab tuntunan
bagi seluruh isi alam ini, yaitu kitab Injil. Lalu sambungnya pula
“Dan dia telah menjadikan aku seorang Nabi.”
Dan katanya selanjutnya, “Dan dia telah menjadikan daku
seorang yang diberi bahagia di mana saja aku berada.” Artinya,
bahwasannya di mana saja aku berada kelak dan ke mana saja aku
pergi, Allah akan selalu menganugerahkan kepadaku kebahagiaan
bagiku dan bagi-orang-orang yang percaya akan seruanku; sebab
aku adalah nabi, pembawa petunjuk Allah.57
“Dan Dia telah menjadikan daku bershalat dan berzakat selama
aku hidup.” Bershalat dan berzakat, yaitu membersihkan harta
bendaku daripada perangai bakhil, melainkan hendaklah bersikap
murah tangan, murah hati kepada sesama manusia. “Selama aku
hidup”, aku mesti menegakkan ajaran yang demikian.
“Dan Dia jadikan daku berbakti kepada ibuku.” Yakni ibu
yang telah melahirkan daku. Ibu yang telah banyak menderita
lantaran kelahiranku yang luar biasa ini. Ibu yang sahalehah.
Sebagai seorang putra aku akan tetap berbakti kepadanya, dan itulah
salah satu ajaran yang wajib aku pegang. “Dan Dia tidaklah
menjadikan daku seorang yang sombong, seorang yang celaka.”
Artinya bahwa aku akan menyampaikan semuanya ini, sebagaimana
seorang nabi yang membawa sebuah kitab suci dengan sikap lemah
lembut, bukan sombong, bukan celaka, bukan durjana, bukan
memaksakan paham dengan kekerasan.58
“Maka keselamatanlah atas diriku dihari aku dilahirkan.”
“Dan di hari aku mati,” “Dan di hari aku akan dibangkitkan hidup
kembali.” Maka Nabi Isa memohon kepada Allah agar dia selamat
dalam tiga pergantian hidup itu. Pertama, di hari dia mulai terbuka
mata mengahadapi hidup di dunia. Kedua, di dalam kubur selepas
maut, yang dinamai juga alam barzah. Ketiga, di hari kiamat ketika
dibangkitkan kembali.
(Tafsir Maryam/19:34). Demikianlah kelahirannya ke dunia.
Tidak lebih dan tidak kurang. Allah menakdirkan kelahirannya
demikian. Terkait peselisihan di antara mereka ada yang mengatakan
Isa Al-Masih adalah satu dari tiga oknum terpadu. Setengah dari
mereka juga mengatakan Yesus mempunyai dua tabiat: Lahut
(ketuhanan) Nasut (kemanusiaan). Perselisihan yang hebat lagi ialah
orang Yahudi mengatakan Isa itu anak hasil zina. Bahkan ada juga
yang mengatakan Isa itu anak Yusuf tukang kayu, yang setelah ia
lahir kawin dengan Maryam.59
b. Bibel
Setelah orang-orang Majus itu berangkat, nampaklah malaikat
Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata; “Bangunlah,
ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di
sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan
mencari anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun
bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu
menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai hingga Herodes
mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh
Nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” (Injil Matius, Pasal 2: 13-
15).
60
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi
nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat, sebelum Ia
dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut
hukum Taurat Musa, mereke membawa Dia ke Yerussalem untuk
mrnyerahkannya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum
Tuhan; “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah,”
dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan
dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor
anak burung merpati. (Injil Lukas, Pasal 2: 21-24).
61
Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit
khatan anak itu. (Imamat, Pasal 12: 3).
62
c. Pendapat Ulama
Dalam hal Isa berbicara saat bayi terdapat juga perselisihan
penafsiran di antara ahli-ahli tafsir. Ada yang mengatakan bahwa dia
bercakap demikian ialah sesudah dia besar. Kata mereka tidaklah
mungkin di masa kecilnya itu dia bercakap mengatakan dia menjadi
nabi utusan Allah. Anak kecil tidak tahu bahwa dia diutus Allah
menjadi rasul. Tetapi dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ada tersebut bahwa
Rasulullah menjelaskan bahwa anak kecil yang masih dalam buaian
yang ditakdirkan Allah dapat bercakap itu hanya tiga orang, satu di
antaranya ialah Sayyidina Isa Al-Masih.63
Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‟di, pada saat
itulah, Isa putra Maryam mengatakan (Padahal dia bayi yang berada
di ayunan). Isa menerangkan kepada mereka dengan menggunakan
predikat “Hamba”, dan bahwa dia tidak memiliki sifat yang
membuatnya pantas menjadi tuhan, atau anak tuhan.64
d. Analisis Penulis
Satu-satunya Kitab Suci yang menjelaskan pembelaan Isa
terhadap kesucian ibunya hanyalah Al-Quran65, sebab memang
benar bahwa Maryam adalah wanita Suci, tidak punya suami, dan
tidak pula disentuh oleh seorangpun sebelumnya.
Satu hal yang jadi bukti bahwa kitab Injil yang ada sekarang
bukan lagi yang asli diturunkan kepada Isa Al-Masih, dan yang
ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, Yohanes itu bukan wahyu.66
Maka yang diucapkan Isa pertama kali saat dalam buaian ibunya
ialah, bahwa ia adalah hamba Allah, aku akan diberikan kitab, dan
aku seorang Nabi. Inilah yang membuat umat Islam meyakini,
bahwa kita mengimani kitab Injil yang diturunkan Allah kepada
Nabi Isa untuk umatnya. Bukan kepada Injil yang sekarang yang di
tulis oleh beberapa orang setelah ia tiada.
Melalui ayat ini Allah telah menjelaskan telah menjadikan Isa
seorang Nabi. Isa juga mengucapkan bahwa orang yang bersamanya
akan diberikan kebahahagian, dan dia telah diperintahkan untuk
mendirikan shalat dan zakat, ini meyakinkan kita semua, bahwa
agama yang di bawa oleh nabi Allah dan rasul-Nya sebelum Nabi
Muhammad SAW ialah sejalan dan seirama, yaitu agama ketauhidan
dan ke Esaan Allah, tiada tuhan selain Allah, bahkan dibibel sendiri
ada perintah Sedekah dan puasa (Injil Matius, Pasal 6: 1-4) dan (Injil
Matius, Pasal 6: 16-18) . Dan Allah juga memerintahkan kepadanya
untuk berbakti kepada ibunya, karena ibunya merasakan penderitaan
saat mengandugnya dan jangan lah ia sampai durhaka, dan tidak
pula Isa dijadikan orang yang sombong.
