sirah nabawiyah 14


 tanpa aplikasi apapun, 

dan memusuhi Islam sebab  ingin memadamkannya, kecuali Abdullah bin Salam dan Mukhairiq. 

 

 

Abdullah bin Salam Masuk Islam 

 

Ibnu Ishaq berkata: Di antara kisah Abdullah bin Salam, sebagaimana dikatakan oleh sebagian 

keluarganya kepadaku dan tentang masuk Islamnya. Dia rabi dan ulama. Abdullah bin Salam berkata: 

Tatkala aku mendengar kemunculan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, aku pun mengetahui 

tanda-tanda beliau dan namanya. Aku sembunyikan hal ini dan tidak mendiskusikannya dengan 

siapapun hingga beliau tiba di Madinah. Saat itu, aku bekerja di atas pohon kurma, dan bibiku, 

Khalidah binti Al-Harits duduk di bawahku, saat  Rasulullah singgah di Quba' di Bani Amr bin Auf, 

seseorang datang memberi tahu kedatangan beliau, aku segera bertakbir. saat  bibiku mendengar 

pekikan takbirku, ia berkata kepadaku: "Usahamu akan sia-sia! Demi Allah, jika engkau mendengar 

kedatangan Musa bin Imran, engkau pasti akan kecewa dengan Nabi baru ini !" Aku katakan 

kepada bibiku: "Bibi, demi Allah, beliau (Rasulullah) yaitu  saudara Musa bin Imran, seagama 

dengannya, dan diutus dengan membawa ajaran yang sama dengan Musa bin Imran." Bibiku berkata: 

"Hai keponakanku, apakah dia nabi yang di janjikan kepada kita bahwa dia akan diutus pada era 

sekarang ini?" Aku menjawab: "Ya." Bibiku berkata: "Kalau begitu, pasti dialah nabi itu." sesudah  itu 

aku menghadap Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan menyatakan diri masuk Islam di hadapan 

beliau. sesudah  masuk Islam, aku pulang ke rumah dan menyeru keluargaku masuk Islam, mereka pun 

masuk Islam. 

Dia berkata: Aku sembunyikan keislamanku dari orang-orang Yahudi. Aku menemui Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan lagi berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, Sebetulnya  orang-

orang Yahudi yaitu  kaum yang pandai membuat dusta dan bersilat lidah. Aku ingin engkau 

menyembunyikanku di sebagian rumahmu dan merahasiakanku dari mereka. Sesudah itu, engkau 

berdiskusi dengan mereka tentang diriku hingga mereka menjelaskan kepadamu bagaimana 

kedudukanku di mata mereka sebelum mereka mengetahui keislamanku. Jika mereka mengetahui 

keislamanku, mereka pasti mendustakanku dan mencelaku. "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

menyembunyikanku di salah satu rumah beliau dan pada saat yang sama orang-orang Yahudi masuk 

menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berdiskusi dengan beliau dan bertanya 

kepada beliau. sesudah  itu, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada mereka, 

"Bagaimana kedudukan Al-Hushaini bin Salam di tengah kalian?" Orang-orang Yahudi menjawab, "la 

pemimpin kami dan anak pemimpin kami. Ia seorang rabi dan ulama kami. "Usai mereka bersaksi 

dihadapan Rasulullah, aku langsung keluar menemui mereka, dan aku berkata kepada mereka, "Hai 

kaumku, bertakwalah kalian kepada Allah, dan terimalah apa yang telah datang kepada kalian. Demi 

Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau utusan Allah. Kalian mendapatkan beliau tertulis di dalam 

Kitab Taurat lengkap dengan nama, dan sifat- sifat beliau. Sebetulnya  aku bersaksi bahwa beliau 

yaitu  utusan Allah, mengimaminya, membenarkannya, dan mengenalnya." Mereka berkata: "Engkau 

sedang mengigau." Lalu mereka pun mencaci-makiku. Aku berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam, "Wahai Rasulullah, sekarang engkau lihat sendiri bagaimana watak asli mereka yang suka 

mengingkari kedatangan Nabi?' Aku tetap terbuka dengan keislamanku dan keislaman keluargaku. 

Bibiku, Khalidah binti Al-Harits juga masuk islam dengan keislaman yang baik. 

 

 

Kesaksian Shafiyyah tentang Kebandelan Orang-orang Yahudi 

 

Ibnu Ishaq menuturkan: Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazir berkata kepadaku, 

ia berkata aku diberi tahu dari Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab bahwa Shafiyyah berkata: "Aku 

merupakan anak yang paling dicintai oleh ayah dan pamanku Abu Yasir. jika  aku betemu dengan 

mereka yang sedang membawa anak-anak mereka pasti keduanya membawaku bersama anak-anak 

mereka. saat  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, dan singgah di Quba' di Bani 

Amr bin Auf, ayahku Huyay bin Akhthab, dan pamanku, Abu Yasir bin Akhthab menghampiri beliau 

saat menjelang Shubuh dan mereka berdua tidak pulang ke rumah hingga matahari terbenam. sesudah  

matahari terbenam, keduanya tiba dengan kondisi malas dan lemas, bingung dan berjalan lunglai. Aku 

berusaha menyenangkan keduanya sebagaimana biasa aku lakukan. Demi Allah, tak seorang pun dari 

keduanya menoleh kepadaku, ada perasaan gelisah pada diri mereka berdua. Aku mendengar 

pamanku, Abu Yasir berkata kepada ayahku, Huyay bin Akhthab: "Apakah memang dia (Rasulullah)?" 

Ayahku menjawab: "Ya betul, demi Allah." Pamanku, Abu Yasir bertanya kepada ayahku: "Apakah 

engkau mengetahuinya dan bisa memastikannya?" Ayahku menjawab: "Ya. '" Pamanku, Abu Yasir 

bertanya kepada ayahku: "Bagaimana perasaanmu terhadapnya?" Ayahku menjawab: "Demi Allah, 

aku senantiasa memusuhinya selama aku hidup." 

 

 

Orang-orang Munafik yang Bersekongkol dengan Yahudi dari Munafik Anshar 

 

Ibnu Ishaq berkata: Inilah nama deretan orang-orang munafik dari Al-Aus dan Al-Khazraj yang 

bergabung dengan orang-orang Yahudi. Wallahu a lam. 

Dari Al-Aus, lalu  dari Bani Amr bin Auf bin Malik bin Al-Aus, lalu  dari Bani Lawdzan bin 

Amr bin Auf ialah Zuwai bin Al-Harits. 

Dari Bani Habib bin Amr bin Auf yaitu  sebagai berikut: 

Julas bin Suwaid bin Ash-Shamit. Dialah yang berkata — ia termasuk orang yang tidak ikut serta 

berangkat ke Perang Tabuk bersama Rasulullah: "Jika orang ini (Rasulullah) memang benar, kita pasti 

lebih buruk daripada keledai." Ucapannya ini disampaikan Umair bin Sa'ad kepada Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam. saat  itu, Umair bin Sa'ad berada dalam asuhan Julas. Julas mengasuh 

Umair bin Sa'ad menggantikan ibunya sesudah  sebelumnya Umair bin Sa'ad diasuh ayahnya. Umair bin 

Sa'ad berkata kepada Julas: "Wahai Julas, demi Allah, engkau orang yang paling aku cintai, orang yang 

paling baik dan dermawan bagiku, dan aku berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak baik terhadapmu. 

Sungguh engkau telah berucap; jika aku membeberkannya, engkau akan dijelek-jelekkan. Namun bila 

aku menyembunyikannya, maka itu akan merusak agamaku. Salah satu dari kedua pilihan itu mudah 

bagiku dari yang lainnya. sesudah  itu, Umair bin Sa'ad pergi menghadap Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam dan melaporkan apa yang dikatakan Julas. Julas bersumpah pun dengan nama Allah di 

hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata: "Sungguh Umair berkata dusta, 

dan aku tidak mengatakan apa yang dilaporkan 

Umair bin Sa'ad." lalu  Allah Subhanahu wa Taala menurunkan ayat tentang Julas ini: 

 

 

Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan 

(sesuatu yang menyakitimu). Sebetulnya  mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan 

telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan 

mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali sebab  Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan 

karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu yaitu  lebih baik bagi mereka, dan jika 

mereka berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan di 

akhirat; dan mereka sekali-kali tidak memiliki  pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. 

" (QS. at-Taubah: 74). 

Ibnu Hisyam berkata: Firman Allah: 'Al-Alim artinya sangat pedih dan menyakitkan. 

Ibnu Ishaq berkata: Para ulama menyatakan, bahwa Julas bertobat dan tobat serta keislamannya baik. 

Lainnya yaitu  saudara Julas, Al-Harits bin Suwaid yang membunuh Al-Mujadzdzar bin Dziyad Al-

Balawi dan Qais bin Zaid salah seorang Bani Dhabi'ah di Perang Uhud. Al-Harits yaitu  orang munafik. 

