tanpa aplikasi apapun,
dan memusuhi Islam sebab ingin memadamkannya, kecuali Abdullah bin Salam dan Mukhairiq.
Abdullah bin Salam Masuk Islam
Ibnu Ishaq berkata: Di antara kisah Abdullah bin Salam, sebagaimana dikatakan oleh sebagian
keluarganya kepadaku dan tentang masuk Islamnya. Dia rabi dan ulama. Abdullah bin Salam berkata:
Tatkala aku mendengar kemunculan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, aku pun mengetahui
tanda-tanda beliau dan namanya. Aku sembunyikan hal ini dan tidak mendiskusikannya dengan
siapapun hingga beliau tiba di Madinah. Saat itu, aku bekerja di atas pohon kurma, dan bibiku,
Khalidah binti Al-Harits duduk di bawahku, saat Rasulullah singgah di Quba' di Bani Amr bin Auf,
seseorang datang memberi tahu kedatangan beliau, aku segera bertakbir. saat bibiku mendengar
pekikan takbirku, ia berkata kepadaku: "Usahamu akan sia-sia! Demi Allah, jika engkau mendengar
kedatangan Musa bin Imran, engkau pasti akan kecewa dengan Nabi baru ini !" Aku katakan
kepada bibiku: "Bibi, demi Allah, beliau (Rasulullah) yaitu saudara Musa bin Imran, seagama
dengannya, dan diutus dengan membawa ajaran yang sama dengan Musa bin Imran." Bibiku berkata:
"Hai keponakanku, apakah dia nabi yang di janjikan kepada kita bahwa dia akan diutus pada era
sekarang ini?" Aku menjawab: "Ya." Bibiku berkata: "Kalau begitu, pasti dialah nabi itu." sesudah itu
aku menghadap Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan menyatakan diri masuk Islam di hadapan
beliau. sesudah masuk Islam, aku pulang ke rumah dan menyeru keluargaku masuk Islam, mereka pun
masuk Islam.
Dia berkata: Aku sembunyikan keislamanku dari orang-orang Yahudi. Aku menemui Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan lagi berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, Sebetulnya orang-
orang Yahudi yaitu kaum yang pandai membuat dusta dan bersilat lidah. Aku ingin engkau
menyembunyikanku di sebagian rumahmu dan merahasiakanku dari mereka. Sesudah itu, engkau
berdiskusi dengan mereka tentang diriku hingga mereka menjelaskan kepadamu bagaimana
kedudukanku di mata mereka sebelum mereka mengetahui keislamanku. Jika mereka mengetahui
keislamanku, mereka pasti mendustakanku dan mencelaku. "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
menyembunyikanku di salah satu rumah beliau dan pada saat yang sama orang-orang Yahudi masuk
menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berdiskusi dengan beliau dan bertanya
kepada beliau. sesudah itu, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada mereka,
"Bagaimana kedudukan Al-Hushaini bin Salam di tengah kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab, "la
pemimpin kami dan anak pemimpin kami. Ia seorang rabi dan ulama kami. "Usai mereka bersaksi
dihadapan Rasulullah, aku langsung keluar menemui mereka, dan aku berkata kepada mereka, "Hai
kaumku, bertakwalah kalian kepada Allah, dan terimalah apa yang telah datang kepada kalian. Demi
Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau utusan Allah. Kalian mendapatkan beliau tertulis di dalam
Kitab Taurat lengkap dengan nama, dan sifat- sifat beliau. Sebetulnya aku bersaksi bahwa beliau
yaitu utusan Allah, mengimaminya, membenarkannya, dan mengenalnya." Mereka berkata: "Engkau
sedang mengigau." Lalu mereka pun mencaci-makiku. Aku berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam, "Wahai Rasulullah, sekarang engkau lihat sendiri bagaimana watak asli mereka yang suka
mengingkari kedatangan Nabi?' Aku tetap terbuka dengan keislamanku dan keislaman keluargaku.
Bibiku, Khalidah binti Al-Harits juga masuk islam dengan keislaman yang baik.
Kesaksian Shafiyyah tentang Kebandelan Orang-orang Yahudi
Ibnu Ishaq menuturkan: Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazir berkata kepadaku,
ia berkata aku diberi tahu dari Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab bahwa Shafiyyah berkata: "Aku
merupakan anak yang paling dicintai oleh ayah dan pamanku Abu Yasir. jika aku betemu dengan
mereka yang sedang membawa anak-anak mereka pasti keduanya membawaku bersama anak-anak
mereka. saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, dan singgah di Quba' di Bani
Amr bin Auf, ayahku Huyay bin Akhthab, dan pamanku, Abu Yasir bin Akhthab menghampiri beliau
saat menjelang Shubuh dan mereka berdua tidak pulang ke rumah hingga matahari terbenam. sesudah
matahari terbenam, keduanya tiba dengan kondisi malas dan lemas, bingung dan berjalan lunglai. Aku
berusaha menyenangkan keduanya sebagaimana biasa aku lakukan. Demi Allah, tak seorang pun dari
keduanya menoleh kepadaku, ada perasaan gelisah pada diri mereka berdua. Aku mendengar
pamanku, Abu Yasir berkata kepada ayahku, Huyay bin Akhthab: "Apakah memang dia (Rasulullah)?"
Ayahku menjawab: "Ya betul, demi Allah." Pamanku, Abu Yasir bertanya kepada ayahku: "Apakah
engkau mengetahuinya dan bisa memastikannya?" Ayahku menjawab: "Ya. '" Pamanku, Abu Yasir
bertanya kepada ayahku: "Bagaimana perasaanmu terhadapnya?" Ayahku menjawab: "Demi Allah,
aku senantiasa memusuhinya selama aku hidup."
Orang-orang Munafik yang Bersekongkol dengan Yahudi dari Munafik Anshar
Ibnu Ishaq berkata: Inilah nama deretan orang-orang munafik dari Al-Aus dan Al-Khazraj yang
bergabung dengan orang-orang Yahudi. Wallahu a lam.
Dari Al-Aus, lalu dari Bani Amr bin Auf bin Malik bin Al-Aus, lalu dari Bani Lawdzan bin
Amr bin Auf ialah Zuwai bin Al-Harits.
Dari Bani Habib bin Amr bin Auf yaitu sebagai berikut:
Julas bin Suwaid bin Ash-Shamit. Dialah yang berkata — ia termasuk orang yang tidak ikut serta
berangkat ke Perang Tabuk bersama Rasulullah: "Jika orang ini (Rasulullah) memang benar, kita pasti
lebih buruk daripada keledai." Ucapannya ini disampaikan Umair bin Sa'ad kepada Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam. saat itu, Umair bin Sa'ad berada dalam asuhan Julas. Julas mengasuh
Umair bin Sa'ad menggantikan ibunya sesudah sebelumnya Umair bin Sa'ad diasuh ayahnya. Umair bin
Sa'ad berkata kepada Julas: "Wahai Julas, demi Allah, engkau orang yang paling aku cintai, orang yang
paling baik dan dermawan bagiku, dan aku berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak baik terhadapmu.
Sungguh engkau telah berucap; jika aku membeberkannya, engkau akan dijelek-jelekkan. Namun bila
aku menyembunyikannya, maka itu akan merusak agamaku. Salah satu dari kedua pilihan itu mudah
bagiku dari yang lainnya. sesudah itu, Umair bin Sa'ad pergi menghadap Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam dan melaporkan apa yang dikatakan Julas. Julas bersumpah pun dengan nama Allah di
hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: "Sungguh Umair berkata dusta,
dan aku tidak mengatakan apa yang dilaporkan
Umair bin Sa'ad." lalu Allah Subhanahu wa Taala menurunkan ayat tentang Julas ini:
Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan
(sesuatu yang menyakitimu). Sebetulnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan
telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan
mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali sebab Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan
karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu yaitu lebih baik bagi mereka, dan jika
mereka berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan di
akhirat; dan mereka sekali-kali tidak memiliki pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.
" (QS. at-Taubah: 74).
Ibnu Hisyam berkata: Firman Allah: 'Al-Alim artinya sangat pedih dan menyakitkan.
Ibnu Ishaq berkata: Para ulama menyatakan, bahwa Julas bertobat dan tobat serta keislamannya baik.