Kemudian Isa meminta doa keselamatan kepada Allah, saat ia
lahir, mati dan saat dibangkitkan nanti agar tidak terjadi fitnah
karena lahirnya yang ganjil dengan tidak memiliki ayah. Hebatnya
kemajuan zaman akhirnya terjadi juga, setelah Isa mati banyak
penyelewengan agama yang terjadi, Isa tidak hanya di akui sebagai
utusan Allah melainkan sebagai Tuhan bahkan anak Tuhan,
walaupun demikian, fitnah tersebut sebenarnya sebagai suatu ujian
bagi umat setelahnya, bertambahkah imannya atau roboh.
Sungguh sangat berbeda dengan Bibel, tidak didapati di dalam
Bibel pembelaan Yesus saat masih bayi terhadap kesucian ibunya.
Setelah Yesus lahir, kisah yang diceritakan dalam Bibel yaitu pada
Injil Matius, Yusuf sang tunangan ibunya bermimpi diperintahkan
membawa Yesus ke Mesir untuk menyelamatkan Yesus, karena
akan dibunuh oleh Raja Herodes yang berkuasa saat itu. Pada Injil
Lukas menceritakan pula bahwa bahwa Yesus akan di sunat setelah
delapan hari, diberi nama Yesus, dikuduskan, sesuai dengan hukum
Musa yang mereka sebut dengan Perjanjian Lama, serta
mengorbankan hewan. Di Perjanjian Lama dalam Imamat juga
menyebutkan bahwa bayi yang lahir setelah delapan hari akan
khatan.
Di dalam Islam jika yang lahir adalah seorang anak laki-laki,
maka yang dikurbankan sebagai rasa syukur kepada Allah ialah dua
ekor kambing jantan jika mampu, sedangkan jika yang lahir anak
perempuan, maka yang dikurban ialah satu ekor kambing jantan jika
mampu. Sedangkan dalam Injil Lukas disebut korban dengan
sepasang burung tekukur atau dua ekor anak merpati. Pada
kemudian hari dilaksanakan atau tidaknya perintah itu bagi mereka
kita tidak mengetahuinya, namun justru Islamlah yang melaksankan,
seperti yang penulis sampaikan bahwa agama yang dibawa oleh nabi
dan rasulnya sama, yaitu agama yang meng-Esakan Allah, seirma
dan sejalan karena mereka semua utusan Allah.
E. Mukjizat Isa a.s (Membuat Burung dari Tanah, Menyembuhkan
Orang Buta Dan Kusta, Menghidupkan Orang Mati)
1. Tafsir Al-Azhar
مُ
ْ
اٌ
ِ
ُغ ْٚح
ِ
َه ث
اَّ٠َ ْضرُّ
ٰٝ َٚاٌِ َضرِ َهَۘاِطْ
١ْ َه َٚ َػٍ
اطْ ُو ْغ ِٔ ْؼَّزِ ْٟ َػٍَ
َ
٠ٰ ِؼ١ْ َسٝ اْث َٓ َِ ْغَُ٠
ُ
لَب َي ّّللا ٰ
ُُ اِطْ
ِّ
رُ َىٍ
ِؽ
ُض
ِذ ْىَّ
ْ
َت َٚاٌ
ٰ
ِىز
ْ
َه اٌ
ّْزُ
َّ
َػٍ
َٚاِطْ
َّ ِْٙض َٚ َو ْٙاّلَۚ
ْ
ب َؽ فِٝ اٌ
إٌ ُك ِِ َٓ َّ
ُ
رَ ْشٍ
َٚاِطْ
ِج١ْ ًََۚ
َٚاَْلِْٔ
ْٛ ٰعةخَ
َٚاٌزَّ
خَ
ُئ اَْلَ ْوََّٗ َٚاَْلَ ْث
ِ
ْجغ
ِٔ ْٟ َٚرُ
بِطْ
ِ
ث
ْۢ
١ْ اغا
ِٔ ْٟ فَزَْٕفُ ُز فِ َٙ١ْب فَزَ ُىْٛ ُْ ؽَ
بِطْ
ِ
ث
ِ
١ْغ
َ ِخ اٌطَّ
ِٓ َوَٙ ١ْـ
َغ َص ١ْ
اٌطِّ
َوفَفْ ُذ ثَ
َٚاِطْ
ِٔ َْٟۚ
بِطْ
ِ
ٰٝ ث
َّْٛر
ْ
ُط اٌ
ِ
رُ ْشغ
َٚاِطْ
ِٔ َْٟۚ
بِطْ
ث ِظ٠ْ َٓ ِ
َّ
ِذ فَمَب َي اٌ
ٰ
جِّٕ١َ
ْ
بٌ
ِ
ُْ ث
زَُٙ
ِجئْ
َه اِطْ
ِء٠ْ ًَ َػْٕ
ۤ
ِٕ ْٟٓ اِ ْس َغا
ٌٓ ١ْ
ِ
ََّل ِس ْذ ٌغ ُِّج
اِ
ْْ ٰ٘ َظآ
ُْ اِ
َو
Dan ingatlah ketika Allah berfirman: “Wahai Isa putra Maryam!
Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu aku
menguatkanmu dengan Rohul Kudus. Engkau dapat berbicara dengan
manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan
ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah,
Taurat dan Injil. Dan ingatlah engkau membentuk dari tanah berupa
burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi
seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah
engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang
berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau
mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizinKu. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan
mereka membunuhmu) di kala engkau mengemukakan kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara
mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” (AlMâidah/5:110).
Pada hari kiamat kelak, terhadap Isa khusus Allah mengingatkan
nikmat-Nya kepadanya, bagaimana besar nikmat Allah kepadanya dan
kepada ibunya. Karena orang-orang Yahudi menuduh Isa lahir ke dunia
karena ibunya mengandung dari hubungan yang jahat dengan seorang
laki-laki, dengan izin Allah, tiba-tiba bercakaplah Al-Masih
membersihkan ibunya, padahal umurnya baru beberapa hari lahir.