Pada saat kaum Muslimin dan orang-orang Quraisy bertemu di medan Uhud, Al-Harits menyerang Al-

Mujadzdzar bin Dziyad dan Qais bin Zaid. sesudah  ia berhasil menghabisi nyawa keduanya keduanya, 

ia pun lalu  bergabung dengan pasukan Quraisy. 

Ibnu Hisyam berkata: "Al-Mujadzdzar bin Dziyad sebelumnya membunuh Suwaid bin Shamit pada 

sebuah perang yang terjadi antara Al-Aus melawan Al-Khazraj. Pada Perang Uhud, Al-Harits bin Suwaid 

mencari kelengahan Al-Mujadzdzar bin Dziyad untuk dibunuh sebagai bentuk balas dendam atas 

kematian ayahnya, dan ia pun membunuhnya. Pendapat ini dikatakan tidak hanya oleh seorang ulama. 

Bukti bahwa Al-Harits bin Suwaid tidak membunuh Qais bin Zaid ialah bahwa Ibnu Ishaq tidak 

memasukkan Qais bin Zaid dalam daftar orang yang terbunuh di Perang Uhud. 

Ibnu Ishaq berkata: Suwaid bin Shamit membunuh Muadz bin Afra' saat  ia lengah dan bukan di 

medan perang. Suwaid bin Shamit memanah Muadz bin Afra' dan membuatnya meninggal dunia 

sebelum Perang Buats. 

Ibnu Ishaq berkata: Menurut penuturan para pakar, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

memerintah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu untuk membunuh Al-Harits bin Suwaid bila 

bertemu dengannya, namun dia tidak bertemu dengannya. Al-Harits bin Suwaid tinggal di Makkah. Ia 

kirim surat kepada saudaranya, Julas bin Suwaid. Dalam surat ini , Al-Harits bin Suwaid 

mengatakan ingin bertobat dan kembali kepada kaumnya, lalu  Allah Subhanahu wa Taala 

menurunkan ayat tentang Al-Harits bin Suwaid seperti dikatakan kepadaku dari Ibnu Abbas: 

   

Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah 

mengakui bahwa RasuV itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah 

datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orangyangzalim (QS. Ali Imran: 86), hingga akhir 

kisah. 

Dari Bani Dhubai'ah bin Zaid bin Malik bin Auf bin Amr bin Auf ialah Bajad bin Utsman bin Amir. 

Dari Bani Laudzan bin Amr bin Auf ialah Nabtal bin Al-Harits. Orang ini  yaitu  yang dikatakan 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam -seperti berita yang disampaikan kepadaku: "Barangsiapa ingin 

melihat setan, hendaklah ia melihat Nabtal bin Al-Harits." Ia memiliki postur yang tubuh besar, 

bibirnya melorot ke bawah, rambutnya berantakan, kedua matanya merah, dengan kedua pipinya 

merah kehitaman. Ia pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, berdialog dan 

mendengar ucapan beliau, lalu  ia ceritakan ucapan beliau kepada orang-orang munafik, sambil 

berkata kepada mereka: "Sebetulnya  Muhammad mendengarkan perkataan orang yang berbicara 

dengannya, lalu ia membenarkannya." Allah Yang Mahatinggi menurunkan ayat tentang Nabtal bin Al-

Harits sebagai berikut: 

 Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi 

mempercayai semua apa yang didengarnya." Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi 

kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-

orang yang beriman di antara kamu." Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka 

adzab yang pedih." (QS. at-Taubah: 61). 

Ibnu Ishaq berkata: Sebagian orang Al-Ajlan berkata kepadaku: Malaikat Jibril 'Alaihis salam datang 

kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan berkata: "Telah datang kepadamu orang yang 

bibirnya melorot ke bawah, rambutnya acak-acakan. Kedua pipinya merah kehitaman, kedua matanya 

merah seperti dua periuk dari kuningan, hatinya lebih keras daripada hati keledai, ia menceritakan 

apa yang engkau ucapkan kepada orang-orang munafik. Oleh sebab nya, berhati-hatilah 

terhadapnya." Itulah sifat-sifat Nabtal bin Al-Harits yang disebut oleh mereka. 

Dari Bani Dzabi'ah yaitu  sebagai berikut: Abu Habibah bin Al-Az'ar. Dia yaitu  di antara orang yang 

membangun Masjid Dhirar. Tsa'labah bin Hathib, Mu'attib bin Qusyair. Tsa'labah bin Hathib, dan 

Mu'attib bin Qasyir itulah yang berjanji kepada Allah bahwa jika Allah memberi kami rezeki, akan 

bersedekah dan menjadi orang-orang shalih. Mu'attib inilah yang berkata pada saat Perang Uhud: 

"Seandainya kami pada posisi lain dalam hal ini, kami pasti tidak terbunuh di tempat ini." Allah 

menurunkan ayat tentang Mu'attib bin Qusyair: 

 

 

Sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak 

benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang 

sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sebetulnya  urusan itu seluruhnya di 

tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan 

kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam 

urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." (QS. Ali Imran: 154), hingga akhir kisah. 

Mu'attib ini pula yang berkata di Perang Ahzab, 'Muhammad telah berjanji kepada kita, bahwa kita 

akan memiliki simpanan-simpanan Kisra dan Kaisar, sementara untuk buang air saja kita tidak merasa 

aman. Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Mu'attib ini : 

 

Dan (ingatlah) saat  orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: 

"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya (QS. al-Ahzab: 12). Juga al-

Harits bin Hathib. 

Ibnu Hisyam berkata: Muattib bin Qusyair, Tsa'labah bin Hathib, dan Al-Harits bin Hathib berasal dari 

Bani Umayyah bin Zaid. Mereka ikut dalam Perang Badar dan tidak tergolong orang-orang munafik -

seperti dikatakan kepadaku oleh ulama yang lebih di percaya. Ibnu Ishaq memasukkan Tsa'labah dan 

Al-Harits ke dalam deretan nama orang-orang Bani Umayyah di antara para peserta Perang Badar. 

Ibnu Ishaq berkata: lalu  Abbad bin Hunaif saudara Sahl bin Hunaif dan Bahzaj, mereka terlibat 

dalam pembangunan Masjid Dhirar. Amr bin Khidzam dan Abdullah bin Nabtal. 

Dari Bani' Tsa 'labah bin Amr bin Auf yaitu  sebagai benkut: 

Jariyah bin Amir bin Al-Aththaf dan kedua anaknya yakni Zaid bin Jariyah, Mu-jammi' bin Jariyah. 

Mereka bertiga termasuk orang-orang yang membangun Masjid Dhirar. Mujammi' yaitu  anak muda 

yang hafal sebagian besar Al-Qur'an dan shalat bersama orang-orang munafik di Masjid Dhirar. saat  

Masjid Dhirar telah dirubuhkan, dan orang-orang dari Bani Amr bin Auf pergi, orang- orang munafik 

itu shalat di Bani Auf bin Amr di masjid mereka. Pada masa kakhalifah Umar bin Khaththab 

Radhiyallahu Anhu pernah ada yang menyarankan kepadanya agar Mujammi' bisa ikut shalat bersama 

kaum Muslimin. Umar bin Khaththab menjawab: Tidak mung- kin, bukankah dia imam orang-orang 

munafik di Masjid Dhirar?' Mujammi' berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Wahai Amirul Mukmi- nin, 

demi Allah yang tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Dia, aku tidak tahu sedikit pun tentang 

persoalan mereka. Pada masa itu, aku masih kecil, dan biasa membaca serta menghafal Al-Qur'an. 

Tidak ada seorang pun diantara mereka yang memiliki  

hafalan Al-Qur'an, lalu mereka memintakn mengimami mereka dan aku tidak diberi tahu sama sekali 

tentang persoalan mereka kecuali hal-hal yang baik saja. Ada yang menyebutkan bahwa Umar bin 

Khaththab mengizinkar. Mujammi' shalat bersama kaumnya. 

Dari Bani Umayyah bin Zaid bin Malik ialah Wadi'ah bin Tsabit. Dia termasuk orang yang ikut 

membangun Masjid Dhirar. Dialah orang yang berkata: 'Sebetulnya  kami hanya bergurau dan 

bermain-main.' Allah Taba- raka wa Ta'ala menurunkan ayat tentang dia dan orang-orang munafik 

seperti dirinya: 

 Danjika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan 

menjawab: "Sebetulnya  kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: 

"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (QS. at-Taubah: 65). 

Hingga akhir kisah. 

Dari Bani Ubaid bin Zaid bin Malik ialah Khidzam bin Khalid. Dari rumahnyalah masjid Dhirar. Bisyr, 

dan Rafi' keduanya yaitu  anak Zaid. 