Lainnya yaitu saudara Julas, Al-Harits bin Suwaid yang membunuh Al-Mujadzdzar bin Dziyad Al-
Balawi dan Qais bin Zaid salah seorang Bani Dhabi'ah di Perang Uhud. Al-Harits yaitu orang munafik.
Pada saat kaum Muslimin dan orang-orang Quraisy bertemu di medan Uhud, Al-Harits menyerang Al-
Mujadzdzar bin Dziyad dan Qais bin Zaid. sesudah ia berhasil menghabisi nyawa keduanya keduanya,
ia pun lalu bergabung dengan pasukan Quraisy.
Ibnu Hisyam berkata: "Al-Mujadzdzar bin Dziyad sebelumnya membunuh Suwaid bin Shamit pada
sebuah perang yang terjadi antara Al-Aus melawan Al-Khazraj. Pada Perang Uhud, Al-Harits bin Suwaid
mencari kelengahan Al-Mujadzdzar bin Dziyad untuk dibunuh sebagai bentuk balas dendam atas
kematian ayahnya, dan ia pun membunuhnya. Pendapat ini dikatakan tidak hanya oleh seorang ulama.
Bukti bahwa Al-Harits bin Suwaid tidak membunuh Qais bin Zaid ialah bahwa Ibnu Ishaq tidak
memasukkan Qais bin Zaid dalam daftar orang yang terbunuh di Perang Uhud.
Ibnu Ishaq berkata: Suwaid bin Shamit membunuh Muadz bin Afra' saat ia lengah dan bukan di
medan perang. Suwaid bin Shamit memanah Muadz bin Afra' dan membuatnya meninggal dunia
sebelum Perang Buats.
Ibnu Ishaq berkata: Menurut penuturan para pakar, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
memerintah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu untuk membunuh Al-Harits bin Suwaid bila
bertemu dengannya, namun dia tidak bertemu dengannya. Al-Harits bin Suwaid tinggal di Makkah. Ia
kirim surat kepada saudaranya, Julas bin Suwaid. Dalam surat ini , Al-Harits bin Suwaid
mengatakan ingin bertobat dan kembali kepada kaumnya, lalu Allah Subhanahu wa Taala
menurunkan ayat tentang Al-Harits bin Suwaid seperti dikatakan kepadaku dari Ibnu Abbas:
Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah
mengakui bahwa RasuV itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah
datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orangyangzalim (QS. Ali Imran: 86), hingga akhir
kisah.
Dari Bani Dhubai'ah bin Zaid bin Malik bin Auf bin Amr bin Auf ialah Bajad bin Utsman bin Amir.
Dari Bani Laudzan bin Amr bin Auf ialah Nabtal bin Al-Harits. Orang ini yaitu yang dikatakan
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam -seperti berita yang disampaikan kepadaku: "Barangsiapa ingin
melihat setan, hendaklah ia melihat Nabtal bin Al-Harits." Ia memiliki postur yang tubuh besar,
bibirnya melorot ke bawah, rambutnya berantakan, kedua matanya merah, dengan kedua pipinya
merah kehitaman. Ia pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, berdialog dan
mendengar ucapan beliau, lalu ia ceritakan ucapan beliau kepada orang-orang munafik, sambil
berkata kepada mereka: "Sebetulnya Muhammad mendengarkan perkataan orang yang berbicara
dengannya, lalu ia membenarkannya." Allah Yang Mahatinggi menurunkan ayat tentang Nabtal bin Al-
Harits sebagai berikut:
Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi
mempercayai semua apa yang didengarnya." Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi
kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-
orang yang beriman di antara kamu." Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka
adzab yang pedih." (QS. at-Taubah: 61).
Ibnu Ishaq berkata: Sebagian orang Al-Ajlan berkata kepadaku: Malaikat Jibril 'Alaihis salam datang
kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan berkata: "Telah datang kepadamu orang yang
bibirnya melorot ke bawah, rambutnya acak-acakan. Kedua pipinya merah kehitaman, kedua matanya
merah seperti dua periuk dari kuningan, hatinya lebih keras daripada hati keledai, ia menceritakan
apa yang engkau ucapkan kepada orang-orang munafik. Oleh sebab nya, berhati-hatilah
terhadapnya." Itulah sifat-sifat Nabtal bin Al-Harits yang disebut oleh mereka.
Dari Bani Dzabi'ah yaitu sebagai berikut: Abu Habibah bin Al-Az'ar. Dia yaitu di antara orang yang
membangun Masjid Dhirar. Tsa'labah bin Hathib, Mu'attib bin Qusyair. Tsa'labah bin Hathib, dan
Mu'attib bin Qasyir itulah yang berjanji kepada Allah bahwa jika Allah memberi kami rezeki, akan
bersedekah dan menjadi orang-orang shalih. Mu'attib inilah yang berkata pada saat Perang Uhud:
"Seandainya kami pada posisi lain dalam hal ini, kami pasti tidak terbunuh di tempat ini." Allah
menurunkan ayat tentang Mu'attib bin Qusyair:
Sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak
benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sebetulnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan
kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." (QS. Ali Imran: 154), hingga akhir kisah.
Mu'attib ini pula yang berkata di Perang Ahzab, 'Muhammad telah berjanji kepada kita, bahwa kita
akan memiliki simpanan-simpanan Kisra dan Kaisar, sementara untuk buang air saja kita tidak merasa
aman. Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Mu'attib ini :
Dan (ingatlah) saat orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata:
"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya (QS. al-Ahzab: 12). Juga al-
Harits bin Hathib.
Ibnu Hisyam berkata: Muattib bin Qusyair, Tsa'labah bin Hathib, dan Al-Harits bin Hathib berasal dari
Bani Umayyah bin Zaid. Mereka ikut dalam Perang Badar dan tidak tergolong orang-orang munafik -
seperti dikatakan kepadaku oleh ulama yang lebih di percaya. Ibnu Ishaq memasukkan Tsa'labah dan
Al-Harits ke dalam deretan nama orang-orang Bani Umayyah di antara para peserta Perang Badar.
Ibnu Ishaq berkata: lalu Abbad bin Hunaif saudara Sahl bin Hunaif dan Bahzaj, mereka terlibat
dalam pembangunan Masjid Dhirar. Amr bin Khidzam dan Abdullah bin Nabtal.
Dari Bani' Tsa 'labah bin Amr bin Auf yaitu sebagai benkut:
Jariyah bin Amir bin Al-Aththaf dan kedua anaknya yakni Zaid bin Jariyah, Mu-jammi' bin Jariyah.
Mereka bertiga termasuk orang-orang yang membangun Masjid Dhirar. Mujammi' yaitu anak muda
yang hafal sebagian besar Al-Qur'an dan shalat bersama orang-orang munafik di Masjid Dhirar. saat
Masjid Dhirar telah dirubuhkan, dan orang-orang dari Bani Amr bin Auf pergi, orang- orang munafik
itu shalat di Bani Auf bin Amr di masjid mereka. Pada masa kakhalifah Umar bin Khaththab
Radhiyallahu Anhu pernah ada yang menyarankan kepadanya agar Mujammi' bisa ikut shalat bersama
kaum Muslimin. Umar bin Khaththab menjawab: Tidak mung- kin, bukankah dia imam orang-orang
munafik di Masjid Dhirar?' Mujammi' berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Wahai Amirul Mukmi- nin,
demi Allah yang tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Dia, aku tidak tahu sedikit pun tentang
persoalan mereka. Pada masa itu, aku masih kecil, dan biasa membaca serta menghafal Al-Qur'an.
Tidak ada seorang pun diantara mereka yang memiliki
hafalan Al-Qur'an, lalu mereka memintakn mengimami mereka dan aku tidak diberi tahu sama sekali
tentang persoalan mereka kecuali hal-hal yang baik saja. Ada yang menyebutkan bahwa Umar bin
Khaththab mengizinkar. Mujammi' shalat bersama kaumnya.
Dari Bani Umayyah bin Zaid bin Malik ialah Wadi'ah bin Tsabit. Dia termasuk orang yang ikut
membangun Masjid Dhirar. Dialah orang yang berkata: 'Sebetulnya kami hanya bergurau dan
bermain-main.' Allah Taba- raka wa Ta'ala menurunkan ayat tentang dia dan orang-orang munafik
seperti dirinya:
Danjika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
menjawab: "Sebetulnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah:
"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (QS. at-Taubah: 65).
