Dzat yang memberi kalian makan beruapa Al-Manna dan As-Salwa yang diberikan kepada
orang-orang yang datang sebelum kalian, aku bersumpah dengan Allah yang mengeringkan laut untuk
para leluhur kalian lalu Allah menyelamatkan kalian dari Fir'aun dan tindakannya. Tidakkah
kalian mau memberitahukan kepadaku apakah kalian temukan dalam Kitab yang diturunkan kepada
kalian bahwa kalian wajib percaya kepada Muhammad? jika kalian tidak menemukannya maka
tidak ada paksaan bagi kalian, sebab Allah telah menjelaskan,
"Sungguh petunjuk dan kesesatan itu telah jelas. " (QS. al-Baqarah: 256). Aku seru kalian kepada Allah
dan Nabi-Nya.
Ayat Al-Qur'an yang Turun tentang Abu Yasir dan Saudaranya
Ibnu lshaq berkata: Sebetulnya di antara pendeta-pendeta Yahudi dan orang-orang kafir Yahudi
yang kisahnya disebutkan dalam Al-Qur'an —sebagaimana dituturkan kepadaku dari Abdullah bin
Abbas dan Jabir bin Abdullah bin Ri'ab— yang bertanya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sal-
lam, dan membuat kerancuan bagi beliau untuk mencampuradukkan antara kebenaran dengan
kebatilan yaitu Yasir bin Akhthab dan saudaranya. Suatu saat Abu Yasir bin Akhthab berjalan
melintasi di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan saat itu beliau sedang membaca surat
Al-Baqarah, 'Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2). lalu Yasir
bin Akhthab menjumpai saudaranya, Huyay bin Akhthab yang tengah berkumpul bersama orang-
orang Yahudi. Abu Yasir bin Akhthab berkata: "Demi Allah, ketahuilah, baru saja aku mendengar
Muhammad membaca apa yang diturunkan padanya 'Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di
dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2) Orang-orang Yahudi berkata: "Apakah engkau benar-benar men-
dengarnya?' Yasir bin Akhthab menjawab: "Benar." Huyay bin Akhthab bersama orang-orang Yahudi
segera beranjak dan berangkat untuk menjumpai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka
berkata: "Wahai Muhammad, telah dikbarkan kepada kami bahwa engkau membaca apa yang
diturunkan kepadamu? "Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2),
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya, benar." Orang-orang Yahudi berkata: "Apakah
ayat Al-Qur'an itu dibawa Jibril dari sisi Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya,
benar." Orang-orang Yahudi berkata: "Sungguh Allah telah mengutus beberapa nabi sebelum engkau.
Kami tidak mengetahui Allah menjelaskan kepada salah seorang nabi itu tentang masa kekuasaannya,
dan masa kekuasaan umatnya selain pada dirimu."
Huyay bin Akhtab berkata sambil menghadap pada orang-orang yang datang bersamanya: "Alif satu,
laam tiga puluh, dan miim empat puluh. Jadi jumlah keseluruhannya tujuh puluh satu tahun. Apakah
kalian akan menganut agama yang masa kekuasaannya hanyalah tujuh puluh satu tahun saja?."
lalu Huyay bin Akhthab menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan berkata: "Hai
Muhammad, apakah engkau memiliki ayat lain selain ayat tadi?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam bersabda, Ya!.' Huyai bin Akhthab berkata: "Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam membaca ayat, 'Alif laam miim shaad (QS. al-A'raaf: 1) Huyai bin Akhthab berkata: "Demi
Allah, ayat ini jauh lebih berat dan lebih panjang. Alif satu, laam a tiga puluh, miim empat puluh dan
shaad yaitu sembilan puluh. Jadi jumlah keseluruhannya yaitu seratus enam puluh satu tahun.
Apakah engkau memiliki ayat yang lain, wahai Muhammad?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Ya." Huyay bin Akhthab berkata: "Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam membaca ayat, 'Alif laam raa' (QS. Yunus: 1) Huyay bin Akhthab berkata: "Demi Allah, ini jauh
lebih berat dan lebih panjang. Alif satu, laam tiga puluh dan raa' dua ratus. Jadi jumlah keseluruhannya
yaitu dua ratus tiga puluh satu tahun. Apakah engkau masih memiliki ayat yang lain, wahai
Muhammad?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya." Huyay bin Akhthab berkata:
"Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam membaca ayat: Alif laam mim raa (QS.
ar-Ra'd: 1). Huyay bin Akhthab berkata: "Ini lebih jauh berat dan lebih panjang. Alif satu, laam tiga
puluh, miim empat puluh, dan raa' dua ratus. Jadi jumlah keseluruhannya dua ratus tujuh puluh satu
tahun." Huyay bin Akhthab berkata: "Wahai Muhammad, masalahnya menjadi sangat kompleks bagi
kami, hingga kami tidak mengerti apakah engkau diberi banyak atau sedikit?" lalu orang-orang
Yahudi itu pergi. Abu Yasir bin Akhthab berkata kepada saudaranya, Huyay bin Akhthab dan pendeta-
pendeta Yahudi yang ikut bersamanya: "Tahukah kalian barangkali jumlah tadi diberikan kepada
Muhammad, yaitu tujuh puluh satu, seratus enam puluh satu, dua ratus tiga puluh satu, dan dua ratus
tujuh puluh satu. Jadi jika dijumlah keseluruhannya maka menjadi tujuh ratus tiga puluh empat tahun.
Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Persoalannya menjadi sangat kompleks bagi kami." Para ulama
meyakini bahwa ayat di bawah ini Allah turunkan sebab ulah mereka:
Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al- Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang
muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. (QS. Ali
Imran: 7).
Ibnu Ishaq berkata: Aku mendengar dari ulama kredibel yang tidak aku ragukan integritasnya berkata
bahwa ayat di atas diturunkan atas warga Najran yaitu pada saat mereka bertemu dengan Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam untuk bertanya tentang Isa bin Maryam ' Alaihis-Salam.
Ibnu Ishaq berkata: Muhammad Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif berkata kepadaku bahwa ia
mendengar ayat di atas diturunkan untuk beberapa orang Yahudi namun dia tidak memberi
rinciannya lebih lanjut kepadaku. Wallahu a'lam mana yang lebih benar.
Kekafiran Orang-orang Yahudi terhadap Rasulullah sesudah Mereka Menanti-nanti Kedatangannya
dan Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Allah dalam Hal ini
Ibnu Ishaq berkata: Aku mendengar dari Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas atau dari Sa'id bin Jubair
dari Ibnu Abbas ia berkata: Orang-orang Yahudi berharap mengungguli orang-orang Aus dan Khazraj
dengan wasilah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam sebelum diutusnya. Namun saat Allah
mengutusnya dan ternyata beliau berasal dari orang- orang Arab, mereka kafir dan membantah apa
saja yang dikatakan beliau. lalu Muadz bin Jabal, dan Bisyr bin Al-Barra' bin Ma'rur, saudara Bani
Salimah berkata kepada mereka: "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah, dan
masuklah ke dalam Islam, sebab kalian pernah mengharapkan kemenangan atas kami dengan
perantara Muhammad, sedangkan kami pada saat itu masih dalam keadaan musyrik. Kalian pernah
sampaikan kepada kami bahwa beliau telah diutus, dan kalian telah terangkan kepada kami tentang
sifat-sifat beliau." Salam bin Misykam, salah seorang dari Bani Nadhir berkata: " Namun ia sama sekali
tidak membawa apa pun yang kami ketahui, dan tidak membawa sesuatu yang pernah kami
sampaikan kepada kalian.' Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan mereka dalam firman-Nya
berikut:
Dan sesudah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada
mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka sesudah datang kepada mereka apa yang telah mereka
ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu (QS.
al-Baqarah: 89).