Dari Bani An-Nabit, Ibnu Hisyam berkata: ialah Amr bin Malik bin Al-Aus. 

Dari Bani Haritsah bin Al-Harts bin Al-Khazraj bin Amr bin Malik bin Al-Aus ialah Mirba bin Qaidzi. 

Dialah orang yang berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam saat  beliau berjalan 

melewati kebunnya dalam perjalanannya menuju medan Perang Uhud, "Hai Muhammad, jika engkau 

yaitu  seorang nabi, aku tidak menghalalkanmu ber jalan melewati, kebunku ini." lalu  Mirba' 

bin Qaizhi mengambil segenggam tanah, dan berkata: "Demi Allah, jika aku tahu bahwa tanah ini tidak 

mengenai orang lain selain dirimu, aku akan melemparmu dengannya." Spontan kaum muslimin ingin 

membunuhnya, namun Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, "Biarkanlah 

dia. Orang ini buta hati dan matanya." Lalu dia dipukul oleh Sa'ad bin Zaid dan saudaranya Aus bin 

Qaidzi, mereka saudara Bani Abdul Asyhal hingga ia terluka. Dialah yang berkata kepada Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam pada Perang Khandaq: "Sebetulnya  rumah-rumah kami yaitu  terbuka 

tidak ada penjagaya. Oleh sebab  itu, izinkan kami pulang ke rumah." Allah Tabaraka Ta'ala 

menurunkan ayat tentang ucapan Aus bin Qaidzi ini :  

 

Dan (ingatlah) saat  segolongan di antara mereka berkata: "Hai warga  Yatsrib (Madinah), tidak 

ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu." Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi 

(untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sebetulnya  rumah-rumah kami terbuka (tidak ada 

penjaga)." Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. (QS. 

al-Ahzab: 13). 

Ibnu Hisyam berkata: kata 'aurat" dalam ayat ini artinya yaitu  terbuka untuk musuh dan bisa habis. 

Aurat juga bermakna kehormatannya atau kemaluannya. 

Dari Bani Zhafar, nama aslinya ialah Ka'ab bin Al-Harits bin Al-Khazraj yaitu  seba gai berikut: Hathib 

bin Umayyah bin Rafi'. Ia orang tua yang berbadan besar, dan tetap bertahan pada kejahiliyahannya. 

Ia memiliki seorang anak yang termasuk seorang muslimin pilihan bernama Yazid bin Hathib. Yazid bin 

Hathib ikut Perang Uhud hingga ada  banyak luka di tubuhnya, lalu  ia dibawa ke pemukiman 

Bani Zhafar. 

Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa telah ber- kumpul seluruh 

kaum Muslimin baik laki- laki maupun wanita yang berasal dari Bani Zhafar di rumah Yazid bin Hathib 

pada saat dia dalam kondisi sakaratul maut. lalu  mereka berkata: 'Bergembiralah engkau wahai 

Yazid dengan surga.' Demikianlah sehingga tampak jelas kemunafikan Hathib bin Umayyah. Hathib bin 

Umayyah berkata: 'Ya betul surga dari tumbuh-tumbuhan Harmal! Demi Allah, kalian telah menipu 

orang yang lemah 

 

Ibnu Ishaq berkata: Busyair bin Ubairiq, dia yaitu  Abu Thu'mah. Dialah orang yang mencuri dua baju 

besi dan Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya: 

 

Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orangyang mengkhianati dirinya. 

Sebetulnya  Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa (QS. 

an-Nisa: 107). 

Quzman, sekutu mereka. Ibnu Ishaq berkata bahwa Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku, 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sungguh Quzman yaitu  diantara manusia yang 

akan menghuni neraka."73 

Pada saat Perang Uhud, Quzman bertempur dengan gigih bahkan dia berhasil membunuh banyak 

orang dari kaum musyrikin, dan dia pun mengalami banyak luka. lalu  dia dibawa ke 

perkampungan Bani Zhafar. Salah seorang dari kaum Muslimin berkata kepadanya: "Bergembiralah 

engkau wahai Quzman, sungguh pada hari ini engkau mendapatkan keuntungan besar, dan 

mendapatkan ujian di jalan Allah seperti yang engkau rasakan." Quzman bertanya: "Dengan apa aku 

harus bergembira. Demi Allah, aku tidak bertempur kecuali demi membela kaumku." Saat luka-

lukanya bertambah parah, dan membuatnya merasa semakin kesakitan, Quzman mengambil anak 

panah dari busurnya, lalu  ia memotong urat nadi tangannya dengan anak panah ini . Ia 

pun mati bunuh diri. 

Ibnu Ishaq berkata: Tidak diketahui ada orang taki-laki dan wanita munafik di Bani Abdul Asyhal, 

namun Adh-Dhahhak bin Tsabit, salah seorang dari Bani Ka'ab satu kabilah Sa'ad bin Zaid dicurigai 

sebagai orang munafik dan dekat dengan orang Yahudi. 

Ibnu Ishaq berkata: Julas bin Suwaid bin Shamit sebelum taubatnya -seperti disampaikan kepadaku-, 

Mu'attib bin Qusyair, Rafi' bin Zaid, dan Bisyr mengaku bahwa mereka masuk Islam. Mereka pernah 

berselisih dengan sebagian kaum Muslimin, lalu  pihak kaum Muslimin meminta perkaranya 

dibawa dan diadukan kepada Rasulullah Shal- lalahu 'alaihi wa Sallam, sementara mereka meminta 

perkara itu dibawa ke tukang ramal, hakim orang-orang Jahiliyah. Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat 

tentang mereka: 

 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa 

yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak 

berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan 

bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. an-Nisa': 60). 

Dari Al-Khazraj, lalu  dari Bani An-Najjar yaitu  sebagai berikut: Rafi' bin Wadi'ah, Zaid bin Amr, 

Amr bin Qais, Qais bin Amr bin Sahl. 

Dari Bani Jusyam bin Al-Khazrad, lalu  dari Bani Salimah ialah Al Jadd bin Qais. Dialah yang 

berkata: "Hai Muhammad, izinkan aku tidak mengikuti perang dan janganlah engkau 

menjerumuskanku ke dalam fitnah.' Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya, 

 

Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan 

janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah." Ketahuilah, bahwa mereka telah 

terjerumus ke dalam fitnah. Dan Sebetulnya  Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orangyang 

kafir. (QS. at-Taubah:49). 

Dari Bani Auf bin Al-Khazraj ialah Abdullah bin Ubay bin Salul. Dialah gembong orang-orang munafik 

dan orang-orang munafik senantiasa datang berduyun kepadanya. Dialah yang berkata di Perang Bani 

Al-Musthalaq, 'Jika kami tiba di Madinah, orang yang paling mulia akan mengusir orang yang paling 

hina darinya.' Allah Ta'ala menurunkan surat Al-Munafiqun secara sekaligus yang mengabadikan 

ucapannya ini , dirinya, Wadi'ah salah seorang dari Bani Auf, Malik bin Abu Qauqal, Suwaid, dan 

Da'is. Mereka orang-orang terdekat Abdullah bin Ubay bin Salul. 

Abdullah bin Ubay bin Salul bersama me reka menyusup ke Bani An-Nadhir saat  mereka di kepung 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berkata kepada orang-orang Bani An-Nadhir, 

'Hendaklah kalian tetap bertahan. Demi Allah, jika kalian diusir, kami akan keluar bersama kalian. Kami 

tidak akan patuh kepada seorang pun untuk menyusahkan kalian. Jika kalian diperangi, kami pasti 

menolong kalian-' Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang Abdullah bin Salul dan teman-

temannya dari kaum munafik ini  dalam ayat berikut: 

 

Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara 

mereka yang kafir di antara ahli Kitab: "Sebetulnya  jika kamu di usir niscaya kami pun akan keluar 

bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) 

kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu." Dan Allah menyaksikan, bahwa 

Sebetulnya  mereka benar-benar pendusta. Sebetulnya  jika mereka diusir, orang-orang munafik 

itu tiada akan keluar bersama mereka, dan Sebetulnya  jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada 

akan menolongnya; Sebetulnya  jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke 

belakang, lalu  mereka tiada akan mendapat pertolongan. Sebetulnya  kamu dalam hati 

mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu sebab  mereka yaitu  kaum yang tiada 

mengerti. Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam 

kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka 

yaitu  sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedanghati mereka berpecah belah. Yang 

demikian itu sebab  Sebetulnya  mereka yaitu  kaum yang tiada mengerti. (Mereka yaitu ) seperti 

orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan 

mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. (Bujukan orang-orang munafik itu yaitu ) seperti 

(bujukan) setan saat  dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah 

kafir ia berkata: "Sebetulnya  aku berlepas diri dari kamu sebab  Sebetulnya  aku takut kepada 

Allah Tuhan semesta alam." (QS. al Hasyr:11-16) 

 

 

Di antara Rahib-rahib Yahudi yang Pura-pura Masuk Islam 

 

Ibnu Ishaq berkata: berikut ini yaitu  di antara orang-orang yang berlindung diri dengan agama Islam, 

masuk Islam bersama kaum Muslimin, serta menampakkan keislamannya, padahal mereka orang-

orang munafik, dari golongan rahib-rahib Yahudi. 