Hingga akhir kisah.
Dari Bani Ubaid bin Zaid bin Malik ialah Khidzam bin Khalid. Dari rumahnyalah masjid Dhirar. Bisyr,
dan Rafi' keduanya yaitu anak Zaid.
Dari Bani An-Nabit, Ibnu Hisyam berkata: ialah Amr bin Malik bin Al-Aus.
Dari Bani Haritsah bin Al-Harts bin Al-Khazraj bin Amr bin Malik bin Al-Aus ialah Mirba bin Qaidzi.
Dialah orang yang berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam saat beliau berjalan
melewati kebunnya dalam perjalanannya menuju medan Perang Uhud, "Hai Muhammad, jika engkau
yaitu seorang nabi, aku tidak menghalalkanmu ber jalan melewati, kebunku ini." lalu Mirba'
bin Qaizhi mengambil segenggam tanah, dan berkata: "Demi Allah, jika aku tahu bahwa tanah ini tidak
mengenai orang lain selain dirimu, aku akan melemparmu dengannya." Spontan kaum muslimin ingin
membunuhnya, namun Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, "Biarkanlah
dia. Orang ini buta hati dan matanya." Lalu dia dipukul oleh Sa'ad bin Zaid dan saudaranya Aus bin
Qaidzi, mereka saudara Bani Abdul Asyhal hingga ia terluka. Dialah yang berkata kepada Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam pada Perang Khandaq: "Sebetulnya rumah-rumah kami yaitu terbuka
tidak ada penjagaya. Oleh sebab itu, izinkan kami pulang ke rumah." Allah Tabaraka Ta'ala
menurunkan ayat tentang ucapan Aus bin Qaidzi ini :
Dan (ingatlah) saat segolongan di antara mereka berkata: "Hai warga Yatsrib (Madinah), tidak
ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu." Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi
(untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sebetulnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada
penjaga)." Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. (QS.
al-Ahzab: 13).
Ibnu Hisyam berkata: kata 'aurat" dalam ayat ini artinya yaitu terbuka untuk musuh dan bisa habis.
Aurat juga bermakna kehormatannya atau kemaluannya.
Dari Bani Zhafar, nama aslinya ialah Ka'ab bin Al-Harits bin Al-Khazraj yaitu seba gai berikut: Hathib
bin Umayyah bin Rafi'. Ia orang tua yang berbadan besar, dan tetap bertahan pada kejahiliyahannya.
Ia memiliki seorang anak yang termasuk seorang muslimin pilihan bernama Yazid bin Hathib. Yazid bin
Hathib ikut Perang Uhud hingga ada banyak luka di tubuhnya, lalu ia dibawa ke pemukiman
Bani Zhafar.
Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa telah ber- kumpul seluruh
kaum Muslimin baik laki- laki maupun wanita yang berasal dari Bani Zhafar di rumah Yazid bin Hathib
pada saat dia dalam kondisi sakaratul maut. lalu mereka berkata: 'Bergembiralah engkau wahai
Yazid dengan surga.' Demikianlah sehingga tampak jelas kemunafikan Hathib bin Umayyah. Hathib bin
Umayyah berkata: 'Ya betul surga dari tumbuh-tumbuhan Harmal! Demi Allah, kalian telah menipu
orang yang lemah
Ibnu Ishaq berkata: Busyair bin Ubairiq, dia yaitu Abu Thu'mah. Dialah orang yang mencuri dua baju
besi dan Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya:
Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orangyang mengkhianati dirinya.
Sebetulnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa (QS.
an-Nisa: 107).
Quzman, sekutu mereka. Ibnu Ishaq berkata bahwa Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku,
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sungguh Quzman yaitu diantara manusia yang
akan menghuni neraka."73
Pada saat Perang Uhud, Quzman bertempur dengan gigih bahkan dia berhasil membunuh banyak
orang dari kaum musyrikin, dan dia pun mengalami banyak luka. lalu dia dibawa ke
perkampungan Bani Zhafar. Salah seorang dari kaum Muslimin berkata kepadanya: "Bergembiralah
engkau wahai Quzman, sungguh pada hari ini engkau mendapatkan keuntungan besar, dan
mendapatkan ujian di jalan Allah seperti yang engkau rasakan." Quzman bertanya: "Dengan apa aku
harus bergembira. Demi Allah, aku tidak bertempur kecuali demi membela kaumku." Saat luka-
lukanya bertambah parah, dan membuatnya merasa semakin kesakitan, Quzman mengambil anak
panah dari busurnya, lalu ia memotong urat nadi tangannya dengan anak panah ini . Ia
pun mati bunuh diri.
Ibnu Ishaq berkata: Tidak diketahui ada orang taki-laki dan wanita munafik di Bani Abdul Asyhal,
namun Adh-Dhahhak bin Tsabit, salah seorang dari Bani Ka'ab satu kabilah Sa'ad bin Zaid dicurigai
sebagai orang munafik dan dekat dengan orang Yahudi.
Ibnu Ishaq berkata: Julas bin Suwaid bin Shamit sebelum taubatnya -seperti disampaikan kepadaku-,
Mu'attib bin Qusyair, Rafi' bin Zaid, dan Bisyr mengaku bahwa mereka masuk Islam. Mereka pernah
berselisih dengan sebagian kaum Muslimin, lalu pihak kaum Muslimin meminta perkaranya
dibawa dan diadukan kepada Rasulullah Shal- lalahu 'alaihi wa Sallam, sementara mereka meminta
perkara itu dibawa ke tukang ramal, hakim orang-orang Jahiliyah. Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat
tentang mereka:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak
berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. an-Nisa': 60).
Dari Al-Khazraj, lalu dari Bani An-Najjar yaitu sebagai berikut: Rafi' bin Wadi'ah, Zaid bin Amr,
Amr bin Qais, Qais bin Amr bin Sahl.
Dari Bani Jusyam bin Al-Khazrad, lalu dari Bani Salimah ialah Al Jadd bin Qais. Dialah yang
berkata: "Hai Muhammad, izinkan aku tidak mengikuti perang dan janganlah engkau
menjerumuskanku ke dalam fitnah.' Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya,
Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan
janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah." Ketahuilah, bahwa mereka telah
terjerumus ke dalam fitnah. Dan Sebetulnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orangyang
kafir. (QS. at-Taubah:49).
Dari Bani Auf bin Al-Khazraj ialah Abdullah bin Ubay bin Salul. Dialah gembong orang-orang munafik
dan orang-orang munafik senantiasa datang berduyun kepadanya. Dialah yang berkata di Perang Bani
Al-Musthalaq, 'Jika kami tiba di Madinah, orang yang paling mulia akan mengusir orang yang paling
hina darinya.' Allah Ta'ala menurunkan surat Al-Munafiqun secara sekaligus yang mengabadikan
ucapannya ini , dirinya, Wadi'ah salah seorang dari Bani Auf, Malik bin Abu Qauqal, Suwaid, dan
Da'is. Mereka orang-orang terdekat Abdullah bin Ubay bin Salul.
Abdullah bin Ubay bin Salul bersama me reka menyusup ke Bani An-Nadhir saat mereka di kepung
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berkata kepada orang-orang Bani An-Nadhir,
'Hendaklah kalian tetap bertahan. Demi Allah, jika kalian diusir, kami akan keluar bersama kalian. Kami
tidak akan patuh kepada seorang pun untuk menyusahkan kalian. Jika kalian diperangi, kami pasti
menolong kalian-' Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang Abdullah bin Salul dan teman-
temannya dari kaum munafik ini dalam ayat berikut:
Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara
mereka yang kafir di antara ahli Kitab: "Sebetulnya jika kamu di usir niscaya kami pun akan keluar
bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan)
kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu." Dan Allah menyaksikan, bahwa
Sebetulnya mereka benar-benar pendusta. Sebetulnya jika mereka diusir, orang-orang munafik
itu tiada akan keluar bersama mereka, dan Sebetulnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada
akan menolongnya; Sebetulnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke
belakang, lalu mereka tiada akan mendapat pertolongan. Sebetulnya kamu dalam hati
mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu sebab mereka yaitu kaum yang tiada
mengerti. Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka
yaitu sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedanghati mereka berpecah belah. Yang
demikian itu sebab Sebetulnya mereka yaitu kaum yang tiada mengerti. (Mereka yaitu ) seperti
orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan
mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. (Bujukan orang-orang munafik itu yaitu ) seperti
(bujukan) setan saat dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata: "Sebetulnya aku berlepas diri dari kamu sebab Sebetulnya aku takut kepada
Allah Tuhan semesta alam." (QS. al Hasyr:11-16)
Di antara Rahib-rahib Yahudi yang Pura-pura Masuk Islam
Ibnu Ishaq berkata: berikut ini yaitu di antara orang-orang yang berlindung diri dengan agama Islam,
masuk Islam bersama kaum Muslimin, serta menampakkan keislamannya, padahal mereka orang-
orang munafik, dari golongan rahib-rahib Yahudi.