Dengan sokongan Ruhul Qudus, yaitu Ruh Suci, nama sebutan
malaikat yang membawa wahyu kepada Rasul, yaitu Malaikat Jibril.67
Sebagai lanjutan ia bercakap-cakap dalam ayunan itu, yaitu untuk
mengisi kewajibannya menyampikan syari‟at Ilahi kepada Bani Israil,
beliau di berikan lancar menulis, membaca, kecerdasan akal, Taurat
Musa, Injil, yaitu wahyu khusus buat beliau sendiri yang berisi hikmah,
ajaran kasih sayang, cinta sesama manusia dan berita selamat datang
nabi akhir zaman yaitu Muhammad. Allah juga mengingatkan Isa
ketika ia hidup, dengan izin Allah ia membentuk tanah menyerupai
burung kemudian ia tiup, tanah itu menjelma menjadi burung dan bisa
terbang.
Dengan izin Allah pula orang buta sejak lahir (Akmaha) dapat
disembuhkan oleh Isa Al-Masih, begitu juga penyakit sopak, cangu,
atau kusta yang kejam itu pada zamannya, dan dengan izin Allah pula
ia menghidupakan orang yang mati. Pada kitab-kitab perjanjian baru
tersebut, beliau menyembuhkan orang buta dan orang berpenyakit
kusta, demikian juga menghidupakan orang mati.68
2. Bibel
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku
menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku
adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan
kehendak Dia yang mengutus Aku. (Injil Yohanes, Pasal 5: 30)69
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia keluar
kampung. Lalu ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya
atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kau lihat sesuatu?” Orang itu
memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat
mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus
meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu
sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga dapat melihat
segala sesuatu dengan jelas. (Injil Markus, Pasal 8: 23-25).70
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada orang
yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan
memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu
Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: Aku mau, jadilah engkau tahir. Seketika itu juga lenyaplah penyakit
kustanya. (Injil Lukas, Psal 5: 12-13).71
Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke
luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak
orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda
itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu ia berkata kepadanya:
“Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia
menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah
orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkan
kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan
Allah sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengahtengah kita,” dan Allah telah melawat umat-Nya. (Injil Lukas, Pasal 7:
12-16)72
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat
peniup-peniup seluring dan orang banyak ribut, berkatalah ia:
“Pergilah, karena anak itu tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka
menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan
memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. (Injil Matius, Pasal
9: 23-35)73
Maka mereka mengangkat batu itu. lalu Yesus mengadahkan
tangan ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucapkan syukur kepadaMu, karena engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau
selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang
berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan sesudah
berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah
ke luar!” orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya
masih terikat dengan kain kapan dan muka tertutup dengan kain peluh.
Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu, dan biarkan ia
pergi.” (Injil Yohanes, Pasal 11: 41-44).74
3. Pendapat Ulama
Pendapat Ibnu Katsir tentang Isa berbicara dengan manusia pada
waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa pada surat Al-Maidah
110 maksudnya adalah, engkau menyeru manusia ke jalan Allah pada
masa kecilmu dan juga masa dewasamu. Kata takallama (berbicara)
mencakup pengertian tad‟u (menyeru), karena mengajak orang bicara
pada masa dewasa itu bukan suatu hal yang aneh.75
Mengenai membuat burung dari tanah, menurut setengah ahli
tafsir, ayat ini hanya menjelaskan kemungkinan yang diberikan Allah
sebagai karunia kepada Al-Masih, tetapi tidak pasti bahwa kesempatan
yang diberikan Allah itu beliau pakai. Dalam tafsir-tafsir sah dari ahliahli tafsir yang besar seumpama Ibnu Abbas dan Ibnu Jarir tidak
terdapat riwayat bahwa kesempatan itu sampai dipakai oleh AlMasih.76
Kata ahli-ahli tasawuf, ruhani yang badan aslinya telah hancur,
sehingga hanya tinggal tulang, tidaklah beliau diberi kesanggupan
untuk mengembalikannya.77
4. Analisis Penulis
Mukjizat yang Allah berikan kepda Isa akan Allah ingatkan lagi
padanya saat hari kiamat bahwa semua yang terjadi atas izinnya, Bibel
pun mengatakan demikian, saat kecil Isa membela kesucian ibunya,
pembelaan ini hanya ada di dalam Al-Quran, di kitab-kitab perjanjian
lama maupun perjanjian baru tidak terdapat, walaupun demikian,
Hamka di dalam Tafsir Al-Azhar mengambil pendapat tentang
pandangan ulama kapan sebenarnya Isa berbicara, walaupaun demikian
tentulah terdapat perbedaan pandangan, hal ini sudah kami jelaskan
pada sub bab Isa berbicara saat bayi membela kesucian ibunya.
Di dalam Al-Quran juga menjelaskan Isa membentuk tanah seperti
burung kemudian dengan izin Allah meniupnya, maka terbanglah
burung itu, Hamka dalam Tafsir Al-Azhar berpendapat bahwa setengah
ahli tafsir ayat ini hanya menjelaskan kemungkinan yang diberikan
Allah sebagai karunia kepada Al-Masih, tetapi tidak pasti bahwa
kesempatan yang diberikan Allah itu beliau pakai. Hal ini mungkin
menjadi celah para Orientalis dan orang Nasrani mengkritik Al-Quran.
Walaupun demikian Al-Quran tetaplah firman Allah yang terjaga
sepanjang zaman, semua yang berlaku pada Isa atas kehendak-Nya,
dibentuk Isa burung tersebut apa tidak, tujuan Allah memahamkan
manusia tentang kekuasaan-Nya.