Dari Bani Qainuqa' yaitu  sebagai berikut: Sa'ad bin Hunaif, Zaid bin Al-Lushait, Nu'man bin Awfa bin 

Amr, dan Utsman. Zaid bin Al-Kushait pernah bertengkar dengan Umar bin Khaththab Radhiyallahu 

Anhu di pasar Bani Qainuqa'. saat  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kehilangan untanya dia 

Zaid bin Al-Kushait: "Muhammad mengaku mendapat wahyu dari langit, mengapa sampai dia tidak 

tahu di mana untanya ber- ada?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda -sesudah  

mendapatkan wahyu- dari Allah tentang ucapan musuh Allah ini  tentang lokasi unta beliau 

berada: "Sebetulnya  orang yang mengatakan bahwa Muhammad mengaku mendapat wahyu, 

kenap* tidak tahu di mana untanya berada, maka Sebetulnya  aku tidak tahu apa-apa kecual apa 

yang diberitahukan oleh Allah kepadaku- dan sungguh Allah telah menunjukkan kepadaku lokasi unta 

itu, ia berada di syi'b. Unta ini  tertahan oleh pohon dengan tab kekangnya." lalu  beberapa 

orang dar. kaum Muslimin pergi kesana dan mendapat unta ini  seperti yang disabdakan oleh 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. 

Rafi' bin Huraimalah. Pada saat dia mat:. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam ber sabda tentang 

dirinya: "Pada hari ini, salah seorang pembesar orang-orang munafik telah meninggal dunia." 

Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut. Dalam perjalanan pulang sesudah  perang melawan Ban: Al-Mushthalaq, 

angin bertiup kencang menerpa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam hingga kaum Muslimin merasa 

kewalahan, lalu  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada kaum Muslimin: 

"Janganlah kalian takut. Sebetulnya  angin ini bertiup kencang sebab  kematian salah satu 

pemimpin orang-orang kafir." Dan terbukti saat  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di 

Madinah, beliau mendapati Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut meninggal dunia tepat pada hari angin 

bertiup kencang. 

Silsilah bin Burham serta Kinanah bir. Shuriya. 

 

 

Pengusiran Orang-orang Munafik dari Mesjid Rasulullah 

 

Ibnu Ishaq berkata: Suatu hari beberapa orang munafik berada di masjid Nabi. Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam melihat mereka sedang berbincang di antara mereka dengan suara lirih sambil 

mendekat pada yang lain. Lalu Rasulullah menyuruh sahabatnya untuk menggusir mereka dengan 

tegas dari masjid. 

Abu Ayyub Khalid bin Zaid bin Kutaib beranjak berdiri dari tempat dimana dia duduk lalu berjalan ke 

tempat Amr bin Qais saudara Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Amr bin Qais yaitu  pemilik patung-

patung sesembahan mereka di zaman jahiliyah. Lalu ia memegang kuat kaki Amr bin Qais dan 

menariknya hingga ia keluar dari masjid. Amr bin Qais berkata kepada Abu Ayyub: "Wahai Abu Ayyub, 

pantaskan engkau mengusir diriku dari tempat pengeringan kurma ( masjid Nabi) Bani Tsa'labah?" 

Lalu Abu Ayyub bergerak menuju tempat Rafi' bin Wadi'ah, salah seorang Bani An-Najjar. Ia pegang 

kuat leher baju Rafi' bin Wadi'ah lalu menariknya dengan kencang. Ia tampar wajahnya, mengusirnya 

dari masjid seraya berkata: "Celakalah engkau wahai orang munafik yang menjijikkan. Wahai munafik 

kotor, keluarlah dari masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam." 

Imarah bin Hazm bangki ke tempat Zaid bin Amr. Zaid adaiah seorang lelaki berjenggot panjang. Ia 

pegang jenggotnya, dan menariknya dengan kencang sampai ia dipaksa keluar masjid. lalu  

Imarah bin Hazm mengepalkan kedua tangannya dan memukul wajah Zaid bin Amr sehingga membuat 

Zaid bin Amr tersungkur jatuh. Zaid bin Amr berkata: "Wahai Imarah, engkau telah mencideraiku!" 

Imarah bin Hazm berkata: "Wahai munafik kotor, mudah-mudahan Allah mencelakakanmu. Apa yang 

Allah persiapkan bagimu nanti jauh lebih mengerikan daripada tamparanku. Janganlah sekali-kali 

engkau mendekati masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam." 

Ibnu Ishaq berkata: Abu Muhammad yang berasal dari Bani An-Najjar -pemilik nama lengkap Mas'ud 

bin Aus bin Zaid bin Ashram bin Zaid bin Tsa'labah bin Ghanm bin Malik bin An-Najjar- beranjak ke 

tempat dimana Qais bin Amr bin Sahl berada. Ia seorang pemuda satu-satunya di tengah orang-orang 

munafik saat itu, lalu ia mendorong tengkuk kepalanyanya sampai ia keluar dari masjid Nabi. 

Seseorang dari Khadirah-bin Al-Khazraj yang bernama Abdullah bin Al-Harits orang yang berasal dari 

kabilah yang sama dengan Sa'id Al-Khudri berjalan ke tempat Al-Harits bin Amr yang memiliki rambut 

sangat tebal, lalu  ia menarik rambutnya serta menyeretnya dengan kuat sampai dia tertarik 

keluar dari masjid. Si munafik kotor Al-Harits bin Amr berkata kepada Abdullah bin Al-Harits: "Wahai 

anak Al-Harits, engkau telah ber- laku di luar batas pada diriku." Abdullah bin Al-Harits menjawab: 

"Engkau sangat pantas menerimanya, wahai musuh Allah, sebab  Allah telah menurunkan firman-Nya 

tentang dirimu. Maka janganlah engaku pernah lagi mendekati masjid Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam sebab  Sebetulnya  dirimu itu najis." 

Seseorang dari Bani Amr bin Auf bangkit ke tempat saudaranya yang bernama Zuwai bin Al-Harits lalu 

mengusirnya keluar dari masjid. Zuwai bin Al-Harits tidak menerima perlakuan seperti itu dari 

saudaranya. Maka ia berkata: "Setan telah menguasai dirimu dan kau berada dalam cengkeraman 

perintahnya." 

Si munafik-munafik inilah yang berada di masjid dimana Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

memerintahkan agar mereka diusir dari masjid. 

 

 

Ayat-ayat dalam Surat Al-Baqarah Yang Turun tentang orang-orang Munafik dan Yahudi 

 

Mengenai pendeta-pendeta Yahudi dan orang munafik dari Aus dan Khazraj, Allah menurunkan 

permulaan surat Al-Baqarah sampai ayat seratus. Allah berfirman: 

 

Alif Laam Miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa 

(QS. al-Baqarah: 1-2), yakni tidak ada kesamaran dan keraguan di dalamnya. 

petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS. al-Baqarah: 2) Orang-orang bertakwa yang dimaksud yaitu  

mereka yang takut mendapatkan siksa Allah akibat dari meninggalkan petunjuk yang telah mereka 

ketahui. Dan mereka senantiasa berharap rahmat Allah dengan senantiasa membenarkan apapun 

yang datang dari Allah kepada mereka. 

 

(yaitu) mereka yang beriman kepada yanggaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian 

rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka (QS. al-Baqarah: 3). Yakni, mereka mendirikan shalat 

dan menaikan zakat dengan harapan memperoleh ridha Allah. 

 

dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab 

yang telah diturunkan sebelummu, (QS. al-Baqarah: 4). Yakni, percaya sepenuhnya dengan apa yang 

engkau bawa dari Tuhanmu dan percaya sepenuhnya dengan apa yang dibawa para Rasul yang datang 

sebelummu dengan tidak membeda-bedakan antari rasul serta tidak membangkang terhadap ajaran 

yang mereka bawa dari Tuhan mereka. 

 

serta mereka yakin akan adanya (kehidupan akhirat (QS. al-Baqarah: 4). Yakni, mereka yakin 

sepenuhnya akan adanya Hari Berbangkit, Hari Kiamat, surga, dan neraka, Hari Hisab dan neraca amal 

perbuatan. Mereka yakir. sepenuhnya akan apa yang dibawa para rasuj sebelummu, dan apa yang 

diturunkan tuhan kepadamu. 

 

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka (QS. al-Baqarah: 5) Yakni, mereka 

mendapat cahaya petunjuk dari tuhan dan senantiasa berpegang teguh dengan ajaran yang 

diturunkan kepada mereka. 