Ibnu Ishaq berkata: Saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam diangat menjadi rasul, dan
memaparkan tentang perjanjian yang telah Allah ambil dari mereka, Malik bin Ash-Shaif berkata:
"Demi Allah, kami tidak pernah diberi perjanjian agar percaya kepada Muhammad, tidak pernah pula
dimintai perjanjian tentang dirinya." Allah Ta'ala menurunkan ayat Al-Qur'an tentang Malik bin Ash-
Shaif:
Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan
mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman. (QS. al-Baqarah:
100).
Ibnu Ishaq berkata: Ibnu Shaluba al-Fithyuni berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam:
"Wahai Muhammad, engkau tidak datang kepada kami dengan membawa sesuatu yang pernah kami
ketahui, dan Allah tidak menurunkan kepadamu ayat nyata yang mengharuskan kami beriman dan
mengikutimu." Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Ibnu Shaluba ini :
Dan Sebetulnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar
kepadanya, melainkan orang- orang yang fasik. (QS. al-Baqarah: 99).
Ibnu Ishaq berkata: Rafi' bin Huraimalah dan Wahb bin Zaid berkata kepada Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam: "Wahai Muhammad, datangkanlah pada kami kitab yang engkau turunkan dari langit
hingga kami bisa membacanya, lalu pancarkanlah air sungai untuk kami, pasti kami akan beriman,
mengikuti dan membenarkanmu." Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya mengenai perkataan Rafi' bin
Huraimalah dan Wahb bin Zaid ini :
Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada
Musapada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh
orang itu telah sesat dari jalan yanglurus. (QS. al-Baqarah: 108).
Ibnu Ishaq berkata: Huyay bin Akhthab dan saudaranya, Abu Yasir bin Akhthab yaitu sosok orang
Yahudi yang memendam dendam kesumat yang amat dalam kepada orang-orang Arab, sebab Allah
memberi karunia kepada mereka berupa seorang Rasul-Nya Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka
berdua berupaya sekuat tenaga untuk menjauhkan manusia dari agama Islam dengan segala kapasitas
yang mereka miliki. Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang mereka berdua:
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran sesudah kamu beriman, sebab dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, sesudah nyata
bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya. Sebetulnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 109).
Konflik Antara Orang-orang Yahudi dan Kristen di Hadapan Rasulullah
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat delegasi Kristen Najran sampai di tempat Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam, maka pendeta-pendeta Yahudi itu datang menemui mereka, dan lang- sung terlibat cekcok
dengan mereka di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Rafi' bin Huraimalah berkata:
"Kalian tidak
memiliki pegangan." Rafi' bin Huraimalah kafir kepada Isa bin Maryam dan Injil. Seorang delegasi
Kristen Najran angkat bicara kepada orang-orang Yahudi: "Kalian tidak memiliki pegangan." Dia juga
mengingkari kenabian Musa dan kafir kepada Taurat. Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang
ucapan mereka berdua ini :
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak memiliki suatu pegangan", dan
orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu pegangan,"padahal
mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui,
mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari
kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (QS. al-Baqarah: 113).
Yakni, setiap pihak membaca dalam kitabnya apa yang membenarkan sesuatu yang mereka ingkari
sendiri. Orang-orang Yahudi kafir kepada Isa bin Maryam, padahal mereka memiliki kitab Taurat
yang di dalamnya Allah mengambil janji kepada mereka melalui mulut Musa 'Alaihis-Salam untuk
membenarkan Isa bin Maryam 'Alaihis Salam. Demikian pula dengan Injil yang diturunkan kepada Isa
bin Maryam ada ayat yang membenarkan Musa 'Alaihis salam dan Taurat yang dia bawa dari
Allah. Namun ternyata masing-masing pihak mengingkari apa yang ada di tangan lawannya.
Ibnu Ishaq berkata: Rafi' bin Huraimalah berkata kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam:
"Wahai Muhammad, jika engkau benar-benar seorang Rasul yang diutus oleh Allah sebagaimana
yang engkau katakan, maka mintalah kepada Allah agar Dia berbicara kepada kami hingga kami bisa
mendengar firman-Nya." Allah Taala menurunkan firman-Nya tentang ucapan Rafi' bin Huraimalah
ini :
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan
kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orangyang
sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sebetulnya
Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yangyakin. (QS. al-Baqarah: 118).
Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Shuriya Al-A'war (si Mata Juling) Al-Fithyuni berkata kepada
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam: "Wahai Muhammad, petunjuk itu, hanyalah petunjuk yang
kami miliki. Oleh sebab itu, ikutilah kami, pastilah engkau mendapatkan petunjuk." Orang-orang
Kristen mengatakan hal serupa. lalu Allah menurunkan firman-Nya tentang ucapan Abdullah
bin Shuriya dan tentang ucapan orang Kristen ini :
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadipenganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk." Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan
bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta
apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." Maka jika mereka beriman kepada apa
yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, Sebetulnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Shibghah
Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya lah kami
menyembah. Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia
yaitu Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati, ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani)
mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, yaitu penganut agama Yahudi
atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. Itu yaitu umat yang telah lalu; baginya apa
yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta
pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. al-Baqarah: 135-141)
Komentar Orang Yahudi tentang Pemindahan Kiblat ke Ka'bah
Ibnu Ishaq berkata: saat arah kiblat dipindahkan dari Syam ke Ka'bah yang terjadi pada bulan Rajab
genap tujuh puluh bulan sesudah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, maka Rifa'ah
bin Qais, Fardam bin Amr, Ka'ab bin Al-Asyraf, Rafi' bin Abu Raff Al-Hajjaj bin Amr sekutu Ka'ab bin Al-
Asyraf, Ar-Rabi' bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq, dan Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq datang
menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: "Wahai Muhammad, mengapa engkau
beralih dari kiblatmu yang semula, padahal engkau menyatakan bahwa dirimu sebagai penganut
agama Ibrahim? Kembalilah kepada kiblatmu yang pertama, niscaya kami mengikuti dan
membenarkanmu." Ucapan ini memiliki maksud untuk mengeluarkan Rasulullah Shallalahu
'alaihi wa Sallam dari agamanya. lalu Allah menurunkan firman-Nya:
Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan
mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?"
Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya ke jalan yanglurus. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblatyang menjadi
kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan
siapa yang membelot. Sebagai ujian dan cobaan, Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat
berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; yakni berupa keyakinan dan
yang Allah kokohkan dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Yakni keimanan kalian dengan
kiblat dan pembenaran kalian akan Nabi kalian, dan ikutnya kalian pada kiblat terakhir, dan ketaatan
kalian pada nabi kalian, agar Allah berikan pahala keduanya secara keseluruhan. Sebetulnya Allah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. al-Baqarah: 142-143)
lalu Allah Ta'ala berfirman:
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil haram. Dan di
mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. al-Baqarah: 144).