Dari Bani Qainuqa' yaitu sebagai berikut: Sa'ad bin Hunaif, Zaid bin Al-Lushait, Nu'man bin Awfa bin
Amr, dan Utsman. Zaid bin Al-Kushait pernah bertengkar dengan Umar bin Khaththab Radhiyallahu
Anhu di pasar Bani Qainuqa'. saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kehilangan untanya dia
Zaid bin Al-Kushait: "Muhammad mengaku mendapat wahyu dari langit, mengapa sampai dia tidak
tahu di mana untanya ber- ada?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda -sesudah
mendapatkan wahyu- dari Allah tentang ucapan musuh Allah ini tentang lokasi unta beliau
berada: "Sebetulnya orang yang mengatakan bahwa Muhammad mengaku mendapat wahyu,
kenap* tidak tahu di mana untanya berada, maka Sebetulnya aku tidak tahu apa-apa kecual apa
yang diberitahukan oleh Allah kepadaku- dan sungguh Allah telah menunjukkan kepadaku lokasi unta
itu, ia berada di syi'b. Unta ini tertahan oleh pohon dengan tab kekangnya." lalu beberapa
orang dar. kaum Muslimin pergi kesana dan mendapat unta ini seperti yang disabdakan oleh
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam.
Rafi' bin Huraimalah. Pada saat dia mat:. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam ber sabda tentang
dirinya: "Pada hari ini, salah seorang pembesar orang-orang munafik telah meninggal dunia."
Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut. Dalam perjalanan pulang sesudah perang melawan Ban: Al-Mushthalaq,
angin bertiup kencang menerpa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam hingga kaum Muslimin merasa
kewalahan, lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada kaum Muslimin:
"Janganlah kalian takut. Sebetulnya angin ini bertiup kencang sebab kematian salah satu
pemimpin orang-orang kafir." Dan terbukti saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di
Madinah, beliau mendapati Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut meninggal dunia tepat pada hari angin
bertiup kencang.
Silsilah bin Burham serta Kinanah bir. Shuriya.
Pengusiran Orang-orang Munafik dari Mesjid Rasulullah
Ibnu Ishaq berkata: Suatu hari beberapa orang munafik berada di masjid Nabi. Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam melihat mereka sedang berbincang di antara mereka dengan suara lirih sambil
mendekat pada yang lain. Lalu Rasulullah menyuruh sahabatnya untuk menggusir mereka dengan
tegas dari masjid.
Abu Ayyub Khalid bin Zaid bin Kutaib beranjak berdiri dari tempat dimana dia duduk lalu berjalan ke
tempat Amr bin Qais saudara Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Amr bin Qais yaitu pemilik patung-
patung sesembahan mereka di zaman jahiliyah. Lalu ia memegang kuat kaki Amr bin Qais dan
menariknya hingga ia keluar dari masjid. Amr bin Qais berkata kepada Abu Ayyub: "Wahai Abu Ayyub,
pantaskan engkau mengusir diriku dari tempat pengeringan kurma ( masjid Nabi) Bani Tsa'labah?"
Lalu Abu Ayyub bergerak menuju tempat Rafi' bin Wadi'ah, salah seorang Bani An-Najjar. Ia pegang
kuat leher baju Rafi' bin Wadi'ah lalu menariknya dengan kencang. Ia tampar wajahnya, mengusirnya
dari masjid seraya berkata: "Celakalah engkau wahai orang munafik yang menjijikkan. Wahai munafik
kotor, keluarlah dari masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam."
Imarah bin Hazm bangki ke tempat Zaid bin Amr. Zaid adaiah seorang lelaki berjenggot panjang. Ia
pegang jenggotnya, dan menariknya dengan kencang sampai ia dipaksa keluar masjid. lalu
Imarah bin Hazm mengepalkan kedua tangannya dan memukul wajah Zaid bin Amr sehingga membuat
Zaid bin Amr tersungkur jatuh. Zaid bin Amr berkata: "Wahai Imarah, engkau telah mencideraiku!"
Imarah bin Hazm berkata: "Wahai munafik kotor, mudah-mudahan Allah mencelakakanmu. Apa yang
Allah persiapkan bagimu nanti jauh lebih mengerikan daripada tamparanku. Janganlah sekali-kali
engkau mendekati masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam."
Ibnu Ishaq berkata: Abu Muhammad yang berasal dari Bani An-Najjar -pemilik nama lengkap Mas'ud
bin Aus bin Zaid bin Ashram bin Zaid bin Tsa'labah bin Ghanm bin Malik bin An-Najjar- beranjak ke
tempat dimana Qais bin Amr bin Sahl berada. Ia seorang pemuda satu-satunya di tengah orang-orang
munafik saat itu, lalu ia mendorong tengkuk kepalanyanya sampai ia keluar dari masjid Nabi.
Seseorang dari Khadirah-bin Al-Khazraj yang bernama Abdullah bin Al-Harits orang yang berasal dari
kabilah yang sama dengan Sa'id Al-Khudri berjalan ke tempat Al-Harits bin Amr yang memiliki rambut
sangat tebal, lalu ia menarik rambutnya serta menyeretnya dengan kuat sampai dia tertarik
keluar dari masjid. Si munafik kotor Al-Harits bin Amr berkata kepada Abdullah bin Al-Harits: "Wahai
anak Al-Harits, engkau telah ber- laku di luar batas pada diriku." Abdullah bin Al-Harits menjawab:
"Engkau sangat pantas menerimanya, wahai musuh Allah, sebab Allah telah menurunkan firman-Nya
tentang dirimu. Maka janganlah engaku pernah lagi mendekati masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam sebab Sebetulnya dirimu itu najis."
Seseorang dari Bani Amr bin Auf bangkit ke tempat saudaranya yang bernama Zuwai bin Al-Harits lalu
mengusirnya keluar dari masjid. Zuwai bin Al-Harits tidak menerima perlakuan seperti itu dari
saudaranya. Maka ia berkata: "Setan telah menguasai dirimu dan kau berada dalam cengkeraman
perintahnya."
Si munafik-munafik inilah yang berada di masjid dimana Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
memerintahkan agar mereka diusir dari masjid.
Ayat-ayat dalam Surat Al-Baqarah Yang Turun tentang orang-orang Munafik dan Yahudi
Mengenai pendeta-pendeta Yahudi dan orang munafik dari Aus dan Khazraj, Allah menurunkan
permulaan surat Al-Baqarah sampai ayat seratus. Allah berfirman:
Alif Laam Miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa
(QS. al-Baqarah: 1-2), yakni tidak ada kesamaran dan keraguan di dalamnya.
petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. al-Baqarah: 2) Orang-orang bertakwa yang dimaksud yaitu
mereka yang takut mendapatkan siksa Allah akibat dari meninggalkan petunjuk yang telah mereka
ketahui. Dan mereka senantiasa berharap rahmat Allah dengan senantiasa membenarkan apapun
yang datang dari Allah kepada mereka.
(yaitu) mereka yang beriman kepada yanggaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. al-Baqarah: 3). Yakni, mereka mendirikan shalat
dan menaikan zakat dengan harapan memperoleh ridha Allah.
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab
yang telah diturunkan sebelummu, (QS. al-Baqarah: 4). Yakni, percaya sepenuhnya dengan apa yang
engkau bawa dari Tuhanmu dan percaya sepenuhnya dengan apa yang dibawa para Rasul yang datang
sebelummu dengan tidak membeda-bedakan antari rasul serta tidak membangkang terhadap ajaran
yang mereka bawa dari Tuhan mereka.