 

dan merekalah orang-orang yang beruntung (QS. al-Baqarah: 5). Yakni orang-orang yang memperoleh 

apa yang selama ini mereka can. dan selamat dari kejahatan yang mereka lari dari padanya. 

 

Sebetulnya  orang-orang kafir (QS. al-Baqarah: 6),Yakni, orang-orang yang mengingkari terhadap 

apa yang diturunkan Allah kepadamu walaupun mereka berucap bahwa kami beriman kepada apa 

yang diturunkan kepada para rasul sebelummu. 

 

Sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan 

beriman (QS. al-Baqarah: 6). Yakni, mereka mengingkari kitab milik mereka sendiri yang memuat 

tentang kenabian dirimu di dalamnya, dan mengkhianati perjanjian yang diambil dari mereka untuk 

dirimu. Mereka mengingkari apa yang datang padamu dan apa yang ada pada mereka sendiri yang 

telah Allah turunkan kepada orang selain engkau. Lalu bagaimana mungkin mereka suka menyimak 

ancaman dan peringatanmu, sedangkan mereka telah kafir terhadap kitab mereka sendiri yang di 

dalamnya tercantum pengetahuan tentang diri dan kenabianmu. 

 

Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup (QS. al-

Baqarah: 7). Yakni, penglihatan mereka ditutup dari kebenaran, dan membuat mereka tidak kuasa 

mendapatkannya untuk selama-lamanya. 

 

Dan bagi mereka (QS. al-Baqarah: 7). Yakni, akibat dari tindakan penentangan mereka terhadapmu. 

 

Siksa yang amat berat (QS. al-Baqarah: 7). Yakni, siksa ini  ditujukan untuk pendeta-pendeta 

Yahudi sebab mereka telah mendustakan kebenaran, padahal sebelumnya mereka telah 

mengetahuinya. 

 

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari lalu ", padahal 

mereka itu Sebetulnya  bukan orang-orang yang beriman (QS. al-Baqarah: 8). Yakni orang-orang 

munafik dari Aus dan Khazraj dan orang-orang yang semisal mereka. 

 

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya 

sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. al-Baqarah: 9). 

 

Dalam hati mereka ada penyakit (QS. al- Baqarah: 10). Yakni, penyakit keraguan dan syakwasangka. 

 

lalu ditambah Allah penyakitnya (QS. al-Baqarah: 10). Yakni, Allah melipatkan gandakan keraguannya. 

 

dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan jika  dikatakan kepada 

mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sebetulnya  kami 

orang-orang yang mengadakan perbaikan (QS. al-Baqarah: 10-11). Yakni, sebenarnya kami 

bermaksud mendamaikan dua pihak kaum Mukminin dengan Ahli Kitab. Allah Ta'ala berfirman: 

 

 

 

 

 Ingatlah, Sebetulnya  mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, namun  mereka tidak 

sadar. jika  dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah 

beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu 

telah beriman?" Ingatlah, Sebetulnya  merekalah orang-orang yang bodoh, namun  mereka tidak 

tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami 

telah beriman. " Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, (QS. al-Baqarah: 12-14), Setan-

setan ini  yaitu  orang-orang Yahudi yang menyuruh mereka mendustakan kebenaran, dan 

membangkang terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka 

mengatakan: 

 

"Sebetulnya  kami sependirian dengan kamu, (QS. al-Baqarah: 14). Yakni, kami hanyalah berolok-

olok dan bermain-main dengan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman: 

 

Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam 

kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, (QS. al-Baqarah: 

15-16). Yakni, mereka menukar kekafiran dengan keimanan. 

 

Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. al-

Baqarah: 16). 

 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah membuai perumpamaan tentang mereka. Allah Yang Mahaagung 

berfirman: 

 

 Perumpamaan mereka yaitu  seperti orang yang menyalakan api, maka sesudah  api itu menerangi 

sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam 

kegelapan, tidak dapat melihat (QS. al-Baqarah: 17). 

Yakni, mereka tidak kuasa melihat kebenaran dan tidak kuasa pula untuk mengutarakannya. jika  

mereka keluar dengan kebenaran dari kegelapan kekafiran, mereka memadamkannya kembali 

dengan kekafiran dan kemunafikan mereka, lalu Allah membiarkan mereka dalam gelap kekafiran 

sehingga mereka tidak mampu melihat petunjuk dan tidak pula mampu bertahan berada dalam 

kebenaran. 

 

Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (QS. al-Baqarah: 

18). Yakni, mereka tidak kuasa untuk kembali pada petunjuk. Mereka tuli, bisu, dan buta akan 

kebenaran. Mereka tidak akan kuasa untuk kembali kepada kebaikan, dan tidak akan memperoleh 

keselamatan sepanjang mereka tetap berada dalam posisi mereka. 

 

atau seperti (orang-orangyang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; 

mereka menyumbat telinganya dengan anakjarinya, sebab  (mendengar suara) petir, sebab takut 

akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah: 19) 

Ibnu Ishaq berkata: Mereka berada dalam gulita kekafiran, mereka menghindari kematian, dari orang-

orang yang berbeda dengan mereka dan khawatir akan mereka. Sebagaimana disifatkan laksana 

tatkala mereka berada di gelapnya hujan. Mereka menjadikan jari jemarinya di kedua telinganya 

sebab  suatu guruh sebab  takut mati. Dia berkata: Allah menurunkan itu semua pada mereka sebagai 

siksa atas kedurhakaan mereka. Yakni Allah meliputi orang-orang kafir. 

 

Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. (QS. al-Baqarah:20). sebab  kuatnya sinar 

kilatan itu. 

 Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa 

mereka, mereka berhenti. (QS. al-Baqarah: 20). Yakni, mereka mengetahui kebenaran dan 

membicarakannya. Jika mereka kebali dari kebenaran kepada kekafiran, mereka menjadi orang-orang 

linglung kebingungan 

 

Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. (QS. al-

Baqarah: 20). Yakni akibat apa yang mereka tinggalkan dari kebenaran sesudah  mengetahuinya. 

 

Sebetulnya  Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 20). 

lalu  Allah berfirman: 

 

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu (QS. al-Baqarah: 21). Perintah tadi diarahkan kepada dua kelompok 

di atas yaitu orang-orang kafir dan munafik. Maksudnya, kalian harus meng-Esakan Tuhan kalian. 

 

Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. Dialah 

Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air 

(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki 

untukmu; sebab  itujanganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu 

mengetahui (QS. al-Baqarah: 21-22). 

Ibnu Hisyam berkata: al-andad artinya "al-amtsal" kata singularnya yaitu  "nidd" Labid bin Rabi'ah 

berkata: 

Aku memuji Allah sebab  dia tidak punya nidd(sekutu) 

Di tangan-Nya segala kebaikan apa yang Dia kehendaki 

 

Ini yaitu  penggalan syairnya. 

Ibnu Ishaq berkata: Yakni janganlah kalian menyekutukan Allah dengan selain-Nya beruapa tandingan-

tandingan yang tidak memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya. Kalian tahu bahwa tidak 

ada Tuhan yang kuasa memberi rezeki pada kalian selain Dia. Kalian tahu pula bahwa tauhid yang 

Rasul serukan kepada kalian yaitu  benar dan tiada sedikitpun keraguan padanya. 

 

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami 

(Muhammad) (QS. al-Baqarah: 23). Yakni, jika  kalian merasa ragu terhadap apa yang dibawa oleh 

rasul untuk kalian,  

 

buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah 

(QS. al-Baqarah: 23). Yaitu pihak- pihak yang mampu membantu kalian. 

 

"Jika kamu orang-orang yang benar. 'Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu 

tidak akan dapat membuat (nya)... (QS. al-Baqarah: 23-24). sebab  kebenarir telah tampak jelas bagi 

kalian. 

 

peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediaksn bagi orang-

orang kafir (QS. al-Baqarah: 24) Yakni, neraka itu disediakan buat orang-orang kafir yang semisal 

dengan kalian. 

lalu  Allah memberi  kabar gembira dan peringatan terhadap mereka akibat dari melanggar 

perjanjian yang telah diam bil atas mereka untuk Nabi-Nya Shallalakt 'alaihi wa Sallam jika  ia 

datang pada mereka dan menerangkan mengenai asal-muasal penciptaan mereka tatkala Allah 

menciptaki: mereka, dan memaparkan kepada mereka tentang para leluhur mereka, Adam dengan 

segala kondisinya. Apa yang telah Allah lakukar padanya saat Adam tidak taat kepada-Nya lalu  

Allah berfirman: 

 

Hai Bani Israel (QS. al-Baqarah: 40). Seruan itu diarahkan untuk pendeta-pendeta Yahudi. 