Ibnu Hisyam berkata: syathrahu artinya nahwahu (ke arahnya).
Dan Sebetulnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu yaitu benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali
tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Dan Sebetulnya jika kamu mendatangkan kepada
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan),
mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan
sebahagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan Sebetulnya jika
kamu mengikuti keinginan mereka sesudah datang ilmu kepadamu, Sebetulnya kamu kalau begitu
termasukgolongan orang-orang yang zalim. Orang-orang (Yahudidan Nasrani) yang telah Kami beri
Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan
Sebetulnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka
mengetahui. Kebenaran itu yaitu dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-
orang yang ragu. (QS. al- Baqarah: 144-147).
Orang-orang Yahudi Merahasiakan Isi Kebenaran yang Terkandungan dalam Kitab Taurat
Ibnu Ishaq berkata: Muadz bin Jabal saudara Bani Salimah, Sa'ad bin Muadz saudara Bani Abdul Asyhal,
dan Kharijah bin Zaid saudara Bani Balharits bin Al-Khazraj bertanya kepada beberapa pendeta Yahudi
mengenai sebagian kandungan Taurat. Hanya saja mereka merahasiakannya serta menolak dengan
keras untuk memberi penjelasan. lalu Allah menurunkan ayat tentang sikap orang-orang
Yahudi ini :
Sebetulnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, sesudah Kami menerangkannya kepada manusia
dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat
melaknati, (QS. al-Baqarah: 159).
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyeru orang-orang Yahudi untuk masuk Islam dan
memperingatkan mereka akan siksa Allah. Raff bin Kharijah dan Malik bin Auf berkata: "Wahai
Muhammad, kami hanya akan mengikuti apa yang kami peroleh dari pan leluhur kami, sebab mereka
lebih mengen. dan lebih bijak daripada kami." Lalu Allat menurunkan firman-Nya tentang ucapan
mereka berdua:
Dan jika dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab:
"(Tidak), namun kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami. "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. al- Baqarah: 170).
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Mengumpulkan Orang-orang Yahudi di Pasar Bani Qainuqa'
Ibnu Ishaq berkata: sesudah Allah menjatuhkan kekalahan kepada orang-orang Quraisy di Perang
Badar, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengumpulkan orang-orang Yahudi di Pasar Bani
Qainuqa' setibanya beliau di Ma- dinah. Beliau berkata kepada mereka: "Waha: orang-orang Yahudi,
masuklah kalian ke dalam Islam sebelum Allah menjatuhkan kekalahan pada kalian sebagaimana yang
menimpa orang-orang Quraisy." Orang-orang Yahud; berkata: "Wahai Muhammad, janganlah engkau
terpedaya oleh dirimu sendiri. Engkau hanya berhasil membunuh beberapa orang Quraisy yang miskin
pengalaman dan tidak paham tata cara perang. Demi Allah, jika engkau memerangi kami, engkau
pasti akan tahu, bahwa kami benar-benar manusia, dan engkau tidak pernah menjumpai orang-orang
sehebat kami." Maka Allah Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya :
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan
digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya." Sebetulnya telah
ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di
jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-
orang muslimin dua kalijumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang
dikehendaki-Nya. Sebetulnya pada yang demikian itu ada pelajaran bagi orang-orang yang
memiliki mata hati. (QS. Ali imran: 12-13).
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Masuk ke Baitul Midras
Ibnu Ishaq berkata: Pada suatu hari, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memasuki Baitul Midras
(tempat belajar Taurat orang Yahudi) yang pada saat itu dihadiri beberapa orang Yahudi untuk
menyeru mereka kembali ke jalan Allah. An-Nu'man bin Amr dan Al-Harits bin Zaid berkata kepada
Rasulullah: "Wahai Muhammad, agama apakah yang engkau anut?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Aku menganut agama Ibrahim." An-Nu'man bin Amr dan Al-Harits bin Zaid berkata:
"Sebetulnya Ibrahim itu orang Yahudi." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika
demikian, marilah kita kembali kepada Taurat sebagai jalan keluar dari masalah yang ada di antara
kita." Namun mereka berdua menampik ajakan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Lalu Allah
menurunkan ayat Al-Qur'an tentang keduanya:
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al-Kitab (Taurat),
mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; lalu
sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Hal itu yaitu
sebab mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat
dihitung." Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS.
Ali Imran: 23-24).
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat pendeta-pendeta Yahudi dan delegasi Kristen berkumpul di kediaman
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, mereka terlibat adu mulut.
Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Ibrahim itu yaitu seorang Yahudi." Delegasi Kristen berkata:
"Ibrahim yaitu seorang Kristen." Lalu Allah Ta 'ala menurunkan ayat tentang perselisihan mereka itu:
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hai Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak
diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Beginilah kamu, kamu ini
(sewajarnya) bantah membantah tentang hai yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah-
membantah tentang hai yang tidak kamu ketahui?; Allah mengetahui sedangkamu tidak mengetahui.
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan namun dia yaitu seorang yang
lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang
musyrik. " Sebetulnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang
mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan
Allah yaitu Pelindung semua orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imrm 65-68).
Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Shaif. Adi bin Zaid, dan Al-Harits bin Auf berkata kepada sebagian
orang Yahudi: "Marilah kita mempercayai apa yang diturunkan kepada Muhammad dan sahabat-
sahabatnya di pagi hari, lalu kita berbondong-bondong mengingkarinya pada sore hari, agar kita bisa
mengacak-acak agama mereka. Mudar-mudahan mereka melakukan sebagaimana yang kita lakukan
lalu mereka berpaling dari agamanya." Maka Allah menurunkan firman Nya :
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampw adukkan yang hak dengan yang bathil, dan
menyembunyikan kebenaran, padahal kami mengetahui? Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata
(kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apt yang diturunkan
kepada orang-orang ber iman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada
akhirnya supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). Dan Janganlah kamu
percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sebetulnya petunjuk
(yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada
seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan
mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu." Katakanlah: "Sebetulnya karunia itu di tangan Allah,
Allah memberi karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-
Nya) lagi Maha Mengetahui. " (QS. Ali Imran: 71-73).
Abu Rafi' al-Qurazhi berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi dan delegasi Kristen Najran saat mereka
berkumpul di kediaman Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan beliau mengajak mereka kepada
Islam: "Wahai Muhammad, apakah engkau bermaksud agar kami menyembahmu sebagaimana orang-
orang Kristen menyembah Isa bin Maryam?' Salah seorang dari delegasi Kristen Najran bemama Ar-
Ribbiyusu berkata: "Wahai Muhammad, apakah itu yang engkau kehendaki dari kami, dan engkau
menyeru kami kepadanya?" Atau sebagaimana yang ia katakan. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Aku berlindung kepada Allah dari menyembah selain Allah, atau menyuruh orang lain
beribadah kepada selain Allah. Allah tidak mengutusku demikian, dan tidak menyuruhku pada perkara
seperti ini." Lalu Allah menurunkan ayat:
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian,
lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah. " Akan namun (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, sebab
kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Dan (tidak wajar pula
baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia
menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?" (QS. Ali Imran 79-
80).