Bibel tidak mengatakan bahwa salah satu mukjizat Isa bisa
membuat burung, bisa jadi mereka juga mengkritik dengan mengatakan
Al-Quran adalah karangan Muhammad atau ditambah-tambah orang
yang hidup setelahnya. Menurut penulis dan kita yakini bersama bahwa
Al-Quran adalah kitab yang benar, kemurniaan isinya Allah langsung
yang menjaganya, bisa jadi justru di kitab merekalah tidak lengkap
sehingga tidak mencantumkan tentang mukjizat Isa membuat burung
Di Bibel maupun Al-Quran menyebutkan mukjizat Isa tentang
menyembuhkan orang buta, namun Tafsir Al-Azhar menjelaskan yang
dimaskud menyembuhkan orang buta yang difirmankan Allah di dalam
Al-Quran adalah orang yang buta sejak lahir, dengan izin Allah
sembuhlah orang buta tersebut, termasuk menyembuhkan orang yang
kusta, semua atas izin Allah. Namun di Bibel tidak ada mengatakan
dengan seizin Allah, karena menurut mereka Yesus adalah Tuhan,
sehingga tidak perlu meminta izin.
Hamka dalam menjelaskan ayat ini banyak mengutip cerita dari
Bibel, diantaranya Injil Matius, Injil Lukas, dan Yohanes. Seperti yang
diterangkan pada Bab I jika ada dalam Tafsir Al-Azhar ini mengutip
riwayat Isrâîliyyât, maka hanya untuk peringatan saja. Setelah Hamka
paparkan cerita dalam Bibel tentang mukjizat menghidupkan orang
yang mati, Hamka memberi penjelasan yang detail, dari penjalasan itu
terdapat pula kesan, bahwa amat penting mengetahui ajaran asli Isa AlMasih yang diakui dalam Bibel itu sendiri, diantaranya:
Pertama, Injil Lukas menceritakan bahwa setelah anak laki-laki
tunggal itu beliau suruh bangkit dari usungannya, semua orang yang
melihatpun percaya bahwa beliau memang seorang nabi besar.
Tegasnya, bukanlah mereka mengatakan Yesus itu Allah. Kedua, Yesus
sendiri yang mengatakan anak perempuan itu tidak mati, tetapi tidur
saja atau pingsan yang disangka oleh ayahnya sudah mati. Ketiga,
dalam kisah Lazarus yang telah di kubur empat hari sehingga mayatnya
sudah hendak busuk, Yesus berdoa kepada Allah agar dia (Lazarus)
dihidupkan kembali. Permohonan Yesus dikabulkan Allah, Lazarus pun
hidup. Ini sesuai dengan yang dikatakan Al-Quran: Dengan izin Allah!
Jadi bukan Yesus yang menghidupkan dengan kehendaknya, melainkan
dengan kehendak Allah.78
Kalau Isa menghidupkan kembali orang yang sudah mati dengan
izin Allah, namun tetap dengan keterbatasan, yaitu dijelaskan dalam
Tafsir Al-Azhar, orang yang belum hancur jasadnya, lantas lihatlah keKuasaan Allah yang menciptakan manusia hanya setets air dengan izinNya menjadi manusia, dari tanah menjadi manusia, lebih hebat bukan?
F. Kedudukan Isa a.s
1. Isa Hamba Allah dan Rasul-Nya
a. Tafsir Al-Azhar
ِء٠ْ ًَ
ۤ
جَِٕ ْٟٓ اِ ْس َغا
ِّ
َِضَ اّل ٌ
ُٰٗ
ٕ
ْ
١ْ ِٗ َٚ َج َؼٍ
َؼَّْٕب َػٍَ
ََّل َػْجٌض أَْ
َٛ اِ
اِ ٘٣ ْْ ُ٘
Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan
nikmat (kenabian) kepadanya dan Kami jadikan dia sebagai contoh
bagi Bani Israil. (Az-Zukhruf/43:59)
Isa tidaklah dalam golongan manusia atau berhala yang akan
dimasukkan ke neraka lantaran dia disembah dan dipertuhankan.
Selama dia hidup, dia tidak pernah mengajak manusia supaya
menyembah pula kepadanya seperti menyembah Allah. Dia adalah
hamba Allah bukan anak-Nya. Dia diberi nikmat kenabian dan
menjadi contoh yang baik bagi Bani Israil tentang keluhuran budi
dan ketaatan kepada Allah.79
َٛ َعثِّ ْٟ َٚ َعثُّ ُىُْ فَب ْػجُ ُض
ُ٘ َ
اِ ُِّ ْسزَمِ ٌُ١ْ َّْ ّّللا ٰ
ٰ٘ َظا ِط َغاؽٌ
ٙٗ ُْٖٚ
Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu
sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf/43:64)
Ayat ini menjelaskan bahwa Isa Al-Masih, seperti juga rasulrasul yang lain, mengajak dan memimpin kaumnya agar hanya
menyembah Allah yang tunggal. Tidak pernah beliau mengajarkan
bahwa beliaupun Tuhan pula, selain Allah. Setelah beliau meninggal
dunia, barulah masuk ajarn-ajaran lain yang tidak berasal dari
tauhid, yang diputuskan oleh rapat-rapat pendeta, itupun dalam
perselisihan pula.80
b. Bibel
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, ia berumur kira-kira
tiga puluh tahun.” (Injil Lukas, Pasal 3: 23).81
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang
hilang dari umat Israel” (Injil Matius, Pasal 12: 24)82
Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang aku
mengutus kamu”. (Injil Yohanes, Pasal 20: 21)83
Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia
sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Injil Yohanes, Pasal
5: 24).
84
c. Pendapat Ulama
Quraish Shihab menjelaskan, Nabi Isa tegaskan sekali lagi
dengan pernyataan bahwa Allah adalah Tuhan beliau dan hanya
kepada Allah semata-mata ibadah harus ditujukan. Bahkan, di sini
beliau mendahulukan penyebutan dirinya yaitu kata: Rabbi/Tuhanku
sebagai yang juga mempertuhankan Allah, baru setelah itu
menyebut kaumnya pada kata Rabbukum. Dengan demikian,
tertutup secara dini, kesan tentang ketuhanan beliau.85
d. Analisis Penulis
Quran tidak tidak menyebutkan sejak kapan Isa Al-Masih
bertugas sebagai rasul dan bagaimana, sama dengan terhadap para
rasul dan nabi yang lain. Tetapi di dalam Bibel pada Injil Lukas
dikatakan, “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, ia berumur kirakira tiga puluh tahun.” (Injil Lukas, Pasal 3: 23).