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan akhirat (QS. al-Baqarah: 4). Yakni, mereka yakin
sepenuhnya akan adanya Hari Berbangkit, Hari Kiamat, surga, dan neraka, Hari Hisab dan neraca amal
perbuatan. Mereka yakir. sepenuhnya akan apa yang dibawa para rasuj sebelummu, dan apa yang
diturunkan tuhan kepadamu.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka (QS. al-Baqarah: 5) Yakni, mereka
mendapat cahaya petunjuk dari tuhan dan senantiasa berpegang teguh dengan ajaran yang
diturunkan kepada mereka.
dan merekalah orang-orang yang beruntung (QS. al-Baqarah: 5). Yakni orang-orang yang memperoleh
apa yang selama ini mereka can. dan selamat dari kejahatan yang mereka lari dari padanya.
Sebetulnya orang-orang kafir (QS. al-Baqarah: 6),Yakni, orang-orang yang mengingkari terhadap
apa yang diturunkan Allah kepadamu walaupun mereka berucap bahwa kami beriman kepada apa
yang diturunkan kepada para rasul sebelummu.
Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan
beriman (QS. al-Baqarah: 6). Yakni, mereka mengingkari kitab milik mereka sendiri yang memuat
tentang kenabian dirimu di dalamnya, dan mengkhianati perjanjian yang diambil dari mereka untuk
dirimu. Mereka mengingkari apa yang datang padamu dan apa yang ada pada mereka sendiri yang
telah Allah turunkan kepada orang selain engkau. Lalu bagaimana mungkin mereka suka menyimak
ancaman dan peringatanmu, sedangkan mereka telah kafir terhadap kitab mereka sendiri yang di
dalamnya tercantum pengetahuan tentang diri dan kenabianmu.
Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup (QS. al-
Baqarah: 7). Yakni, penglihatan mereka ditutup dari kebenaran, dan membuat mereka tidak kuasa
mendapatkannya untuk selama-lamanya.
Dan bagi mereka (QS. al-Baqarah: 7). Yakni, akibat dari tindakan penentangan mereka terhadapmu.
Siksa yang amat berat (QS. al-Baqarah: 7). Yakni, siksa ini ditujukan untuk pendeta-pendeta
Yahudi sebab mereka telah mendustakan kebenaran, padahal sebelumnya mereka telah
mengetahuinya.
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari lalu ", padahal
mereka itu Sebetulnya bukan orang-orang yang beriman (QS. al-Baqarah: 8). Yakni orang-orang
munafik dari Aus dan Khazraj dan orang-orang yang semisal mereka.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya
sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. al-Baqarah: 9).
Dalam hati mereka ada penyakit (QS. al- Baqarah: 10). Yakni, penyakit keraguan dan syakwasangka.
lalu ditambah Allah penyakitnya (QS. al-Baqarah: 10). Yakni, Allah melipatkan gandakan keraguannya.
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan jika dikatakan kepada
mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sebetulnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan (QS. al-Baqarah: 10-11). Yakni, sebenarnya kami
bermaksud mendamaikan dua pihak kaum Mukminin dengan Ahli Kitab. Allah Ta'ala berfirman:
Ingatlah, Sebetulnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, namun mereka tidak
sadar. jika dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah
beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu
telah beriman?" Ingatlah, Sebetulnya merekalah orang-orang yang bodoh, namun mereka tidak
tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami
telah beriman. " Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, (QS. al-Baqarah: 12-14), Setan-
setan ini yaitu orang-orang Yahudi yang menyuruh mereka mendustakan kebenaran, dan
membangkang terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka
mengatakan:
"Sebetulnya kami sependirian dengan kamu, (QS. al-Baqarah: 14). Yakni, kami hanyalah berolok-
olok dan bermain-main dengan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, (QS. al-Baqarah:
15-16). Yakni, mereka menukar kekafiran dengan keimanan.
Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. al-
Baqarah: 16).
Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah membuai perumpamaan tentang mereka. Allah Yang Mahaagung
berfirman:
Perumpamaan mereka yaitu seperti orang yang menyalakan api, maka sesudah api itu menerangi
sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat (QS. al-Baqarah: 17).
Yakni, mereka tidak kuasa melihat kebenaran dan tidak kuasa pula untuk mengutarakannya. jika
mereka keluar dengan kebenaran dari kegelapan kekafiran, mereka memadamkannya kembali
dengan kekafiran dan kemunafikan mereka, lalu Allah membiarkan mereka dalam gelap kekafiran
sehingga mereka tidak mampu melihat petunjuk dan tidak pula mampu bertahan berada dalam
kebenaran.
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (QS. al-Baqarah:
18). Yakni, mereka tidak kuasa untuk kembali pada petunjuk. Mereka tuli, bisu, dan buta akan
kebenaran. Mereka tidak akan kuasa untuk kembali kepada kebaikan, dan tidak akan memperoleh
keselamatan sepanjang mereka tetap berada dalam posisi mereka.
atau seperti (orang-orangyang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat;
mereka menyumbat telinganya dengan anakjarinya, sebab (mendengar suara) petir, sebab takut
akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah: 19)
Ibnu Ishaq berkata: Mereka berada dalam gulita kekafiran, mereka menghindari kematian, dari orang-
orang yang berbeda dengan mereka dan khawatir akan mereka. Sebagaimana disifatkan laksana
tatkala mereka berada di gelapnya hujan. Mereka menjadikan jari jemarinya di kedua telinganya
sebab suatu guruh sebab takut mati. Dia berkata: Allah menurunkan itu semua pada mereka sebagai
siksa atas kedurhakaan mereka. Yakni Allah meliputi orang-orang kafir.
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. (QS. al-Baqarah:20). sebab kuatnya sinar
kilatan itu.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. (QS. al-Baqarah: 20). Yakni, mereka mengetahui kebenaran dan
membicarakannya. Jika mereka kebali dari kebenaran kepada kekafiran, mereka menjadi orang-orang
linglung kebingungan
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. (QS. al-
Baqarah: 20). Yakni akibat apa yang mereka tinggalkan dari kebenaran sesudah mengetahuinya.
Sebetulnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 20).
lalu Allah berfirman:
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu (QS. al-Baqarah: 21). Perintah tadi diarahkan kepada dua kelompok
di atas yaitu orang-orang kafir dan munafik. Maksudnya, kalian harus meng-Esakan Tuhan kalian.
Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. Dialah
Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki
untukmu; sebab itujanganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui (QS. al-Baqarah: 21-22).
Ibnu Hisyam berkata: al-andad artinya "al-amtsal" kata singularnya yaitu "nidd" Labid bin Rabi'ah
berkata:
Aku memuji Allah sebab dia tidak punya nidd(sekutu)
Di tangan-Nya segala kebaikan apa yang Dia kehendaki
Ini yaitu penggalan syairnya.
Ibnu Ishaq berkata: Yakni janganlah kalian menyekutukan Allah dengan selain-Nya beruapa tandingan-
tandingan yang tidak memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya. Kalian tahu bahwa tidak
ada Tuhan yang kuasa memberi rezeki pada kalian selain Dia. Kalian tahu pula bahwa tauhid yang
Rasul serukan kepada kalian yaitu benar dan tiada sedikitpun keraguan padanya.
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad) (QS. al-Baqarah: 23). Yakni, jika kalian merasa ragu terhadap apa yang dibawa oleh
rasul untuk kalian,
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah
(QS. al-Baqarah: 23). Yaitu pihak- pihak yang mampu membantu kalian.
"Jika kamu orang-orang yang benar. 'Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu
tidak akan dapat membuat (nya)... (QS. al-Baqarah: 23-24). sebab kebenarir telah tampak jelas bagi
kalian.
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediaksn bagi orang-
orang kafir (QS. al-Baqarah: 24) Yakni, neraka itu disediakan buat orang-orang kafir yang semisal
dengan kalian.
lalu Allah memberi kabar gembira dan peringatan terhadap mereka akibat dari melanggar
perjanjian yang telah diam bil atas mereka untuk Nabi-Nya Shallalakt 'alaihi wa Sallam jika ia
datang pada mereka dan menerangkan mengenai asal-muasal penciptaan mereka tatkala Allah
menciptaki: mereka, dan memaparkan kepada mereka tentang para leluhur mereka, Adam dengan
segala kondisinya. Apa yang telah Allah lakukar padanya saat Adam tidak taat kepada-Nya lalu
Allah berfirman:
Hai Bani Israel (QS. al-Baqarah: 40). Seruan itu diarahkan untuk pendeta-pendeta Yahudi.
ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu (QS. al-Baqarah: 40). Yakni, nikmat-
Ku atas kalian secara khusus juga atas leluhur-leluhur kalian, dimana dengan nikmat itu Allah
menyelamatkan mereka dari kejahatan Fir'aun dan kaumnya,
dan penuhilah janjimu Kepaaa-Ku (al- Baqarah: 40). Yakni, janji yang dibebankan di pundak kalian
untuk Nabi Ahmad (Muhammad), jika ia datang kepada kalian,
niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu (QS. al-Baqarah: 40), Yakni, pasti Aku tepati apa yang Aku
pernah janjikan untuk kalian, jika kalian membenarkan Nabi ini dan mengikutinya. Yakni
dengan melepaskan semua belenggu yang ada pada pundak kalian akibat dosa-dosa kalian,
dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk) (QS. al-Baqarah: 40). Yakni, Aku turunkan
siksaan-siksaan yang pernah Aku turunkan kepada leluhur kalian dan kalian telah mengetahui bentuk
siksaan-siksaan itu.
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang
ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orangyangpertama kafir kepadanya, (QS. al-
Baqarah: 41). Yakni, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali kafir kepada Nabi itu, sebab
kalian memiliki ilmu mengenai dirinya, satu hal yang tidak dimiliki orang-orang selain kalian,
dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada AKulah
Kamu harus bertakwa. Dan jangan-lah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan
janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.' (QS. al-Baqarah: 41-42). Yakni,
janganlah kalian menyembunyikan ilmu akan Rasul-Ku yang ada pada kalian serta apa yang dibawanya
yang kalian temukan dalam kitab-kitab suci kalian.
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)
mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?' (QS. al-
Baqarah: 44). Yakni, mengapa kalian melarang manusia kafir terhadap kenabian, dan janji yang ada
dalam kitab Taurat, sementara kalian lupa terhadap diri kalian sendiri. Artinya, kalian ingkar terhadap
janji-Ku buat kalian untuk menyataka kebenaran Rasul-Ku, kalian melanggar janji-Ku serta menolak
Kitab-Ku yang sudah kalian ketahui. lalu Allah menerangkan kepada mereka semua perbuatan
mereka. Allah paparkan kisah sapi betina pada mereka, tindakan mereka terhadapnya, tobat mereka
yang Allah kabulkan, pengusiran mereka, dan perkataan bodoh mereka:
Perlihatkan Allah kepada kami secara terang-terangan (QS. an-Nisaa': 153).
Ibnu Hisyam berkata: Jahrah artinya, yakni tampak jelas kepada kami dan tidak tertutup sesuatupun
dari kami.
Ibnu Ishaq berkata: Mereka dihantam petir sebab keteledoran mereka, lalu Allah menghidupkanya
kembali, menaungi mereka dengan awan dan menurunkan kepada mereka Manna dan Salwa. Lalu
Allah berfirman kepada mereka:
dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskatilah kami dari dosa" (QS.
al-Baqarah: 58). Yakni, ucapkanlah apa yang Kami perintahkan pasti Aku akan menghapus dosa-dosa
kalian. Allah menjelaskan bahwa mereka mengubah firman di atas sebagai bahan pelecehan terhadap
perintah-Nya.
Ibnu Hisyam berkata: Al-Mann yaitu sesuatu yang turun pada saat waktu sahur pada pepohonan
yang mereka miliki lalu mereka mengambilnya dalam keadaan manis bagaikan manisnya madu serta
meminum dan memakannya. Sedangkan As-Salwa yaitu salah satu jenis burung. Ada pula yang
mengatakan bahwa maksud As-Salwa ialah burung puyuh. Madu kadang kala juga dinamakan dengan
As-Salwa.
Firman Allah,'Hiththatun, artinya hapuslah dosa-dosa kami!"
Ibnu Ishaq berkata: Di antara perbuatan mereka mengubah perintah Allah yaitu sebagaimana
dituturkan kepadaku oleh Shalih bin Kaisan dari Shalih, mantan budak At-Taumah binti Umayyah bin
Khalaf dari Abu Hurairah dan dari orang yang tidak aku ragukan integritasnya dari Ibnu Abbas dari
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam yang bersabda: "Mereka masuk dari pintu tempat mereka
diperintahkan masuk darinya dalam keadaan sujud, tapi mereka memasukinya dengan cara
merangkak sambil mengatakan, 'Hinthunfi syair (Hinthun yaitu salah satu jenis gandum)."
Ibnu Ishaq berkata: Ayat ini lalu dilanjutkan dengan kisah mengenai permohonan air oleh
Musa bagi kaumnya, perintah Allah kepada Musa agar Musa menggunakar. tongkatnya untuk
memukul batu, lalu memancarlah dua belas mata air untuk mereka dar. setiap kabilah memiliki mata
airnya sendiri dan mengetahui mata air mereka masing-masing, serta kisah mengenai perkataan
mereka kepada Musa Alaihis-Salam:
"Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah
untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi,
yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dari bawang merahnya." Musa berkata:
"Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebaga: pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu
ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta" (QS. al-Baqarah: 61).
Ibnu Hisyam berkata: Firman Allah, 'Al-Fumu berarti biji gandum
Ibnu Ishaq berkata: Mereka tidak melakukan perintah Musa. Ayat itu lalu dilanjutkan dengan
kisah diangkatnya Gunung Ath-Thur di atas mereka, perubahan fisik mereka dimana Allah
mengubahnya menjadi kera akibat tindakan dan tingkah buruk mereka. Kisah berlanjut tentang sapi
betina yang mengandung pelajaran dalam kasus pembunuhan yang mereka persengketakan. Lalu
Allah menerangkan kejadian ini mereka sesudah mereka bertanya secara berulang-ulang kepada
Musa tentang ciri-ciri sapi betina yang dimaksud. Kisah berlanjut tentang mengerasnya hati mereka
sesudah peristiwa itu hingga seperti batu atau bahkan jauh lebih keras lagi. lalu Allah berfirman
kepada mereka:
lalu sesudah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara
batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada
yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur
jatuh, sebab takut kepada Allah. (QS. al-Baqarah: 74). Yakni, di antara jenis batu itu ada batu
yang jauh lebih lembut dari pada hati kalian yang keras terhadap kebenaran yang diserukan kepada
kalian. Allah melanjutkan firman-Nya:
Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 74).
lalu Allah menunjukkan firman-Nya kepada Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan kaum
Mukminin, sahabat beliau:
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya sesudah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui? (QS. al-Baqarah: 75).
Maksud firman Allah bahwa mereka mendengar Taurat, itu tidak berarti bahwa semua mereka
mendengarkannya. Bahkan beberapa ulama berpendapat bahwa hanya kalangan tertentu saja yang
mendengarkan Taurat. Bani Israel berkata kepada Musa: "Wahai Musa, Sebetulnya kami terhijab
tidak mampu melihat Allah secara nyata, maka perdengarkan kepada kami suara Allah agar Dia
berkomunikasi langsung denganmu." Maka Musa memohonkan permintaan itu kepada Tuhannya.