Ibnu Hisyam berkata: Rabbaniyyun yaitu para ulama dan fuqaha' terkemuka. Kata tunggalnya
"rabbany" dan derivasi dari kata "rabb" yang berarti sayyid (pemimpin).
Akan memberi minum tuannya dengan khamar (QS. Yusuf: 41), yakni rabb (tuan)
Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Yang Maha mulia menyebutkan tentang perjanjian yang telah Dia ambil
dari mereka dan dari nabi-nabi mereka untuk mengimani Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam,
jika dia telah diutus di tengah mereka:
Dan (ingatlah), saat Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yan gAku berikan
kepadamu berupa kitab dan hikmah, lalu datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan
apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya."
Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?"
Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan
Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." (QS. Ali lmran: 81).
Orang-orang Yahudi Berusaha Membuat Fitnah Antara Kaum Anshar
Ibnu Ishaq berkata: Syas bin Qais seorang yang sudah tua bangka dengan kekafiran yang luar biasa
dan memendam kedengkian yang hebat kepada kaum Muslimin, berjalan melewati beberapa sahabat
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dari Aus dan Khazraj dalam sebuah majlis yang menyatukan
mereka dan mereka berbincang-bincang satu sama salinnya. Melihat keakraban mereka muncullah
kedengkian dan kejengkelan Syas bin Qais. Dia merasa muak saat menyaksikan persatuan dan
kebaikan hati mereka dengan Islam sesudah sebelumnya pada masa jahiliyah mereka saling
bermusuhan. Syas bin Qais berkata: "Tokoh-tokoh Bani Qailah telah berkumpul di negeri ini. Tidak,
demi Allah, rasanya tidak sepatutnya bagi kita ikut bersama-sama dengan mereka jika tokoh-tokoh
mereka bertemu di dalamnya secara damai." Maka Syas bin Qais memerintahkan seorang pemuda
Yahudi dengan mengatakan padanya: "Pergilah ke tempat mereka kini beradi lalu duduklah bersama
mereka! sesudah itu usik ingatan mereka akan Perang Bu'ats dar perang-perang sebelumnya serta
lantunkan kepada mereka syair-syair yang dulu pernah mereka lontarkan."
Sekilas tentang Perang Bu'ats
Perang Bu'ats yaitu perang yang terjadi antara Al-Aus melawan Al-Khazraj. Perang ini
dimenangkan oleh Al-Aus atas Al-Khazraj. Saat itu, Al-Aus dipimpin Hudhair bin Simak Al-Asyhali, Abu
Usaid bin Hudhair, sedang pemimpin Al-Khazraj pada saa: itu yaitu Amr bin An-Nu'man Al-Bayadhi
Pada perang ini kedua pemimpin ini tewas terbunuh.
Perang Bu'ats sangat panjang untuk diurai secara keseluruhan dan saya tidak terpikat untuk
memamparkannya mengungkapnya secara utuh, sebab khawatir memutus pemaparan sirah hidup
Rasulullah.
Ibnu Ishaq berkata: Pemuda Yahudi melaksanakan apa yang diperintahkan padanya yang lalu
kaum muslimin terlibat pembicaraan yang panas antar mereka pada pertemuan ini , saling adu
mulut hingga mereka bertengkar, dan saling membanggakan dirinya atas orang lain. Bahkan dua orang
dari Aus dan Khazraj meloncat ke atas hewan kendaraannya. Mereka yaitu Aus bin Qaidhi salah
seorang dari Haritsah bin Al-Harits dari Aus dan seorang lagi Jabbar bin Shakr dari Bani Salimah dari
Khazraj. Keduanya beradu kata secara bergantian, "Bila kalian mau kami akan melakukan hal yang
sama sebagaimana kita lakukan dahulu!' Kedua belah pihak tersulut emosi. Mereka berkata: "Boleh
kita lakukan itu dan mari kita bertemu lagi di siang hari. Senjata beradu senjata!" Pada hari yang telah
ditentukan, mereka pergi ke tempat yang telah disepakati sebelumnya. Peristiwa ini terdengar oleh
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau berangkat menemui mereka dengan ditemani
beberapa sahabat dari kaum Muhajirin. Sesampainya di sana Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Wahai kaum Muslimin, ingatlah Allah. Mengapa kalian mengikuti propaganda jahiliyah,
padahal aku masih ada di tengah-tengah kalian. Allah telah memberi petunjuk kalian kepada Islam dan
menjadikan kalian orang yang mulia dengannya, memutus segala kejahiliyahan dari kalian,
menyelamatkan kalian dari kekufuran serta menyatukan hati kalian!" Kaum Muslimin dari Aus dan
Khazraj segera menyadari bahwa propaganda jahiliyah yaitu tipudaya setan, dan merupakan
konspirasi musuh-musuh mereka. Tangisan mereka meledak, mereka saling merangkul, antara Al-Uas
dan Al-Khazraj. sesudah itu, mereka pulang bersama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dengan
patuh dan taat. Allah telah memadamkan dari mereka salah satu konspirasi jahat musuh Allah, Syas
bin Qais. Lalu Allah menurunkan ayat tentang Syas bin Qais dan perilaku buruknya itu:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan
apa yang kamu kerjakan?" Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan
Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu
menyaksikan?" Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 98-99)
Sedangkan tentang Aus bin Qaidhi, Jabbar bin Shakr dan pengikutnya masing-masing serta perbuatan
mereka yang terjebak propaganda kejahiliyahan yang ditebarkan Syas bin Qais kepada mereka, Allah
menurunkan firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al-
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan
Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama)
Allah maka Sebetulnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu saat
kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu sebab nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makrufdan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yangjelas kepada mereka. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS. Ali Imran: 100-105)
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat Abdullah bin Salam, Tsa'labah bin Sa'yah, Usaid bin Sa'yah, Asad bin
Ubaid, dan orang-orang Yahudi lainnya masuk Islam, beriman, membenarkan serta tertarik
kepadanya, dan sesudah keislaman mereka kokoh kuat, pendeta-pendeta Yahudi yang masih saja kafir
berkata: "Tidaklah akan menganut agama Muhammad kecuali orang-orang terjelek di antara Jika
mereka orang-orang terbaik kami, niscaya mereka tidak akan meninggalkan agama leluhur, dan tidak
mungkin beralih pada agama lain." Maka Allah menurunkan firman-Nya:
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca
ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujus (shalat). (QS. Ali
Imran: 113).
Ibnu Hisyam berkata: Makna dari Anaa' al-Lail yaitu jam-jam malam. Kata tunggalnya yaitu yaitu
inyun
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu
termasuk orang-orang yang shaleh (QS. Ali Imran: 114)
Ibnu Ishaq berkata: Beberapa orang dari kaum Muslimin memiliki hubungan dekat dengan beberapa
orang Yahudi, sebab ikatan jaminan keamanan dan persekutuan pada masa jahiliyah. sesudah itu Allah
Yang Maha tinggi menurunkan ayat yang melarang mereka menjadikan orang-orang Yahudi sebagai
teman akrab:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang di luar kalanganmu (sebab ) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu.
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-
ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka
tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. (QS. Ali lmran: 118-119),
hingga akhir kisah. Yakni, kalian beriman kepada kitab mereka dan kepada kitab yang telah lalu
sementara mereka kafir dengan kitab kalian. Jadi kalian lebih berhak untuk menyukai mereka dari-
pada mereka benci kepada kalian.