 

ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu (QS. al-Baqarah: 40). Yakni, nikmat-

Ku atas kalian secara khusus juga atas leluhur-leluhur kalian, dimana dengan nikmat itu Allah 

menyelamatkan mereka dari kejahatan Fir'aun dan kaumnya, 

 

dan penuhilah janjimu Kepaaa-Ku (al- Baqarah: 40). Yakni, janji yang dibebankan di pundak kalian 

untuk Nabi Ahmad (Muhammad), jika  ia datang kepada kalian, 

 

niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu (QS. al-Baqarah: 40), Yakni, pasti Aku tepati apa yang Aku 

pernah janjikan untuk kalian, jika  kalian membenarkan Nabi ini  dan mengikutinya. Yakni 

dengan melepaskan semua belenggu yang ada pada pundak kalian akibat dosa-dosa kalian, 

 

dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk) (QS. al-Baqarah: 40). Yakni, Aku turunkan 

siksaan-siksaan yang pernah Aku turunkan kepada leluhur kalian dan kalian telah mengetahui bentuk 

siksaan-siksaan itu. 

 

Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang 

ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orangyangpertama kafir kepadanya, (QS. al-

Baqarah: 41). Yakni, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali kafir kepada Nabi itu, sebab 

kalian memiliki ilmu mengenai dirinya, satu hal yang tidak dimiliki orang-orang selain kalian, 

 dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada AKulah 

Kamu harus bertakwa. Dan jangan-lah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan 

janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.' (QS. al-Baqarah: 41-42). Yakni, 

janganlah kalian menyembunyikan ilmu akan Rasul-Ku yang ada pada kalian serta apa yang dibawanya 

yang kalian temukan dalam kitab-kitab suci kalian. 

 

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) 

mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?' (QS. al-

Baqarah: 44). Yakni, mengapa kalian melarang manusia kafir terhadap kenabian, dan janji yang ada 

dalam kitab Taurat, sementara kalian lupa terhadap diri kalian sendiri. Artinya, kalian ingkar terhadap 

janji-Ku buat kalian untuk menyataka kebenaran Rasul-Ku, kalian melanggar janji-Ku serta menolak 

Kitab-Ku yang sudah kalian ketahui. lalu  Allah menerangkan kepada mereka semua perbuatan 

mereka. Allah paparkan kisah sapi betina pada mereka, tindakan mereka terhadapnya, tobat mereka 

yang Allah kabulkan, pengusiran mereka, dan perkataan bodoh mereka: 

 

Perlihatkan Allah kepada kami secara terang-terangan (QS. an-Nisaa': 153). 

Ibnu Hisyam berkata: Jahrah artinya, yakni tampak jelas kepada kami dan tidak tertutup sesuatupun 

dari kami. 

Ibnu Ishaq berkata: Mereka dihantam petir sebab  keteledoran mereka, lalu Allah menghidupkanya 

kembali, menaungi mereka dengan awan dan menurunkan kepada mereka Manna dan Salwa. Lalu 

Allah berfirman kepada mereka: 

 

dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskatilah kami dari dosa" (QS. 

al-Baqarah: 58). Yakni, ucapkanlah apa yang Kami perintahkan pasti Aku akan menghapus dosa-dosa 

kalian. Allah menjelaskan bahwa mereka mengubah firman di atas sebagai bahan pelecehan terhadap 

perintah-Nya. 

Ibnu Hisyam berkata: Al-Mann yaitu  sesuatu yang turun pada saat waktu sahur pada pepohonan 

yang mereka miliki lalu mereka mengambilnya dalam keadaan manis bagaikan manisnya madu serta 

meminum dan memakannya. Sedangkan As-Salwa yaitu  salah satu jenis burung. Ada pula yang 

mengatakan bahwa maksud As-Salwa ialah burung puyuh. Madu kadang kala juga dinamakan dengan 

As-Salwa. 

Firman Allah,'Hiththatun, artinya hapuslah dosa-dosa kami!" 

Ibnu Ishaq berkata: Di antara perbuatan mereka mengubah perintah Allah yaitu  sebagaimana 

dituturkan kepadaku oleh Shalih bin Kaisan dari Shalih, mantan budak At-Taumah binti Umayyah bin 

Khalaf dari Abu Hurairah dan dari orang yang tidak aku ragukan integritasnya dari Ibnu Abbas dari 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam yang bersabda: "Mereka masuk dari pintu tempat mereka 

diperintahkan masuk darinya dalam keadaan sujud, tapi mereka memasukinya dengan cara 

merangkak sambil mengatakan, 'Hinthunfi syair (Hinthun yaitu  salah satu jenis gandum)." 

Ibnu Ishaq berkata: Ayat ini  lalu  dilanjutkan dengan kisah mengenai permohonan air oleh 

Musa bagi kaumnya, perintah Allah kepada Musa agar Musa menggunakar. tongkatnya untuk 

memukul batu, lalu memancarlah dua belas mata air untuk mereka dar. setiap kabilah memiliki mata 

airnya sendiri dan mengetahui mata air mereka masing-masing, serta kisah mengenai perkataan 

mereka kepada Musa Alaihis-Salam: 

 

"Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah 

untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, 

yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dari bawang merahnya." Musa berkata: 

"Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebaga: pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu 

ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta" (QS. al-Baqarah: 61). 

Ibnu Hisyam berkata: Firman Allah, 'Al-Fumu berarti biji gandum 

Ibnu Ishaq berkata: Mereka tidak melakukan perintah Musa. Ayat itu lalu  dilanjutkan dengan 

kisah diangkatnya Gunung Ath-Thur di atas mereka, perubahan fisik mereka dimana Allah 

mengubahnya menjadi kera akibat tindakan dan tingkah buruk mereka. Kisah berlanjut tentang sapi 

betina yang mengandung pelajaran dalam kasus pembunuhan yang mereka persengketakan. Lalu 

Allah menerangkan kejadian ini  mereka sesudah  mereka bertanya secara berulang-ulang kepada 

Musa tentang ciri-ciri sapi betina yang dimaksud. Kisah berlanjut tentang mengerasnya hati mereka 

sesudah  peristiwa itu hingga seperti batu atau bahkan jauh lebih keras lagi. lalu  Allah berfirman 

kepada mereka: 

 

 lalu  sesudah  itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara 

batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada 

yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur 

jatuh, sebab  takut kepada Allah. (QS. al-Baqarah: 74). Yakni, di antara jenis batu itu ada  batu 

yang jauh lebih lembut dari pada hati kalian yang keras terhadap kebenaran yang diserukan kepada 

kalian. Allah melanjutkan firman-Nya: 

 

Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 74). 

lalu  Allah menunjukkan firman-Nya kepada Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan kaum 

Mukminin, sahabat beliau: 

 

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari 

mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya sesudah  mereka memahaminya, sedang 

mereka mengetahui? (QS. al-Baqarah: 75). 

Maksud firman Allah bahwa mereka mendengar Taurat, itu tidak berarti bahwa semua mereka 

mendengarkannya. Bahkan beberapa ulama berpendapat bahwa hanya kalangan tertentu saja yang 

mendengarkan Taurat. Bani Israel berkata kepada Musa: "Wahai Musa, Sebetulnya  kami terhijab 

tidak mampu melihat Allah secara nyata, maka perdengarkan kepada kami suara Allah agar Dia 

berkomunikasi langsung denganmu." Maka Musa memohonkan permintaan itu kepada Tuhannya. 

Allah berfirman kepada Musa: Wahai Musa, perintahkan mereka untuk membersihkan diri dengan 

mencuci pakaian mereka, dan berpuasa." Mereka melak- sanakan perintah Altah ini , lalu Musa 

pergi membawa serta mereka sampai tiba di bukit Ath-Thur. Tatkala mereka tertutup ka- but tebal, 

Musa memerintahkan mereka untuk bersujud. Saat mereka bersujud itulah, Allah berbicara dengan 

Musa sementara mereka mendengarkan firman Allah yang memerintahkan dan melarang mereka 

hingga mereka mampu memahami apa yang baru saja mereka dengar. Lalu Musa kembali pulang 

membawa mereka kepada Bani Israel. Sesampainya di sana, sebagian mereka mengganti apa yang 

baru saja Allah perintahkan kepada mereka. saat  Musa berkata kepada Bani Israel: "Sebetulnya  

Allah memerintahkan ini dan itu atas kalian." Namun mereka mengatakan sebaliknya dari apa yang 

Allah firmankan kepada mereka. Mereka itulah yang Allah terangkan kepada Rasul-Nya, Muhammad 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam. 

lalu  Allah berfirman: 

 

Dan jika  mereka berjumpa dengan orang-orangyang beriman, mereka berkata: "Kami pun telah 

beriman," (QS. al-Baqarah; 76). Yakni, kami pun beriman dengan sahabat kalian yaitu  Rasulullah 

Shallahahu 'Alaihi wa Sallam, namun ia hanya diutus secara khusus kepada kalian. Tapi, mana kala 

mereka berada bersama kelompoknya mereka berkata: "Janganlah kalian memceritakan ini kepada 

orang-orang Arab, sebab dulu kalian pernah meminta kemenangan atas mereka dengan selalu 

menyebut nama Muhammad, ternyata kini Muhammad berada di pihak mereka." Allah menurunkan 

firman-Nya perihal mereka, 

 

Dan jika  mereka berjumpa dengan orang- orang yang beriman, mereka berkata: "Kami pun telah 

beriman," namun  jika  mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu 

menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, 

supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu 

mengerti?" (QS. al-Baqarah: 76). Yakni, apakah kalian mengakui Muhammad sebagai Nabi, padahal 

kalian mengetahui bahwa kalian telah dimintai perjanjian untuk mengikutinya. Dia telah menerangkan 

dengan gamblang bahwa Muhammad yaitu  seorang Nabi yang sejak lama kita tunggu-tunggu, dan 

kita dapati namanya dalam Kitab suci kita. Maka ingkarilah. dan jangan pernah engkau mengakuinya. 