Allah berfirman kepada Musa: Wahai Musa, perintahkan mereka untuk membersihkan diri dengan
mencuci pakaian mereka, dan berpuasa." Mereka melak- sanakan perintah Altah ini , lalu Musa
pergi membawa serta mereka sampai tiba di bukit Ath-Thur. Tatkala mereka tertutup ka- but tebal,
Musa memerintahkan mereka untuk bersujud. Saat mereka bersujud itulah, Allah berbicara dengan
Musa sementara mereka mendengarkan firman Allah yang memerintahkan dan melarang mereka
hingga mereka mampu memahami apa yang baru saja mereka dengar. Lalu Musa kembali pulang
membawa mereka kepada Bani Israel. Sesampainya di sana, sebagian mereka mengganti apa yang
baru saja Allah perintahkan kepada mereka. saat Musa berkata kepada Bani Israel: "Sebetulnya
Allah memerintahkan ini dan itu atas kalian." Namun mereka mengatakan sebaliknya dari apa yang
Allah firmankan kepada mereka. Mereka itulah yang Allah terangkan kepada Rasul-Nya, Muhammad
Shallalahu 'alaihi wa Sallam.
lalu Allah berfirman:
Dan jika mereka berjumpa dengan orang-orangyang beriman, mereka berkata: "Kami pun telah
beriman," (QS. al-Baqarah; 76). Yakni, kami pun beriman dengan sahabat kalian yaitu Rasulullah
Shallahahu 'Alaihi wa Sallam, namun ia hanya diutus secara khusus kepada kalian. Tapi, mana kala
mereka berada bersama kelompoknya mereka berkata: "Janganlah kalian memceritakan ini kepada
orang-orang Arab, sebab dulu kalian pernah meminta kemenangan atas mereka dengan selalu
menyebut nama Muhammad, ternyata kini Muhammad berada di pihak mereka." Allah menurunkan
firman-Nya perihal mereka,
Dan jika mereka berjumpa dengan orang- orang yang beriman, mereka berkata: "Kami pun telah
beriman," namun jika mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu
menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu,
supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu
mengerti?" (QS. al-Baqarah: 76). Yakni, apakah kalian mengakui Muhammad sebagai Nabi, padahal
kalian mengetahui bahwa kalian telah dimintai perjanjian untuk mengikutinya. Dia telah menerangkan
dengan gamblang bahwa Muhammad yaitu seorang Nabi yang sejak lama kita tunggu-tunggu, dan
kita dapati namanya dalam Kitab suci kita. Maka ingkarilah. dan jangan pernah engkau mengakuinya.
Allah berfirman:
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala
yang mereka nyatakan? Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab
(Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. al-Baqarah: 77-
78). Yakni, merekii tidak mengetahui Al-Kitab, tidak memaham: isinya, serta tidak mengakui
kenabianmu melainkan hanya berdasar pada prasangka saja Allah berfirman:
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidan akan disentuh oleh api neraka, kecuali selamu beberapa
hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan
memungkiri janji-Nya ataukak kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui?" (QS. al-Baqarah: 80).
Ibnu Ishaq berkata: Mantan budak Zaid bin Tsabit berkata kepadaku dari Ikrimah atau dari Sa'id bin
Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata: "saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi hm Sallam tiba di Madinah,
orang-orang Yahudi berkata: "Usia dunia ini ialah tujuh ribu tahun. Allah menyiksa manusia di neraka
dalam setiap seribu tahun hitungan hari-hari dunia dengan hanya satu hari dari hitungan hari-hari
akhirat di neraka. Dengan demikian mereka hanya menjalani tujuh hari siksa di dalam neraka,
lalu siksa terhenti.' Allah Ta 'ala menurunkan ayat tentang ucapan mereka ini :
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa
hari saja. " Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan
memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui?." (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya,
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.' (QS. al-Baqarah: 80-81), Yakni,
barangsiapa mengerjakan tindakan sebagaimana tindakan kalian, dan berlaku ingkar sebagaimana
kekafiran kalian, maka kekafiran akan menghapus kebaikan dirinya di sisi Allah.
Dan orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya. (QS. al-Baqarah: 82). Yakni, barangsiapa beriman kepada apa yang mereka ingkari, dan
melakukan apa yang kalian tinggalkan dari agama-Nya, bagi mereka surga dan mereka kekal di
dalamnya. Allah menjelaskan kepada mereka bahwa balasan kebaikan dan keburukan itu diberikan
secara terus menerus kepada pelakunya tanpa terhenti.
Ibnu Ishaq berkata: Allah mencela mereka dengan firman-Nya:
Dan (ingatlah), saat Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. lalu kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling. (QS. al-Baqarah: 83). Yakni, kalian meninggalkan semua itu, dan tidak menetapi
perjanjian, bukan sebab kurang pengetahuan.
Allah melanjutkan firman-Nya:
Dan (ingatlah), saat Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan
darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari
kampung halamanmu, lalu kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu
mempersaksikannya (QS. al-Baqarah: 84). Yakni, bahwa ini yaitu hak dari perjanjian-Ku atas kalian.
Allah melanjutkan firman-Nya:
lalu kamu (Bani Israel) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan
daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan
membuat dosa dan permusuhan (QS. al-Baqarah: 85). Yang dimaksud dengan mereka pada ayat di ini
yaitu orang-orang musyrik. Kalian menumpahkan darah dan mengusir mereka dari negeri mereka.
namun jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir
mereka itu (juga) terlarang bagimu. (QS. al-Baqarah: 85).
Yakni, padahal kalian mengetahui bahwa itu telah ditetapkan dalam agama dan dalam kitab kalian
yaitu haram hukumnya bagi kalian untuk mengusir mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
Apakah kamu beriman kepada sebahagiar. Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? (QS. al-Baqarah: 85), yakni, apakak kalian menebus mereka dalam keadaan kahir
mempercayainya, dan kalian mengusir mereka dalam keadaan mengingkarinya.
Allah berfirman:
Tiyaitu balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat: mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah
tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (QS. al-Baqarah: 85).
Allah memurkai mereka disebabkan perbuatan buruk mereka. Padahal Allah telar mengharamkan
mereka di dalam Taurat untuk membunuh orang lain, dan mewajibkan ataf mereka untuk menebus
tawanan perang.
Pendeta-pendeta Yahudi terbagi dua: Pertama, Bani Qainuqa' dan orang-orang yang selaras dengan
mereka, mereka yaitu sekutu Khazraj. Kedua, An-Nadhir, Quraizhah, dan orang-orang yang selaras
dengan mereka, sekutu Aus. jika terjadi perang antara Khazraj melawan Aus, Bani Qainuqa' beraci
di pihak Khazraj, sementara An-Nadhir dar Quraizhah berada di pihak Aus. Setiap kubu membantu
sekutunya untuk menghadapi lawannya yang pada akhrinya mereka menum pahkan darah. Padahal
memiliki Taurat yang darinya mereka mengerti hak dan kewajiban mereka. Aus dan Khazraj yaitu
orang-orang musyrik yang tidak mengetahui surga tidak pula neraka, Hari kebangkitan, Hari Kiamat,
Kitab, Suci atau hal-hal yang halal dan yang haram.
jika perang telah usai, mereka menebus tawanan perangnya sebab yakin apa yang tertera di
dalam Taurat. Bani Qainuqa' menebus tawanan mereka di Aus. Nadhir dan Quraizhah menebus
tawanan mereka di Khazraj. Dan dalam waktu yang sama mereka menyatakan bahwa darah mereka
yang tertumpah yaitu halal, dan korban mereka yang terbunuh sebagai realisasi dukungan mereka
terhadap orang-orang musyrik. Allah Ta'ala berfirman mencela tindakan buruk yang mereka lakukan:
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
(QS. al-Baqarah: 85). Yakni, apakah kalian menebus tawanan perang berdasarkan hukum yang tertera
dalam Taurat lalu kalian membunuh manusia padahal pembunuhan yaitu merupakan sesuatu yang
diharamkan dalam Taurat? Apakah kalian mengusirnya dari negerinya dan mendukung orang-orang
yang menyekutukan Allah dan menyembah patung-patung sebab mengharapkan kehidupan yang
sekejap?
Demikianlah yang diperbuat orang-orang Yahudi terhadap Khazraj dan Aus. Inilah latar belakang sebab
dilansirnya kisah ini oleh Allah.
Lalu Allah berfirman:
Dan Sebetulnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti
kebenaran (mukjizat) kepada Is a putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. (QS.
al-Baqarah: 87). Di antara mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Isa ialah menghidupkan orang
yang telah mati, ia meniup tanah yang dibentuk burung lalu tanah ini menjadi burung
yang hidup dengan izin Allah, menyembuhkan orang sakit, dan memberi tahu apa yang tersimpan di
rumah-rumah mereka. Allah menyebutkan bantahan atas mereka yang ada di dalam Taurat dan Injil
yang dibuat untuk mereka. Allah memaparkan kekafiran mereka terhadap semua itu:
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai
dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan
beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. al-Baqarah: 87).