Ta'ala melanjutkan firman-Nya,
jika mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan jika mereka menyendiri,
mereka menggigit ujungjari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada
mereka): "Matilah kamu sebab kemarahanmu itu." Sebetulnya Allah mengetahui segala isi hati.
" (QS. Ali lmran: 119)
Ibnu Ishaq berkata: Pada suatu hari, Abu Bakar memasuki Baitul Midras dan melihat orang-orang
Yahudi sedang berkumpul di kediaman salah seorang dari mereka yang benama Finhash, salah seorang
ulama dan pendeta mereka. Finhash ditemani seorang pendeta Yahudi lainnya yang bernama Asya'.
Abu Bakar berkata kepada Finhash: "Celaka engkau wahai Finhash, bertakwalah kepada Allah dan
peluklah agama Islam! Demi Allah, engkau telah mengetahui bahwa Muhammad yaitu utusan Allah.
Dia datang dengan membawa kebenaran dari sisi Allah, dan kalian menemukan namanya tertulis di
dalam Taurat dan Injil. "'Finhash berkata: "Demi Allah, wahai Abu Bakar, kami tidak butuh Allah,
sebaliknya Allah-lah yang butuh pada kami. Kami tidak merendahkan diri kepada-Nya sebagaimana
Dia merendahkan diri kepada kami. Kami tidak butuh Dia, Dia-lah yang butuh kepada kami. jika
Allah lebih kaya daripada kami, pastilah Dia tidak meminjam kekayaan kami seperti dikatakan sahabat
kalian. Allah melarang kalian dari riba, dan Dia memberi riba kepada kami. Jika Allah lebih kaya dari
pada kami, Dia tidak memberi kami riba." Abu Bakar meluap ama- rahnya mendengar ucapan Finhash
ini , lalu ia memukul wajah Finhash dengan pukulan keras, sambil berkata: "Demi Dzat
yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika tidak ada perjanjian di antara kita, akan ku tampar wajahmu wahai
musuh Allah." Mendapat perlakuan seperti itu dari Abu Bakar, Finhash pergi menghadap Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata kepada beliau: "Wahai Muhammad, perhatikanlah
tindakan sahabatmu itu terhadap diriku!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada Abu
Bakar: "Apa yang membuatmu melakukan itu semua, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar berkata: "Wahai
Rasulullah, Sebetulnya musuh Allah ini telah melontarkan sebuah perkataan yang sungguh
melampaui batas. Ia berkata bahwa Allah membutuhkan mereka, dan mereka lebih kaya daripada
Allah. saat ia mengatakan itu, meluaplah amarahku sebab Allah atas perkataannya tadi, lalu aku
pukul wajahnya." Finhash membantah bahwa dia mengatakan seperti itu. Ia berkata: "Aku tidak
pernah mengatakan semua itu." lalu Allah menurunkan ayat tentang ucapan Finhash dan
membenarkan Abu Bakar,
Sebetulnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sebetulnya
Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka
membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka):
"Rasakanlah olehmu adzab yang membakar." (QS. Ali Imran; 181).
Allah juga menurunkan firman-Nya tentang Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dan sikap marahnya atas
perkataan Finhash tadi:
Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mereka dengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang ymg mempersekutukan Allah, gangguan yang banyakyang menyakitkan
hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka Sebetulnya yang demikian itu termasuk urusan yang
patut diutamakan. (QS. Ali Imran: 186).
Dan (ingatlah), saat Allah mengambil jarji dari orang-orang yang telah diberi kitab: (yaitu):
"Hendaklah kamu menerangkan kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya.
"Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan
harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima. Janganlah sekali-kali kamu
menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka
suka supaya di puji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka
bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (QS. Ali Imran 187-188).
Mereka yang dimaksud dalam ayat tadi yaitu Finhash, Asya', dan pendeta-pendeta Yahudi yang
semisal mereka berdua yang amat cinta pada dunia dan pujian dengan sesuatu hal yang mana mereka
sendiri tidak mengerjakannya: mereka dianggap ulama oleh banyak orang, padahal sebenarnya
mereka bukanlah sosok ulama. Mereka tidak mengarahkan manusia kepada hidayah dan kebenaran.
Orang-orang Yahudi Memerintahkan Orang-orang Mukmin Bersikap Kikir
Ibnu Ishaq berkata: Kardam bin Qais sekutu Kaab bin Al-Asyraf, Usamah bin Habib, Nafi' bin Abu Nafi',
Bahri bin Amr, Huyay bin Akhthab dan Rafi'ah bin Zaid bin At-Tabut bertemu dengan beberapa orang
dari kalang- an kaum Anshar. Dulu orang-orang Yahudi ini bergaul dengan kaum Anshar. Mereka
menasihati sahabat-sahabat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dengan berkata kepada mereka:
"Janganlah kalian menginfakkan harta kalian, sebab itu akan menjadikan kalian menjadi orang miskin.
Janganlah tegesa-gesa untuk berinfak, sebab kalian tidak tahu apa yang akan terjadi dengan nasib
kalian kelak." lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat:
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia
Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. (QS. an-Nisa': 37).
Yang dimaksud dengan karunia pada ayat di atas yaitu Taurat yang membenarkan apa yang dibawa
oleh Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam. lalu Allah berfirman,
Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. ' Dan (juga) orang-
orang yang menafkahkan harta-harta mereka sebab riya kepada manusia, dan orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah dan kepada hari lalu . Barangsiapa yang mengambil sayitan itu
menjadi temannya, maka setan itu yaitu teman yang seburuk-buruknya. Apakah kemudaratannya
bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari lalu dan menafkahkan sebahagian
rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan yaitu Allah Maha Mengetahui keadaan
mereka. (QS. an-Nisa': 37-39).
Ibnu lshaq berkata: Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut yaitu salah seorang pemuka Yahudi. jika
berbicara dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, ia senantiasa memilin-milin lidahnya. Ia
berkata: "Wahai Muhammad, dengarkanlah dengan seksama, agar kamu paham." lalu Rifa'ah
bin Zaid bin At-Tabut menghina dan mencemooh Islam. Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan
firman-Nya tentang dirinya:
Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al-Kitab (Taurat)? Mereka
membeli (memilih) kesesatan (dengati petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat
(menyimpang) dari jalan (yang benar). Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-
musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong
(bagimu). Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka
berkata: "Kami mendengar", namun kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula):
"Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan):
"Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan:
"Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi
mereka dan lebih tepat, akan namun Allah mengutuk mereka, sebab kekafiran mereka. Mereka tidak
beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS. an-Nisa': 44-46).
Suatu saat , Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada pemuka-pemuka Yahudi seperti
Abdullah bin Shuriya AI-A'war dan dan Ka'ab bin Asad: "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah
kepada Allah dan masuklah ke dalam Islam. Demi Allah Sebetulnya kalian telah mengetahui bahwa
yang aku bawa yaitu kebenaran." Orang-orang Yahudi berkata: "Kami tidak kenal itu wahai
Muhammad." Mereka ingkar terhadar apa yang sebenarnya telah mereka ketahui dan tetap bertahan
dengan kekafiran. Lalu Allah menurunkan firman-Nya.
Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan
(Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami merobah muka (mu), lalu
Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang
(yang berbuat maksiat)pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. " (QS. An-Nisa': 47).
Orang-orang yang Berkoalisi
Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang yang mem bangun koalisi dari Quraisy, Ghathafan, dar Bani
Quraizhah yaitu Huyay bin Akhthab Salam bin Abu Al-Huqaiq, Abu Rafi', Ar-Rab; bin Ar-Rabi' bin Abu
Al-Huqaiq, Abu Ammar, Wahwah bin Amir, dan Haudzah bin Qais. Wahwah bin Amir, Abu Ammar, dan
Haudzah berasal dari Bani Wail, dan selebihnya dari Bani An-Nadhir. Pada saat mereka sampai di
tempat orang-orang Quraisy, orang-orang Quraisy itu berkata: "Mereka yaitu pendeta-pendeta
Yahudi, dan orang-orang yang memiliki ilmu yang memadai tentang kitab suci terdahulu. Cobalah
tanyakan kepada mereka manakah yang lebih baik agama kalian atau agama Muhammad." Orang-
orang Quraisy pun bertanya kepada pendeta-pendeta Yahudi dan mereka menjawab: "Agama kalian
jauh lebih baik dari pada agama Muhammad. Kalian tentunya lebih baik daripada Muhammad dan
yang orang yang bersamanya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya
kepada jibt dan thaghut (QS. an-Nisa': 51).
Ibnu Hisyam berkata: Menurut orang-orang Arab jibt yaitu segala sesuatu yang disembah selain
Allah, sementara thaghut yaitu segala sesuatu yang membuat orang berpaling dari kebenaran. Kata
plural dari kata jibt ialah jubut, sementara plural dari kata thaghut yaitu thawaghit.
Ibnu Hisyam berkata: Kami mendengar dari Ibnu Abu Najih berkata: bahwa jibt yaitu sihir, sementara
thaghut yaitu setan.
Allah lalu berfirman:
Dan mengatakan kepada orang-orang kafir '(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki
Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya. Ataukah ada bagi mereka
bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendati pun ada, mereka tidak akan memberi sedikit pun
(kebajikan) kepada manusia, ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia
yang Allah telah berikan kepadanya? Sebetulnya Kami telah memberi Kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberi kepadanya kerajaan yang besar. (QS. an-Nisa 51-54).
Ibnu Ishaq berkat: Sukain dan Adi bin Zaid mengatakan: "Wahai Muhammad, kami tidak mengetahui
bahwa sesudah Musa diturunkan, Allah menurunkan sesuatu atas manusia. lalu Allah Yang Maha
mulia menurunkan firman-Nya:
Sesurtgguhnya Kami telah memberi wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberi
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang lalu nya, dan Kami telah memberi wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan
Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka kami utus) selaku rasul-
rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agarsupaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan yaitu Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. an-Nisa: 163-165)
Beberapa orang Yahudi datang menjumpai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu beliau
bersabda: "Demi Allah, Sebetulnya kalian telah mengetahui bahwa aku utusan Allah yang diutus
kepada kalian." Orang-orang Yahudi berkata: '"Kami tidak mengetehaui itu, dan tidak bersaksi
atasnya." Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya:
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), namun Allah mengakui Al-Qur'an yang
diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun
menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (QS. an- Nisa': 166).
Orang-orang Yahudi Membuat Makar untuk Membunuh Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
dengan Menjatuhkan Batu kepada Beliau
Suatu saat , Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam pergi ke Bani An-Nadhir untuk meminta bantuan
mereka dalam membantu beliau, meminta diyat (ganti rugi kriminal) dua orang Bani Amir yang telah
membunuh Ami bin Umayyah Adh-Dhamri. saat itu orang-orang Yahudi sedang duduk sesama
mereka. sebagian dari mereka berkata: "Kalian tidak pernah dapatkan Muhammad berada dekat sekali
dengan kalian dari pada saat ia berada saat ini. Maka siapakah di antara kalian yang siap untuk naik
ke atas rumah, untuk menjatuhkan batu kepadanya sehingga kita tidak merasa terganggu oleh
keberadaannya?" Amr bin Jihasy bin Ka'ab berkata: "Aku siap!" Pada saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam mangetahui makar jahat mereka, beliau segera pergi. Lalu Allah Yang Mahatinggi
menurunkan firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di
waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat),
maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah Kepada Allah, dan hanya hepada
Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal. (QS. al-Maidah: 11).
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berjumpa dengan Nu'man bin Adha, Bahri
bin Amr dan Syas bin Qais. Mereka terlibat dalam sebuah percakapan dengan Rasul dan beliau
mengajak mereka kepada agama Allah, serta memberi peringatan akan siksa Allah. Mereka berkata:
"Janganlah engkau mengintimidasi kami wahai Muhammad, sebab kami anak-anak dan kekasih-
kekasih Allah persis sebagaiama perkataan orang-orang Kristen." Lalu Allah Yang Maha mulia
menurunkan ayat:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini yaitu anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-
Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu sebab dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), namun kamu yaitu manusia (biasa) di antara orang-orang
yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara
keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). " (QS. al-Maidah: 18).
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyeru orang-orang Yahudi untuk masuk
Islam, dan memberi peringatan kepada mereka akan hukuman Allah. Namun sayang mereka menolak
untuk masuk Islam, dan tetap mengingkari terhadap ajaran yang beliau bawa. lalu Muadz bin
Jabal, Sa'ad bin Ubadah, dan Uqbah bin Wahb berkata kepada mereka: "Wahai orang-orang Yahudi,
bertakwalah kepada Allah. Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau yaitu utusan Allah,
jauh sebelum beliau diutus menjadi rasul, dan kalian pun telah memaparkan dan menerangkan ciri-
cirinya kepada kami." Rafi' bin Huraimalah dan Wahb bin Yahudza berkata: "Kami tidak pernah
mengatakan hal itu kepada kalian. Allah tidak menurunkan kitab, tidak mengutus rasul dan pemberi
peringatan sesudah Musa." Lalu Allah menurunkan firman-Nya tentang perkataan Rafi' bin Huraimalah,
dan Wahb bin Yahudza:
Hai Ahli Kitab, Sebetulnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami)
kepadamu saat terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: "Tidak datang
kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan."
Sebetulnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Ma'idah: 19).
lalu Allah memaparkan kisah Musa kepada mereka, apa yang Nabi Musa terima dari mereka,
protes mereka dan perintah Allah yang ditolak oleh mereka hingga mereka terlunta-lunta di muka
bumi selama empat puluh tahun sebagai hukuman atas tindakan mereka.