Allah berfirman: 

 

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala 

yang mereka nyatakan? Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab 

(Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. al-Baqarah: 77-

78). Yakni, merekii tidak mengetahui Al-Kitab, tidak memaham: isinya, serta tidak mengakui 

kenabianmu melainkan hanya berdasar pada prasangka saja Allah berfirman: 

 

Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidan akan disentuh oleh api neraka, kecuali selamu beberapa 

hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan 

memungkiri janji-Nya ataukak kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu 

ketahui?" (QS. al-Baqarah: 80). 

Ibnu Ishaq berkata: Mantan budak Zaid bin Tsabit berkata kepadaku dari Ikrimah atau dari Sa'id bin 

Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata: "saat  Rasulullah Shallalahu 'alaihi hm Sallam tiba di Madinah, 

orang-orang Yahudi berkata: "Usia dunia ini ialah tujuh ribu tahun. Allah menyiksa manusia di neraka 

dalam setiap seribu tahun hitungan hari-hari dunia dengan hanya satu hari dari hitungan hari-hari 

akhirat di neraka. Dengan demikian mereka hanya menjalani tujuh hari siksa di dalam neraka, 

lalu  siksa terhenti.' Allah Ta 'ala menurunkan ayat tentang ucapan mereka ini : 

 

Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa 

hari saja. " Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan 

memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu 

ketahui?." (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, 

mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.' (QS. al-Baqarah: 80-81), Yakni, 

barangsiapa mengerjakan tindakan sebagaimana tindakan kalian, dan berlaku ingkar sebagaimana 

kekafiran kalian, maka kekafiran akan menghapus kebaikan dirinya di sisi Allah. 

 

 

 Dan orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di 

dalamnya. (QS. al-Baqarah: 82). Yakni, barangsiapa beriman kepada apa yang mereka ingkari, dan 

melakukan apa yang kalian tinggalkan dari agama-Nya, bagi mereka surga dan mereka kekal di 

dalamnya. Allah menjelaskan kepada mereka bahwa balasan kebaikan dan keburukan itu diberikan 

secara terus menerus kepada pelakunya tanpa terhenti. 

Ibnu Ishaq berkata: Allah mencela mereka dengan firman-Nya: 

 

Dan (ingatlah), saat  Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah 

selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang 

miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah 

zakat. lalu  kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu 

selalu berpaling. (QS. al-Baqarah: 83). Yakni, kalian meninggalkan semua itu, dan tidak menetapi 

perjanjian, bukan sebab  kurang pengetahuan. 

Allah melanjutkan firman-Nya: 

 

Dan (ingatlah), saat  Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan 

darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari 

kampung halamanmu, lalu  kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu 

mempersaksikannya (QS. al-Baqarah: 84). Yakni, bahwa ini yaitu  hak dari perjanjian-Ku atas kalian. 

Allah melanjutkan firman-Nya: 

 lalu  kamu (Bani Israel) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan 

daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan 

membuat dosa dan permusuhan (QS. al-Baqarah: 85). Yang dimaksud dengan mereka pada ayat di ini 

yaitu  orang-orang musyrik. Kalian menumpahkan darah dan mengusir mereka dari negeri mereka.  

 

namun  jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir 

mereka itu (juga) terlarang bagimu. (QS. al-Baqarah: 85). 

Yakni, padahal kalian mengetahui bahwa itu telah ditetapkan dalam agama dan dalam kitab kalian 

yaitu haram hukumnya bagi kalian untuk mengusir mereka. 

Allah Ta'ala berfirman: 

 

Apakah kamu beriman kepada sebahagiar. Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang 

lain? (QS. al-Baqarah: 85), yakni, apakak kalian menebus mereka dalam keadaan kahir 

mempercayainya, dan kalian mengusir mereka dalam keadaan mengingkarinya. 

Allah berfirman: 

 

Tiyaitu  balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam 

kehidupan dunia, dan pada hari kiamat: mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah 

tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (QS. al-Baqarah: 85). 

Allah memurkai mereka disebabkan perbuatan buruk mereka. Padahal Allah telar mengharamkan 

mereka di dalam Taurat untuk membunuh orang lain, dan mewajibkan ataf mereka untuk menebus 

tawanan perang. 

Pendeta-pendeta Yahudi terbagi dua: Pertama, Bani Qainuqa' dan orang-orang yang selaras dengan 

mereka, mereka yaitu  sekutu Khazraj. Kedua, An-Nadhir, Quraizhah, dan orang-orang yang selaras 

dengan mereka, sekutu Aus. jika  terjadi perang antara Khazraj melawan Aus, Bani Qainuqa' beraci 

di pihak Khazraj, sementara An-Nadhir dar Quraizhah berada di pihak Aus. Setiap kubu membantu 

sekutunya untuk menghadapi lawannya yang pada akhrinya mereka menum pahkan darah. Padahal 

memiliki Taurat yang darinya mereka mengerti hak dan kewajiban mereka. Aus dan Khazraj yaitu  

orang-orang musyrik yang tidak mengetahui surga tidak pula neraka, Hari kebangkitan, Hari Kiamat, 

Kitab, Suci atau hal-hal yang halal dan yang haram. 

jika  perang telah usai, mereka menebus tawanan perangnya sebab  yakin apa yang tertera di 

dalam Taurat. Bani Qainuqa' menebus tawanan mereka di Aus. Nadhir dan Quraizhah menebus 

tawanan mereka di Khazraj. Dan dalam waktu yang sama mereka menyatakan bahwa darah mereka 

yang tertumpah yaitu  halal, dan korban mereka yang terbunuh sebagai realisasi dukungan mereka 

terhadap orang-orang musyrik. Allah Ta'ala berfirman mencela tindakan buruk yang mereka lakukan: 

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? 

(QS. al-Baqarah: 85). Yakni, apakah kalian menebus tawanan perang berdasarkan hukum yang tertera 

dalam Taurat lalu kalian membunuh manusia padahal pembunuhan yaitu  merupakan sesuatu yang 

diharamkan dalam Taurat? Apakah kalian mengusirnya dari negerinya dan mendukung orang-orang 

yang menyekutukan Allah dan menyembah patung-patung sebab  mengharapkan kehidupan yang 

sekejap? 

Demikianlah yang diperbuat orang-orang Yahudi terhadap Khazraj dan Aus. Inilah latar belakang sebab 

dilansirnya kisah ini oleh Allah. 

Lalu Allah berfirman: 

 

Dan Sebetulnya  Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah 

menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti 

kebenaran (mukjizat) kepada Is a putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. (QS. 

al-Baqarah: 87). Di antara mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Isa ialah menghidupkan orang 

yang telah mati, ia meniup tanah yang dibentuk burung lalu  tanah ini  menjadi burung 

yang hidup dengan izin Allah, menyembuhkan orang sakit, dan memberi tahu apa yang tersimpan di 

rumah-rumah mereka. Allah menyebutkan bantahan atas mereka yang ada di dalam Taurat dan Injil 

yang dibuat untuk mereka. Allah memaparkan kekafiran mereka terhadap semua itu: 

 Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai 

dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan 

beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS. al-Baqarah: 87). 

Allah berfirman: 

 

Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup." Allah berfirman: namun  sebenarnya Allah telah mengutuk 

mereka sebab  keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. (QS. al-Baqarah: 88). 

Allah Ta’ala befirman: 

 

Dan sesudah  datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada 

mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat 

kemenangan atas orang-orang kafir, maka sesudah  datang kepada mereka apa yang telah mereka 

ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS. 

al-Baqarah: 89). 