86
Dalam sejarah bahwa menetapkan Isa sebagai satu di antara tiga
Tuhan atau bahwa dia anak tunggal Tuhan, baru dijadikan keputusan
oleh rapat pendeta Nasrani setelah dia meninggal.87 Isa hanyalah
seorang Rasul, dan tidak pernah sekali-kali ia mengaku sebagai
Tuhan, hal ini banyak dinyatakan dalam Injil.88
Isa tidak pernah menyuruh manusia untuk menyembahnya
selama hidupnya, Allah pun menanyakan kepada Isa untuk
menjadikan pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahnya,
bahwa Isa saja tidak pernah menyuruh orang untuk menyembahnya,
… “Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang
bukan hakku. Jika aku pernah mengtakannya tentulah Engkau telah
mengetahuinya. Engkau mengtehui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah
Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.” (Al-Mâidah/5: 116)
Tafsir Al-Azhar menjelaskan, bahwa Isa sama seperti Rasul dan
Nabi yang lain, yaitu menyembah Allah Yang Esa, di Bibel pun
banyak yang mendukung demikian, dan perlu kita ketahui bahwa
sesungguhnya Tuhan tidak butuh makan layaknya manusia, karena
makan adalah cara makhluk untuk bertahan hidup, sedangkan Isa
juga makan seperti manusia lainnya, Al-Quran pun menjelaskan
pada surat Al-Mâidah ayat 75.
2. Jangan Katakan Allah Itu 3 Tetapi Ia Tuhan Yang Maha Esa
a. Tafsir Al-Azhar
َ
َّْ ّّللا ٰ
ْٓٛ ا اِ
ُ
ِظ٠ْ َٓ لَبٌ
َّ
َغ اٌ
ٌ زَُٙ ْٛا َػ َّّب َمَ ْض َوفَ
َْٕ٠ ُْ
َّ
ٌ ْْ
ٌٗ َّٚا ِدٌض َٚاِ
ٰ
ََّلٓ اٌِ
ٗ اِ
ٰ
َٚ َِب ِِ ْٓ اٌِ
خَۘ
ضَ
ٰ
ٍ
ُش صَ
صَبٌِ
ٌُ١ْ ٌِ
ُْ َػَظا ٌة اَ
ِظ٠ْ َٓ َوفَ ُغ ْٚا ُِِْٕٙ
َّ
َّ َّس َّٓ اٌ
َ١ٌَ َْ ْٛ
ُ
ٌْٛ
َ٠م ٦ٖ ُ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah
adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang
kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. (AlMaidah/5:73)
Mengatakan bahwa Allah itu adalah tiga. Yaitu Allah Bapa,
Allah putra dan Ruhul Qudus, adalah memecah kesatuan Allah.
Tegasnya, tidak percaya lagi bahwa Allah itu Esa adanya. Telah tiga
kali dikatakan kesalahan kepercayaan itu, pertama di Surat An-Nisa
ayat 171, di sini disalahkan lagi bahwa Allah itu adalah tiga dari
yang tiga, kemudian kepercayaan orang Nasrani setelah Al-Masih
wafat. Padahal di dalam catatan yang mereka sebutkan injil itu
masih terdapat kalimat-kalimat Al-Masih sendiri yang menyatakan
bahwa Allah itu satu, dan dia sendiri bukanlah Allah. Kepercayaan
ini tidak pernah diajarkan Al-Masih. Baru timbul kemudian setelah
dia meninggal dunia
Kepercayaan Trimurti atau Trinitas ini adalah kepercayaan
kemasukan dari luar. Yaitu kemasukan ajaran agama Brahma yang
juga berdasarkan Trimurti. Agama Budha ada pula kepercayaan
bahwa Budha itu adalah Tuhan dalam tiga oknum. Dan dalam
Agama Tao (Agama Tiongkok).89
Trimurti inipun terdapat dalam kepercayaan Mesir Kuno,
perkataan Kalimah atau Kalam yang dimkasud oleh orang Kristen
ialah Al-Masih, rupanya telah terdapat lebih dahulu dalam
kepercayaan Mesir kuno.
Maka pokok ajaran Al-Masih sebenarnya sebagaimana terdapat
pada Injil Yahya 17: 3, tersebut juga pada Injil Markus 12: 29 dan
Injil Markus 12: 32, inilah Ajaran sebenarnya yaitu Allah tuhan
Yang Esa. Alangkah baiknya jika kita semuanya sama-sama kembali
ke sana. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan,
pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab
yang pedih. (Al-Mâidah/5:73).
90
b. Bibel
Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah
Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. (Ulangan, Pasal 4: 35).
91
Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. (Injil Lukas, Pasal 12:
29)
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia Esa, dan bahwa tidak ada yang lain
kecuali Dia. (Injil Lukas, Pasal 12: 32)93
Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Injil Matius, Pasal 4: 10)94
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal
Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus
yang telah Engkau utus. (Injil Yohanes, Pasal 17: 3).
95
c. Pendapat Ulama
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaziri menjelaskan dalam Tafsirnya,
konteks ayat ini masih menjelaskan tentang kekufuran orang-orang
Nasrani. Pada ayat pertama disebutkan tentang kekufuran itu bagi
orang yang mengatakan bahwa Allah itu Al-Masih binti Maryam,
dalam konteks ini sudah dinyatakan kafir orang yang mengatakan
bahwa Allah itu oknum ketiga (Trinitas).96
Al-Maraghi menjelaskan, sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan, bahwa Allah pencipta langit dan bumi, serta apa
yang ada diantara keduanya itu adalah salah satu dari tiga oknum,
dikalangan umat Nasrani sendiri ada tiga paham yang berbeda,
bahkan angkatan terakhir umat Nasrani mengatakan adanya tiga
oknum, dan bahwa masing-masing ketiganya adalah sama dengan
lainnya.