Mereka Minta Pertimbangan Nabi tentang Hukum Rajam
Ibnu lshaq berkata: Ibnu Syihab Az-Zuhri menuturkan kepadaku, ia mendengar seseorang dari
Muzainah dari seorang ulama yang berbicara dengan Said bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah
berkata kepada mereka bahwa pendeta-pendeta Yahudi berkumpul di Baitul Midras saat Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah. Sebelum Rasulullah tiba salah seorang lelaki yang telah
menikah telah berzina dengan seorang wanita Yahudi yang telah menikah pula. Mereka berkata:
"Bawalah pria dan wanita ini kepada Muhammad, lalu tanyakanlah kepadanya apa hukuman atas
mereka berdua, dan beri dia hak untuk mengadilinya, Jika ia menjatuhkan hukuman cambuk dengan
tali kepadanya seperti kalian, pasti dia seorang raja dan ikutilah dia. Namun jika dia menjatuhkan
hukuman rajam kepada mereka, pastilah dia seorang nabi. Maka jagalah apa yang ada pada kalian,
agar tidak direbut olehnya." Mereka mendatangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan berkata:
"Wahai Muhammad, orang ini telah menikah lalu berzina dengan wanita ini yang telah menikah
pula. Adililah mereka berdua dan kami memberi hak sepenuhnya kepadamu untuk mengadili
mereka." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan hingga tiba di tempat pendeta-pendeta
mereka di Baitul Midras. Beliau bersabda: "Wahai orang-orang Yahudi, datangkan kepadaku ulama
kalian." Mereka mengirim Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam.75
Ibnu lshaq berkata: Beberapa orang Bam Quraizhah berkata kepadaku, selain mendatangkan Abdullah
bin Shuriya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, mereka juga mendatangkan Abu Yasir bin
Akhthab dan Wahb bin Yahudza. Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Merekalah ulama kami”
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada pendeta-pendeta Yahudi tentang masalah
ini sampai perkaranya menjadi jelas hingga akhimya mereka berkata tentang Abdullah bin
Shuriya: "Orang ini lebih mengerti tentang Taurat daripada ulama-ulama kami yang lain."
Ibnu Hisyam berkata: Dari perkataan "beberapa Bani Quraizhah hingga "Orang ini lebih mengerti
tentang Taurat" yaitu ucapan Ibnu lshaq sedangkan yang sesudah nya yaitu dari untaian kisah
sebelumnya.
sesudah itu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam duduk berdua bersama dengan Abdullah bin
Shuriya. Abdullah bin Shuriya yaitu orang paling dalam ilmunya di antara ulama-ulama Yahudi.
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyelidik Abdullah bin Shuriya dengan beberapa pertanyaan
menukik: "Wahai anak Shuriya, aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah, dan dengan hari-hari
Allah yang ada di Bani Israel, tidakkah engkau paham bahwa Allah menetapkan hukuman rajam bagi
seorang muhshan (lelaki atau perempuan yang telah menikah) yang berzina di dalam Taurat?"
Abdullah bin Shuriya menjawab: "Benar, demi Allah, memang demikianlKetahuilah wahai Abu Al-
Qasim, Sebetulnya orang-orang Yahudi telah tahu bahwa engkau yaitu nabi yang diutus, hanya
saja mereka dengki padamu."
Lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam keluar dan memerintahkan agar kedua orang yang berbuat
zina ini di rajam di depan pintu masjid beliau di Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Sesudah
peristiwa ini Abdullah bin Shuriya kafir dan tidak mengingkari kenabian Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam.
Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Yang Maha mulia menurunkan firman-Nya tentang orang-orang Yahudi
ini :
Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu di sedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memper-
lihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami
telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi.
(Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar
perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; yakni mereka mengutus orang
yang mereka utus di antara mereka, dan mereka mengingkari, dan mereka menyuruh mereka dengan
apa yang mereka suruhkan dengan mengubah hukum dari yang sebenarnya, lalu Allah
berfirman: mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka
terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, yakni rajam, maka hati-hatilah" (QS. al-Ma'idah: 41).
Ibnu Ishaq berkata: Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah berkata kepadaku dari Ismail bin
Ibrahim dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan
pelaksanaan hukuman rajam kepada kedua pelaku zina ini , lalu mereka berdua dirajam di depan
masjid beliau. saat laki-laki Yahudi ini mulai mendapatkan lemparan batu, ia berdiri menuju
wanita yang dia pernah berzina dengannya, lalu menelungkupinya untuk melindunginya hingga
akhirnya keduanya meninggal dunia.76
Demikianlah satu hal yang Allah lakukan bagi Rasul-Nya dalam melaksanakan hukum-an zina terhadap
kedua orang ini .
Ibnu Ishaq berkata: Shalih bin Kaisan berkata kepadaku dari Nafi' bekas budak Abdullah bin Umar dari
Abdullah bin Umar, ia berkata: Pada saat orang-orang Yahudi menyerahkan putusan hukum mereka
berdua kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, beliau meyeru mereka kepada Taurat dan salah
seorang dari pendeta mereka duduk membaca Taurat sambil menutup ayat tentang hukuman rajam
dengan tangannya, lalu Abdullah bin Salam memukul tangan pendeta tadi. Abdullah bin Salam
berkata: "Wahai Rasulullah, inilah ayat tentang hukuman rajam. Namun ia menolak membacakannya
kepadamu." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka: "Sungguh celaka kalian
wahai orang-orang Yahudi, mengapa kalian meninggalkan hukum Allah, padahal itu berada di tangan
kalian?" Mereka menjawab: "Demi Allah, awalnya hukuman rajam diberlakukan pada kami, hingga
pada suatu hari orang muhshan yang berasal dari keluarga istana dan kalangan tehormat berbuat zina.
Raja melarang pemberlakukan hukuman rajam terhadapnya. lalu ada seseorang berzina
sesudah keluarga istana ini . Raja bermaksud merajamnya, hanya saja orang-orang Yahudi
berkata: "Demi Allah, tidak mungkin ini bisa dilakukan. jika engkau mau merajam orang ini maka
hendaknya engkau juga merajam orang dari keluarga istana yang berzina. Selesai mengatakan itu
kepada rajanya mereka menyelenggarakan rapat, dengan hasil kesepakatan mengganti hukuman
rajam dengan hukuman cambuk, dan mereka meninggalkan hukuman rajam dan penerapannya."
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika demikian, maka akulah orang yang pertama kali
menghidupkan hukum Allah dan Kitab-Nya serta penerapannya." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam meminta keduanya dihukum rajam di depar. masjid beliau. Abdullah bin Umar berkata "Aku
ikut serta merajam kedua orang pezim ini ."77
Kezaliman Orang-orang Yahudi dalam Diyat
Ibnu Ishaq berkata: Daud bin Al-Husha:r. berkata padaku dari Ikrimah dari Ibnu Abba? bahwa ayat-
ayat di surat Al-Maidah beriku;
Maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling
dari mereka maka mereka tidak akar memberi mudarat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu
memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil,
Sebetulnya Allah menyukai orang-orang yang adil. '(QS. al-Ma'idah 42).
Diturunkan pada kasus diyat antara Ban An-Nadhir dengan Bani Quraizhah. Penyebab nya bahwa Bani
An-Nadhir yang terhorma: membayar diyat dengan utuh, sementara Ban: Quraizhah hanya membayar
separuh saja. Ke mudian mereka mengadukan masalah ini kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam. Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya di atas tentang mereka. Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam mengembalikan mereka pada kebenaran dengan menyamakan diyat di antara mereka.78
Ibnu Ishaq berkata: Wallahu a 'lam mana yang lebih benar di antara riwayat ini .