Allah berfirman:
Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup." Allah berfirman: namun sebenarnya Allah telah mengutuk
mereka sebab keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. (QS. al-Baqarah: 88).
Allah Ta’ala befirman:
Dan sesudah datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada
mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka sesudah datang kepada mereka apa yang telah mereka
ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS.
al-Baqarah: 89).
Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku dari sesepuh kalangan Ansar yang
mengatakan: Ayat di atas diturunkan sebab perbuatan kami dan orang-orang Yahudi. Kami
mengalahkan orang-orang Yahudi pada masa jahiliyah, saat itu kami masih berstatus sebagai ahli
syirik, sedangkan mereka para Ahli Kitab. Dahulu pendeta-pendeta Yahudi berkata kepada kami:
"Kemunculan nabi yang akan diutus telah dekat. jika ia telah muncul kami akan menumpas kalian
sebagaimana penumpasan terhadap kaum Ad dan Iram." Pada saat Allah mengutus Rasul-Nya dari
suku Quraisy, kami mengimaninya sementara mereka mengingkarinya." Allah berfirman:
Maka sesudah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya.
Maka laknat Allah-lah atas orang- orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang
menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, sebab dengki
bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-
Nya. sebab itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang
kafir siksaan yang menghinakan. (QS. al-Baqarah: 89-90).
Allah murka sebab mereka menyia-nyiakan Taurat dan ingkar kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam yang diutus oleh Allah kepada mereka.
lalu Allah memurkai mereka dengan mengangkat Gunung Ath-Thur ke atas mereka, dan mereka
menjadikan anak sapi betina sebagai Tuhan selain Allah. Allah berfirman kepada Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam:
Katakanlah: Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi
Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar. (QS. al-
Baqarah: 94), yakni, doakan kematian atas salah satu dari dua kelompok yang paling berdusta di sisi
Allah, namun mereka tidak mau melakukannya. Allah Ta'ala melanjutkan firman-Nya:
Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, sebab kesalahan-
kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa
orang-orang yang aniaya. (QS. al- Baqarah: 95), mereka tidak mengharapkan kematian, sebab
mereka memiliki pengetahuan tentang dirimu, hanya saja mereka mengingkarinya. Ada yang
mengatakan andai saja orang-orang Yahudi mengharapkan kematian pada hari itu, maka tidak ada
seorang Yahudi pun yang akan tersisa di atas muka bumi.
lalu Allah memaparkan tabiat orang-orang Yahudi yaitu menginginkan kehidupan kekal di dunia
dan umur yang panjang:
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia),
bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur
seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. al-Baqarah: 96). Yakni, usia panjang tidak akan pernah
bisa menyelamatkan mereka dari adzab, hal ini disebabkan sebab orang kafir tidak
mengharapkan kebangkitan sesudah kematian, ia memilih untuk hidup kekal di dunia, sebab
mengetahui kehinaan yang akan menimpa mereka di akhirat akibat menyia-nyiakan pengetahuan
tentang nabi yang dimilikinya. lalu Allah berfirman:
Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an)
ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman (QS. al-Baqarah: 97).
Pertanyaan Orang-orang Yahudi dan Jawaban Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Pada Mereka
Ibnu lshaq berkata: Abdullah bin Abdur-rahman bin Abu Husain Al-Makki bertutur kepadaku dari Syahr
bin Hausyab Al-Asy'ari yang berkata bahwa beberapa pendeta Yahudi datang menemui Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berkata: "Wahai Muhammad, jawablah pertanyaan-pertanyaan
yang kami ajukan kepadamu. jika engkau mampu memberi jawaban, maka kami akan
mengikuti, membenarkan dan beriman kepadamu. "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Kalian memiliki perjanjian dengan Allah, bahwa jika aku mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang kalian ajukan, kalian pasti membenarkanku?" Mereka berkata: Ya. Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Katakanlah apa yang kalian hendak tanyakan." Mereka
bertanya: "Terangkanlah kepada kami kenapa seorang bayi itu menyerupai ibunya, padahal sperma
itu berasal dari bapaknya!” Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Aku bersumpah
dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, tahukah kalian bahwa sperma laki-laki itu
berwarna putih kental, dan ovum wanita berwarna kuning dan encer; maka mana di antara keduanya
yang lebih dominan, keserupaan akan terjadi padanya." Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Benar!"
Kini terangkanlah kepada kami, bagaimana cara tidurmu!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
menjawab: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, aku seperti yang
kalian perkirakan dimana mataku tidur namun hatiku tidaklah tidur." Pendeta-pendeta Yahudi
berkata: "Benar." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Begitu juga tidurku, mataku tidur,
namun hatiku tetap terjaga." Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu bertanya kembali: "Terangkan
kepada kami apa saja yang diharamkan orang-orang Israel atas diri mereka!" Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam menjawab: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel,
tahukah kalian bahwa mulanya makanan dan minuman yang paling disukai Israel yaitu daging unta
dan susunya? lalu saat ia sakit, maka Allah menyembuhkannya dengannya, lalu ia
mengharamkan atas dirinya makanan dan minuman yang paling disukainya itu sebagai refleksi
syukurnya kepada Allah. Dia mengharamkan atas dirinya daging dan susu unta." Pendeta-pendeta
Yahudi berkata: "Benar." Kini terangkanlah kepada kami tentang ruh!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, apakah kalian
tahu bahwa yang datang kepadaku yaitu Jibril?" Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Betul!" Tapi
wahai Muhammad, dia yaitu musuh Kami. Ia malaikat, tapi dia datang dengan kasar dan
menumpahkan darah. Jika bukan sebab itu, pastilah kami mengikutimu." lalu Allah
menurunkan firman-Nya tentang ucapan mereka ini :
Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an)
ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi
petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka Sebetulnya Allah yaitu
musuh orang-orang kafir. Dan Sebetulnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas;
dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. Patutkah (mereka ingkar
kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya?
Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman. Dan sesudah datang kepada mereka seorang
Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-
orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah
mereka tidak mengetahui (bahwa itu yaitu Kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah
yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan
kepada dua orang malaikat di negeri Babilyaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sebetulnya kami hanya
cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan
mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi
manfaat. Demi, Sebetulnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab
Allah) dengan sihir itu, tiyaitu baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. al-Baqarah: 97-102)
Ibnu Ishaq berkata: -sebagaimana berita yang sampai kepadaku—bahwa saat Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam menyebutkan Nabi Sulaiman bin Daud termasuk bagian dari para rasul, sebagian
pendeta Yahudi berkata: Apakah kalian tidak merasa heran dengan Muhammad? Ia beranggapan
bahwa Sulaiman bin Daud itu seorang nabi. Demi Allah, Sulaiman bin Daud itu tidak lebih dari seorang
penyihir." lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang mereka:
Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir
(mengerjakan sihir). (QS. al-Baqarah: 102).
Yakni, setan-setan itu kafir disebabkan mereka mengikuti sihir dan mengamalkannya, Dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun (QS. al-Baqarah: 102)
Ibnu Ishaq berkata: seorangyang aku percaya pada kejujurannya berkata kepadaku dari Ikrimah dari
Ibnu Abbas ia berkata: Yang diharamkam Israel terhadap dirinya ialah bagian yang menonjol dari hati,
ginjal dan lemak kecuali lemak yang ada pada tulang punggung sebab lemak pada tulang punggung
biasanya disediakan untuk sesajen yang lalu ditelan api.
Surat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Kepada Orang-orang Yahudi Khaybar
Ibnu Ishaq berkata:-sebagaimana dituturkan kepadaku oleh mantan budak keluarga Zaid bin Tsabit
dari Ikrimah atau Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas yang berkata-- Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam
menulis surat kepada orang-orang Yahudi Khaybar yang berbunyi sebagai berikut: Bismillahirrah-
manirrahim. Dari Muhammad, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sahabat dan saudara Musa, dan
orang yang membenarkan apa telah berfirman kepada kalian wahai orang- orang yang diberi Kitab
Taurat dan kalian telah temukan ini dalam kitab kalian:
Muhammad itu yaitu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia yaitu keras
terhadap orang-orang kafir, namun berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan
sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu
menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-
penanamnya sebab Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-
orang mukmin). Allah men- janjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
shaleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. al-Fath: 29).
Aku bersumpah dengan nama Allah, dan dengan apa yang diturunkan kepada kalian, aku bersumpah
dengan