97
d. Analisis Penulis
Keyakinan bahwa Isa adalah Tuhan sebagaimana yang
dipercayai sebagian kaum Nasrani sebenarnya bertentangan dengan
doktrin Injil itu sendiri. Karena banyak dalam Injil tentang keesaan
Allah Tuhan Yang Maha Esa.98
Inilah pokok persatuan ketiga pemeluk agama, yang pertama
dinamai orang Yahudi, yang kedua Nasrani, dan yang ketiga tetap
memakai nama lama yaitu menyerahkan diri (Islam) kepada yang
Maha Esa itu. Bukan Al-Quran yang menuduh mereka kafir dan
tidak akan masuk surga atas kehendak Nabi Muhammad SAW saja,
melainkan firman Allah yang dapat disesuaikan dengan ucapan asli
Al-Masih sendiri. Bahwa memungkiri keesaan Allah adalah satu
kepercayaan yang akan menjauhkan manusia daripada hidup yang
kekal.99
Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa perkataan
bahwa Allah itu tiga telah dibantah, baik pada surat An-Nisa ayat
117 dan surat Al-Maidah ayat 73, juga pengakuan dalam Bibel
sendiri mengatakan bahwa Allah itu Esa. Kepercayaan yang tentang
trinitas tersebut datang setelah dia meninggal dunia.
Hamka juga mengatakan, setelah dipelajari perbandingan
agama, bahwa pengertian trinitas ini adalah kepercayaan yang
masuk dari luar seperti ajaran Brahma, Budha, Tao bahkan Mesir
Kuno. Sedangkan pokok ajaran Al-Masih sendiri masih tercantum di
dalam Injil sampai sekarang. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar juga tak
lupa mencantumkan ayat-ayat dalam Injil pokok ajaran Al-Masih
yang sebenarnya masih sejalan dengan Al-Quran bahwa Allah itu
Esa.
G.Wafat (Isa Tidak Dibunuh dan Tidak Disalib)
1. Tafsir Al-Azhar
ِى ْٓ
ٰ
ُْٖٛ َٚ َِب َطٍَجُ ُْٖٛ ٌَٚ
ُ
َٚ َِب لَزٍَ
َِۚ
َ َع ُس ْٛ َي ّّللا ٰ
َّ ِس١ْ َخ ِػ١ْ َسٝ اْث َٓ َِ ْغَُ٠
ْ
َٕب اٌ
ْ
ب لَزٍَ
ُش َّٚلَ جَِّٗ ٌِْٛ ُِْٙ أَِّ
ِّٓ
ََّل ارِّجَب َع اٌظَّ
ُ اِ
ْ
ِ ٖٗ ِِ ْٓ ِػٍ
ُْ ث
َِب ٌَُٙ
ْٛا فِ ١ْ ِٗ ٌَفِ ْٟ َش ٍّه ُِِّْٕٗ
ِظ٠ْ َٓ ا ْسزٍََفُ
َّ
َّْ اٌ
َٚاِ
ُْ
َُٙ َۙ ٌ
ْۢ
ُْٖٛ َ٠مِ ٕ١ْاب
ُ
َٚ َِب لَزٍَ
اّب
١ْ ِٗ َٚ َوب َْ ّّللا ٰ ٔ٘٦ ُ َػ ِؼ٠ْ اؼا َد ِى١ْ
ُ اٌَِ
ّّللا ٰ
َؼُٗ
ثَ ٔ٘١ ًْ َّعفَ
157. dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya
kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,”
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan
Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang
(pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh
itu. Mereka benar-benar tidak tau (siapa sebenarnya yang dibunuh
itu), melainkan mengikuti perasangka belaka, jadi mereka tidak yakin
telah membunuhnya. 158. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke
kehadirat-Nya. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (An-Nisâ/4:157-
158)
Orang Yahudi membanggakan bahwa mereka telah membunuh Isa
anak Maryam, yaitu Rasul Allah yang telah diutus Tuhan untuk
mengembalikan mereka kepada isi Turat yang sejati sebab Nabi Isa
sendiri adalah dilahirkan oleh Maryam keturunan Bani Israil.
Di dalam ayat ini disebutkan kemulian Nabi Isa Al-Masih, yaitu
Rasul Allah, Sebagai tekanan firman Allah kepada Nabi Muhammad
SAW tentang kejahatan mereka. Jadi kata-kata Rasul Allah dalam ayat
ini bukanlah rentetan kata orang Yahudi, melainkan Allah
menunjukkan kejahatan mereka, mereka bangga sebab telah berusaha
membunuh seorang utusan Allah. Kebanggaan yang palsu itu telah
dibantah Allah dalam firman-Nya.100
Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain, lalu
ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu
bahwa orang lain itulah Isa. Orang-orang ahli kitab pun telah berselisih
paham tentang siapa yang mati terbunuh dan tersalib itu.
Dalam ayat ini disebut kalimat Syak. Menurut Ilmu Manthiq
(logika), syak berati ragu-ragu atau bimbang dalam menghadapi di
antara dua soal, antara ada dan tidaknya, tidak dapat memastikan ke
mana beratnya. Kepada ada atau tidak ada, tetapi dalam pemakaian
bahasa Arab, sama artinya dengan Jahil.
Di sini dinyatakan bahwa pengetahuan pasti mereka tentang hal itu
tidak ada. Yang ada hanya sangka-sangka. Sangka-sangka menjadi arti
dari zhan yang termaktub dalam ayat ini. Salah satu yang menyebabkan
timbulnya sangka-sangka itu ialah setelah membaca keteranganketerangan dari penulis-penulis kitab yang mereka namai Injil, yang
dikarang oleh empat orang, yaitu Matuis, Markus, Lukas dan Yohanes.
Dan keempat orang yang menulis itu tidak seorangpun yang hadir
ketika hal itu terjadi. Bila keempat Injil itu kita baca, terdapat
kenyataan bahwa susunan mereka berbeda-beda.101
Injil yang empat mengatakan bahwa yang menyerahkan kepada
imam-imam Yahudi itu ialah Yahuda (Yudas) Iscariot. Ketika
mengajak menangkap itu si Yudas memberi tanda, kalau nanti bertemu,
lalu si Yudas mencium orang itu, maka itulah Isa. Ini saja sudah bukti
tertulis bahwa tantara-tentara yang akan menangkapnya itu, tidak ada
yang tahu pasti mana yang dia.