Konspirasi Orang-orang Yahudi untuk Memfitnah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata: Ka'ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shuriya, dan Syas bin Qais berbincang
di antara mereka: "Marilah kita pergi menemui Muhammad, semoga kita berhasil mengeluarkannya
dari agamanya, sebab dia juga manusia biasa layaknya kita semua." Mereka pun datang menjumpai
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: Wahai Muhammad, engkau tahu bahwa
kami pendeta-pendeta Yahudi, orang-orang tehormat serta pemimpin-pemimpin mereka. Jika kami
mengikutimu, maka semua orang Yahudi akan mengikutimu, dan mereka tidak mungkin menentang
kami. Sebetulnya kami memiliki sengketa, bagaimana jika kami serahkan sengketa mereka itu
padamu, lalu engkau memutuskan penyelesainnya untuk kami, sesudah itu kami akan beriman dan
membenarkanmu?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menolak permintaan mereka, lalu Allah
Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya tentang mereka:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya
mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa Sebetulnya
Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan Sebetulnya kebanyakan manusia yaitu orang-orang yang fasik. Apakah hukum
Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin? (QS. al-Maidah: 49-50).
Ibnu Ishaq berkata: Beberapa orang Ya-hudi antara lain Abu Yasir bin Akhthab, Nafi' bin Abu Nafi, Azir
bin Abu Azir, Khalid, Zaid, Izar bin Abu Izar, dan Asya' datang menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa
Sallam lalu bertanya mengenai rasul-rasul yang diimani oleh rasul. Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam menjawab:
Katakanlah (hai orang-orangmukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS.
al-Baqarah: 136). saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyebut Nabi Isa bin Maryam,
mereka mengingkarinya. Mereka berkata: "Kami tidak beriman kepada Isa bin Maryam, tidak pula
pada orang-orang yang beriman kepadanya." lalu Allah menurunkan firman-Nya:
Katakanlah: "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman
kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan
sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik? (QS. al-
Maidah: 59).
Rafi' bin Haritsah, Salam bin Misykam, Malik bin Shaif, dan Rafi' bin Huraimalah datang menemui
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: "Wahai Muhammad, bukankah engkau
mengaku menganut agama Ibrahim, beriman kepada Taurat yang kami miliki, dan engkau bersaksi
bahwa Taurat itu benar dari Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Benar. Namun
kalian telah membuat kebid'ahan, menolak perjanjian yang telah diambil Allah dari kalian yang ada di
dalamnya, kalian pun menyembunyikan apa yang diperintahkar. kepada kalian untuk memaparkannya
paca manusia. Maka aku berlepas diri dari bid'ah-bid'ah yang kalian bikin." Orang-orang Yahudi
ini berkata: "Kami tetap berpegang tegufa dengan apa yang berada pada tangan kam sebab
kami yakin bahwa kami ada dalam petunjuk dan kebenaran. Kami tidak berimar kepadamu tidak juga
akan mengikutimu Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak d: pandang beragama sedikit pun hingga kan:, menegakkan
ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sebetulnya
apa yang diturunkar kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akar menambah kedurhakaan dan
kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlar kamu bersedih hati terhadap orang-orang
yang kafir itu. (QS. al-Maidah: 68)
Ibnu Ishaq berkata: An-Nahham bin Zaid, Fardam bin Ka'ab, dan Bahri bin Amr datang menemui
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: "Hai Muhammad apakah engkau tidak tahu
bahwa ada tuhan lain selain Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, bersabda: "Tidak ada
Tuhan yang pantas disembah selain Allah. Dengan ajaran ini aku diutus, dan kepada-Nya aku
menyeru." lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya:
Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara
aku dan kamu. Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan
kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya). Apakah Sebetulnya kamu
mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di sampingAllah?"Katakanlah: "Aku tidak mengakui."
Katakanlah: "Sebetulnya Dia yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan Sebetulnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." Orang-orang yang telah Kami berikan kitab
kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri.
Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). (QS. al-An'am: 19-20)
Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut dan Suwaid bin Al-Harits pura-pura berpenampilan sebagai Muslim
walaupun hakikatnya dia seorang munafik. sebab kepura-puraannya inilah, beberapa orang kaum
Muslimin mencintainya. Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman- Nya tentang Rifa'ah bin Zaid dan Suwaid
bin Al-Harits:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi
Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah
jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. Dan jika kamu menyeru (mereka) untuk
(mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu yaitu
sebab mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. Katakanlah: "Hai Ahli kitab,
apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang
diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara
kamu benar-benar orang-orang yang fasik?" Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu
tentang orang- orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu
orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi
dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari
jalan yang lurus. Dan jika orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka
mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepada kamu dengan kekafirannya dan
mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang
mereka sembunyikan. " (QS. al-Ma'idah: 57-61).
Jabal bin Abu Qusyair dan Samuel bin Zaid berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam:
"Wahai Muhammad, tolong terangkan kepada kami kapankah Hari Kiamat akan terjadi bila engkau
yaitu benar-benar seorang Nabi sebagaimana yang selama ini engkau ucapkan! Lalu Allah Yang Maha
mulia menurunkan firman-Nya tentang Jabal bin Abu Qusyair dan Samuel bin Zaid:
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sebetulnya
pengetahuan tentang kiamat itu yaitu pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan
waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit
dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan aengan tiba-tiba. Mereica bertanya
kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sebetulnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu yaitu di sisi Allah, namun kebanyakan manusia tidak
mengetahui." (QS. al-A'raaf: 187).
Klaim Mereka Bahwa Uzair Anak Allah
Sallam bin Misykam, Nu'man bin Abu Aufa Abu Anas, Mahmud bin Dahyah, Syas bin Qais, dan Malik
bin As-Shaif datang menemm Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata: "Bagaimana
mungkin kami akan mengikutimu, sedangkan engkau telah meninggalkan kiblat kami, dan tidak
meyakini Uzair sebagai anak Allah." Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan ayat tentang ucapan
mereka ini :
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al-Masik itu putra
Allah." Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. at-
Taubah: 30), hingga akhir kisah.
Ibnu Hisyam berkata: Yudhahi'una artinya ucapan mereka itu sama dengan ucapan orang-orang yang
kafir.
Ibnu Ishaq berkata: Mahmud bin Saihan, Nu'man bin Adha, Bahri bin Amr, Uzair bin Abu Uzair, dan
Sallam bin Misykam datang menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu mereka
berkata: "Wahai Muhammad apakah benar kebenaran yang engkau bawa itu bersumber dari Allah?
sebab kami tidak mendapatkannya tersusun sebagaimana Kitab Taurat?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Demi Allah, Sebetulnya kalian pun mengetahui bahwa yang aku bawa ini
benar-benar dari Allah dan kalian telah mendapatkannya tertera dalam Taurat yang ada pada kalian.
Andai semua manusia dan jin bersekutu untuk membuat sebagaimana apa yang aku bawa, mereka
tidak akan kuasa untuk melakukannya." Usai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda seperti
itu, Finhash, Abdullah bin Shuwariya, Ibnu Shaluba, Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq, Asya',
Ka'ab bin Asa Samuel bin Zaid, dan Jabal bin Sukainah berkata serentak: "Wahai Muhammad,
Sebetulnya Allah melakukan apa saja untuk Rasul-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Jika Dia
mengutusnya sebagai nabi, dan Dia kuasa melakuka