Ibnu Ishaq berkata: Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku dari sesepuh kalangan Ansar yang 

mengatakan: Ayat di atas diturunkan sebab  perbuatan kami dan orang-orang Yahudi. Kami 

mengalahkan orang-orang Yahudi pada masa jahiliyah, saat itu kami masih berstatus sebagai ahli 

syirik, sedangkan mereka para Ahli Kitab. Dahulu pendeta-pendeta Yahudi berkata kepada kami: 

"Kemunculan nabi yang akan diutus telah dekat. jika  ia telah muncul kami akan menumpas kalian 

sebagaimana penumpasan terhadap kaum Ad dan Iram." Pada saat Allah mengutus Rasul-Nya dari 

suku Quraisy, kami mengimaninya sementara mereka mengingkarinya." Allah berfirman: 

 Maka sesudah  datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. 

Maka laknat Allah-lah atas orang- orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang 

menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, sebab  dengki 

bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-

Nya. sebab  itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang 

kafir siksaan yang menghinakan. (QS. al-Baqarah: 89-90). 

Allah murka sebab  mereka menyia-nyiakan Taurat dan ingkar kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam yang diutus oleh Allah kepada mereka. 

lalu  Allah memurkai mereka dengan mengangkat Gunung Ath-Thur ke atas mereka, dan mereka 

menjadikan anak sapi betina sebagai Tuhan selain Allah. Allah berfirman kepada Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam: 

 

Katakanlah: Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi 

Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar. (QS. al-

Baqarah: 94), yakni, doakan kematian atas salah satu dari dua kelompok yang paling berdusta di sisi 

Allah, namun mereka tidak mau melakukannya. Allah Ta'ala melanjutkan firman-Nya: 

 

Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, sebab  kesalahan-

kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa 

orang-orang yang aniaya. (QS. al- Baqarah: 95), mereka tidak mengharapkan kematian, sebab  

mereka memiliki pengetahuan tentang dirimu, hanya saja mereka mengingkarinya. Ada yang 

mengatakan andai saja orang-orang Yahudi mengharapkan kematian pada hari itu, maka tidak ada 

seorang Yahudi pun yang akan tersisa di atas muka bumi. 

lalu  Allah memaparkan tabiat orang-orang Yahudi yaitu menginginkan kehidupan kekal di dunia 

dan umur yang panjang: 

 

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), 

bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur 

seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha 

Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. al-Baqarah: 96). Yakni, usia panjang tidak akan pernah 

bisa menyelamatkan mereka dari adzab, hal ini  disebabkan sebab  orang kafir tidak 

mengharapkan kebangkitan sesudah  kematian, ia memilih untuk hidup kekal di dunia, sebab  

mengetahui kehinaan yang akan menimpa mereka di akhirat akibat menyia-nyiakan pengetahuan 

tentang nabi yang dimilikinya. lalu  Allah berfirman:  

 

Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) 

ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi 

petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman (QS. al-Baqarah: 97). 

 

 

Pertanyaan Orang-orang Yahudi dan Jawaban Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Pada Mereka 

 

Ibnu lshaq berkata: Abdullah bin Abdur-rahman bin Abu Husain Al-Makki bertutur kepadaku dari Syahr 

bin Hausyab Al-Asy'ari yang berkata bahwa beberapa pendeta Yahudi datang menemui Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka berkata: "Wahai Muhammad, jawablah pertanyaan-pertanyaan 

yang kami ajukan kepadamu. jika  engkau mampu memberi  jawaban, maka kami akan 

mengikuti, membenarkan dan beriman kepadamu. "Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: 

"Kalian memiliki  perjanjian dengan Allah, bahwa jika  aku mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang kalian ajukan, kalian pasti membenarkanku?" Mereka berkata: Ya. Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Katakanlah apa yang kalian hendak tanyakan." Mereka 

bertanya: "Terangkanlah kepada kami kenapa seorang bayi itu menyerupai ibunya, padahal sperma 

itu berasal dari bapaknya!” Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Aku bersumpah 

dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, tahukah kalian bahwa sperma laki-laki itu 

berwarna putih kental, dan ovum wanita berwarna kuning dan encer; maka mana di antara keduanya 

yang lebih dominan, keserupaan akan terjadi padanya." Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Benar!" 

Kini terangkanlah kepada kami, bagaimana cara tidurmu!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

menjawab: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, aku seperti yang 

kalian perkirakan dimana mataku tidur namun hatiku tidaklah tidur." Pendeta-pendeta Yahudi 

berkata: "Benar." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Begitu juga tidurku, mataku tidur, 

namun hatiku tetap terjaga." Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu  bertanya kembali: "Terangkan 

kepada kami apa saja yang diharamkan orang-orang Israel atas diri mereka!" Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam menjawab: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, 

tahukah kalian bahwa mulanya makanan dan minuman yang paling disukai Israel yaitu  daging unta 

dan susunya? lalu  saat  ia sakit, maka Allah menyembuhkannya dengannya, lalu  ia 

mengharamkan atas dirinya makanan dan minuman yang paling disukainya itu sebagai refleksi 

syukurnya kepada Allah. Dia mengharamkan atas dirinya daging dan susu unta." Pendeta-pendeta 

Yahudi berkata: "Benar." Kini terangkanlah kepada kami tentang ruh!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam bersabda: "Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israel, apakah kalian 

tahu bahwa yang datang kepadaku yaitu  Jibril?" Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Betul!" Tapi 

wahai Muhammad, dia yaitu  musuh Kami. Ia malaikat, tapi dia datang dengan kasar dan 

menumpahkan darah. Jika bukan sebab  itu, pastilah kami mengikutimu." lalu  Allah 

menurunkan firman-Nya tentang ucapan mereka ini :  

 

 

 Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) 

ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi 

petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh 

Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka Sebetulnya  Allah yaitu  

musuh orang-orang kafir. Dan Sebetulnya  Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; 

dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. Patutkah (mereka ingkar 

kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? 

Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman. Dan sesudah  datang kepada mereka seorang 

Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-

orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah 

mereka tidak mengetahui (bahwa itu yaitu  Kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh 

setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu 

mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah 

yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan 

kepada dua orang malaikat di negeri Babilyaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak 

mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sebetulnya  kami hanya 

cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu 

apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan 

mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin 

Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi 

manfaat. Demi, Sebetulnya  mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab 

Allah) dengan sihir itu, tiyaitu  baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka 

menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. al-Baqarah: 97-102) 

Ibnu Ishaq berkata: -sebagaimana berita yang sampai kepadaku—bahwa saat  Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam menyebutkan Nabi Sulaiman bin Daud termasuk bagian dari para rasul, sebagian 

pendeta Yahudi berkata: Apakah kalian tidak merasa heran dengan Muhammad? Ia beranggapan 

bahwa Sulaiman bin Daud itu seorang nabi. Demi Allah, Sulaiman bin Daud itu tidak lebih dari seorang 

penyihir." lalu  Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang mereka: 

Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir 

(mengerjakan sihir). (QS. al-Baqarah: 102). 

Yakni, setan-setan itu kafir disebabkan mereka mengikuti sihir dan mengamalkannya, Dan apa yang 

diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak 

mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun (QS. al-Baqarah: 102) 

Ibnu Ishaq berkata: seorangyang aku percaya pada kejujurannya berkata kepadaku dari Ikrimah dari 

Ibnu Abbas ia berkata: Yang diharamkam Israel terhadap dirinya ialah bagian yang menonjol dari hati, 

ginjal dan lemak kecuali lemak yang ada pada tulang punggung sebab lemak pada tulang punggung 

biasanya disediakan untuk sesajen yang lalu  ditelan api. 

 

 

Surat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Kepada Orang-orang Yahudi Khaybar 

 

Ibnu Ishaq berkata:-sebagaimana dituturkan kepadaku oleh mantan budak keluarga Zaid bin Tsabit 

dari Ikrimah atau Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas yang berkata-- Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam 

menulis surat kepada orang-orang Yahudi Khaybar yang berbunyi sebagai berikut: Bismillahirrah- 

manirrahim. Dari Muhammad, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, sahabat dan saudara Musa, dan 

orang yang membenarkan apa telah berfirman kepada kalian wahai orang- orang yang diberi Kitab 

Taurat dan kalian telah temukan ini dalam kitab kalian: 

 

Muhammad itu yaitu  utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia yaitu  keras 

terhadap orang-orang kafir, namun  berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan 

sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari 

bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu 

seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu 

menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-

penanamnya sebab  Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-

orang mukmin). Allah men- janjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang 

shaleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. al-Fath: 29). 

Aku bersumpah dengan nama Allah, dan dengan apa yang diturunkan kepada kalian, aku bersumpah 

dengan 

Related Posts:

  • sirah nabawiyah 14 tanpa aplikasi apapun, dan memusuhi Islam sebab  ingin memadamkannya, kecuali Abdullah bin Salam dan Mukhairiq.   Abdullah bin Salam Masuk Islam  Ibnu Ishaq berkata: Di antara kisah Ab… Read More