Bahkan dalam riwayat-riwayat yang dinukil oleh ahli-ahli tafsir
Islam sendiri, dalam menafsirkan ayat ini pun masih tampak gambaran
syak dan kebimbangan, sebab mereka menerima riwayat dari orang
Yahudi dan Nasrani yang baru masuk Islam, Ibnu jarir menyatakan
bahwa rupa Isa di samakan dengan Yahuda (Yudas) sehingga dia yang
ditangkap dan di salib. Satu lagi riwayat, isa bertanya siapa yang sudi
mengorbankan diri untuk menggantikan dirinya, maka pemuda itulah
yang memberikan dirinya saat tentara romawi datang ketika senja
sehingga muka manusia tidak jelas lagi.
Inilah riwayat yang dirawikan oleh Sa‟id bin Jubair dari Ibnu
Abbas. Adapun riwayat-riwayat ini diterima oleh sahabat-sahabat
Rasulullah dan penafsir sesudahnya ialah orang-orang Ahlul Kitab
yang masuk Islam, di antaranya Wahab bin Munabbih.
(Tafsir An-Nisâ/4:158). Kalimat bal yang berarti bahkan, di sini
digunakan sebagai bantahan kepada perasangka mereka yang salah itu
lalu memberikan kepastian bahwasannya Isa Al-Masih tidak mati di
kayu salib. Melainkan Allah telah mengangkatnya kepada-Nya.
Setengah mufasir berpendapat Isa telah diangkat ke sisi-Nya di langit,
sekarang dia ada di sana, setengah lagi berpendapat Allah memelihara
Hambanya yang mulia itu Isa Al-Masih sehingga mengangkatnya jauh
lebih suci dari tangan orang jahat.102
Sebab itu, datanglah penafsiran yang lebih dekat kepada paham
kita dari Imam Ar-Razi. Beliau berkata,” Dia telah diangakat Allah
kepada-Nya,” ialah ke tempat kemuliaan Allah. Ke tempat bagi seorang
rasul dan nabi Allah
Kemudian juga terdapat beberapa Hadits Ahad mengatakan Nabi
Isa akan turun kembali dari langit, untuk memecahkan kayu salib yang
dipuja orang Nasrani dan membunuh babi. Maka orang yang berpegang
kepada paham dan tafsir bahwa Nabi Isa telah diangkat Allah ke tempat
lain, bukan ke langit, terbagi dua dalam penerimaan hadits-hadits Nabi
Isa akan turun. Setengahnya berpendapat dengan tegas saja, bahwa
hadits-hadits Ahad semacam ini tidaklah wajib dijadikan aqidah
(kepercayaan), kalaupun tidak dipakai tidak salah dan tidak keluar dari
Islam.
104
2. Bibel
Ketika hari siang, ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya,
lalu memilih di antara mereka dua belas orang, yang disebut- nya rasul:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas,
Yakobus anak Al-Feus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas
anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi
pengkhianat. (Injil Lukas, Pasal 6: 13-16).
105
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang
bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa
yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia
kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk
menyerahkan Yesus. (Injil Matius: Pasal 26: 14-16).
106
Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini
kepada mereka: “Orang yang kan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia
dan bawalah Dia dengan selamat.” Dan ketika ia sampai di situ ia
segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Rabi,” lalu mencium
Dia. Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. (Injil
Markus: Pasal 14: 44-46).
107
Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawanya
menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli
Taurat dan tua-tua. (Injil Matius, Pasal 26: 57).
108
Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia,
berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada
mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati
kesalahan apapun pada-Nya. (Injil Yohanes, Pasal 19: 6).
109
Sambil memikul salib-Nya Ia pergi keluar ke tempat yang bernama
Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia
disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua
orang lain, sebelah menyebelah, Yesus ditengah-tengah. (Injil Yohanes,
Pasal 19: 17-18).
110
Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan
meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak
bersinar. Dan tabir bait suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan
suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku.”
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Injil
Lukas, Pasal 23: 44-46.)111
Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang
muda yang memakai jubah putih di sebelah kanan. Merekapun sangat
terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut!
Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang di salibkan itu. Ia telah
bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka
membaringkan Dia. (Injil Markus, Pasal 16: 5-6).
112
3. Pendapat Ulama
Syaikh Asy-Syankiti mengatakan, sebagian ulama berkata
maksudnya Allah telah mengangkat Isa ketika dia sedang tidur seperti
itu, penafsiran ini telah diperkuat oleh ayat-ayat yang menggunakan
kata “wafat” untuk menunjukkan arti “tidur”. Seperti Firman Allah: َٛ
َُ٘ٚ
ِظٞ
َّ
ًِ اٌ ...
١ْ
َّ
بٌٍ
ِ
ب ُوُْ ث
َٛفَّ
َزَ٠” Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari” …
(Al-An‟âm/6:60).113
Syaikh Mustafa Al-Maraghi berkata, Jelaslah bahwa Allah
mewafatkan dan mematikannya dan mengangkatnya, zahirlah (nyata)
dengan diangkatnya sesudah wafat itu, yaitu diangkat derajatnya di sisi
Allah, sebagaimana Idris a.s dikatakan Allah, “Dan Kami angkat dia ke
tempat yang tinggi”. Dan inipun jelas pula, yang jadi pendapat setengah
ulama-ulama Muslimin, bahwa beliau diwafatkan Allah, wafat yang
biasa, kemudian diangkat derajatnya. Maka, diapun hiduplah dalam
kehidupan ruhani, sebagaimana hidupnya orang-orang yang mati
syahid dan kehidupan nabi-nabi yang lain juga.114 Al-Alusi, Syaikh
Syaltout, Syaikh Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridha sependapat
dengan Syaikh Mustafa Al-Maraghi.
4. Analisis Penulis
Banyak sekali cerita yang bertentangan antara Al-Quran dan bibel
dalam kisah pembunuhan dan penyaliban Yesus, Yesus di kubur, Yesus
bangkit. Bahkan di Tafsir Al-Azhar pun terkandung ada riwayat
Isrâîliyyât di dalamnya, namun Hamka mengutip pendapat ulama dan
menjelaskannya sumbernya dari mana. Di dalam Al-Quran Isa
merupakan Rasul yang di utus Allah kepada kaumnya, namun Bibel
dari awal sudah menceritakan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang
merupakan Allah itu sendiri, satu dari tiga okmun.
Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa kalimat Syubbiha berarti
diserupakan, orang Yahudi berbangga telah membunuh Isa, namun
sebenarnya tidak kena mengenai dengan kejadian sebenarnya. Dan di
dalam diri mereka terdapat keragu-raguan dan menyangka-nyangka
saja. Ketika mengajak menangkap itu si Yudas memberi tanda, kalau
kalau nanti bertemu lalu si Yudas mencium orang itu, maka itulah Isa.
Ini saja sudah bukti tertulis bahwa tantara-tentara yang akan
menangkapnya itu, tidak ada yang tau pasti mana dia.115
Di dalam Bibel mengatakan bahwa Yudas termasuk Rasulnya,
muridnya, yang kemudian berkhianat. Perlu kita ketahui bersama,
bagaimana mungkin seorang pilihan Tuhan, Rasul utusan Tuhan
berkhianat kepada Tuhan, dan bagaimana mungkin Tuhan salah pilih
Rasul. Hamka menjelaskan dalam Tafsir Al-Azhar bahwa Injil yang
empat mengatakan yang menyerahkan Yesus kepada imam Yahudi
yaitu Yudas Iskariot.
Di dalam Al-Quran membantah dengan jelas tentang Isa dibunuh
dan disalib. Tafsir Al-Azhar sendiri banyak mengutip pendapat ulama
Tafsir kontemporer untuk memperkuat penjelasan tentang kalimat
mutawaffika dan rafi‟uka, yang akhirnya Hamka lebih condong
terhadap pendapat Ar-Razi. Dan sejalan dengan pendapat Al-Alusi, Syaikh Syaltout, Syaikh Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridha,
Syaikh Mustafa Al-Maraghi
Bibel terus menjelaskan, bagaimana kelakuan murid penghianat itu
untuk menyerahkan Isa, kemudian bagaimana Isa dibawa ke mahkamah
agama, diputuskanlah Yesus harus dihukum di salib, kemudian bangkit
lagi dan menghadap ke Bapa. Yang semua ini di bantah oleh Al-Quran.
Al-Quran memang tidak membahas secara terperinci bagaimana
proses penyerupaan dan kenaikan Isa, sehingga persoalan ini kerap kali
menjadi bahan kontroversi di kalangan umat Islam. Umpamanya, masih
diperselisihkan apakah yang diserupakan dengannya itu kemudian
dibunuh oleh orang-orang Yahudi, hanya satu orang atau semua
sahabat Nabi Isa yang ketika kejadian itu berlangsung berada satu
rumah dengannya. Bila ada uraian tentang itu, sudah dipastikan berasal
dari riwayat Isrâîliyyât.
116
Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang peristiwa Isa mati
atau tidak oleh Allah, diangkat ke mana, siapa yang diserupakan
wajahnya, dan apakah akan diturunkan lagi. Yang jelas dengan tegas
Al-Quran menjelaskan tidaklah mereka membunuh Isa Al-Masih anak
Maryam dengan keyakinan yang pasti, sebab mereka tidak mengetahui
dengan pasti bahwa yang terbunuh itu Isa Al-Masih. Memang ada yang
terbunuh, tetapi yang pasti bukanlah Nabi Isa.117
Penulis mengambil kesimpulan itu semua, bahwa yang paling
penting dari semua penjelasan tersebut adalah isa tidak dibunuh dan
disalib. Bolehlah kita berbeda pendapat tentang siapa yang
diserupakan, Isa diangkat dengan ruh dan jasad atau dimatikan Allah,
maka ambillah satu pendapat dan jika ada perbedaan dengan yang lain tidaklah dihukumi keluar dari Islam. dan yang perlu kita yakini
bersama sekali lagi bahwa Isa tidak dibunuh dan disalib, dan ayat AlQuran diturunkan menjadi salah satu petunjuk kebenaran bagi
penyimpangan manusia. Maha Suci Allah yang Maha Hidup, dan tidak
menyerupai makhluk-Nya
Dari semua paparan yang penulis jelaskan tentang Isrâîliyyât dalam
Al-Quran (Studi Komparatif Kisah Isa a.s antara Tafsir Al-Azhar dan
Bibel), maka dapat kita tarik kesimpulan.
Seperti yang kita ketahui bahwa ada beberapa pengertian dari istilah
Isrâîliyyât yang dikemukakan para pakar Al-Quran dan tafsir, di
antaranya:
1. Kisah atau peristiwa yang diriwayatkan dari Bani Israil.
2. Kisah-kisah yang dikutip dari sumber agama Yahudi, Nasrani dan
agama-agama lainnya (Taurat, Injil, Talmud, dan kitab-kitab suci
lainnya).
3. Semua kepercayaan dan cerita atau dongeng non Islam, baik yang
disisipkan orang Yahudi dan Nasrani atau yang lainnya ke dalam
agama Islam sejak abad pertama Hijriah.
4. Cerita-cerita yang dinukil dari Ahli Kitab selain yang terdapat dalam
Al-Quran dan Hadits Nabi SAW.
Isrâîliyyât terdapat beberapa bagian, diterima jika sejalan dengan
syariat Islam, ditolak jika bertentangan dan didiamkan jika tidak diketahui
kebenarannya atau kedustaanya, maka Tafsir Al-Azharpun tidak terlepas
dari Isrâîliyyât, namun sangat sedikit kita jumpai riwayat-riwayat
Isrâîliyyât dalam Tafsir Al-Azhar, jika terdapat pun hanya untuk
peringatan saja dan Hamka sangat berhati-hati, ada di sebagian penafsiran
tentang Nabi Isa yang Hamka tulis dengan mengutip Bibel untuk
mendukung bahwa ajaran mereka sebenarnya sama dengan tujuan Nabi
Isa diutus Allah, yaitu meng-Esakan Allah, juga ditambah pula penjelasan-penjelasan Hamka di dalamnya yang bertentangan atau sejalan di
dalamnya, Misalnya tentang kehamilan Maryam sang wanita suci, Isa
menyembuhkan orang buta dan kusta, Isa menghidupkan orang mati,
mereka mengatakan bahwa Isa itu oknum dari yang tiga, Isa tidak dibunuh
dan di salib.





.jpeg)





