sirah nabawiyah 15


 Dzat yang memberi kalian makan beruapa Al-Manna dan As-Salwa yang diberikan kepada 

orang-orang yang datang sebelum kalian, aku bersumpah dengan Allah yang mengeringkan laut untuk 

para leluhur kalian lalu  Allah menyelamatkan kalian dari Fir'aun dan tindakannya. Tidakkah 

kalian mau memberitahukan kepadaku apakah kalian temukan dalam Kitab yang diturunkan kepada 

kalian bahwa kalian wajib percaya kepada Muhammad? jika  kalian tidak menemukannya maka 

tidak ada paksaan bagi kalian, sebab  Allah telah menjelaskan, 

 

"Sungguh petunjuk dan kesesatan itu telah jelas. " (QS. al-Baqarah: 256). Aku seru kalian kepada Allah 

dan Nabi-Nya. 

 

 

Ayat Al-Qur'an yang Turun tentang Abu Yasir dan Saudaranya 

 

Ibnu lshaq berkata: Sebetulnya  di antara pendeta-pendeta Yahudi dan orang-orang kafir Yahudi 

yang kisahnya disebutkan dalam Al-Qur'an —sebagaimana dituturkan kepadaku dari Abdullah bin 

Abbas dan Jabir bin Abdullah bin Ri'ab— yang bertanya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sal- 

lam, dan membuat kerancuan bagi beliau untuk mencampuradukkan antara kebenaran dengan 

kebatilan yaitu  Yasir bin Akhthab dan saudaranya. Suatu saat  Abu Yasir bin Akhthab berjalan 

melintasi di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan saat itu beliau sedang membaca surat 

Al-Baqarah, 'Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2). lalu  Yasir 

bin Akhthab menjumpai saudaranya, Huyay bin Akhthab yang tengah berkumpul bersama orang-

orang Yahudi. Abu Yasir bin Akhthab berkata: "Demi Allah, ketahuilah, baru saja aku mendengar 

Muhammad membaca apa yang diturunkan padanya 'Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di 

dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2) Orang-orang Yahudi berkata: "Apakah engkau benar-benar men- 

dengarnya?' Yasir bin Akhthab menjawab: "Benar." Huyay bin Akhthab bersama orang-orang Yahudi 

segera beranjak dan berangkat untuk menjumpai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka 

berkata: "Wahai Muhammad, telah dikbarkan kepada kami bahwa engkau membaca apa yang 

diturunkan kepadamu? "Alif' laam mim. Kitab itu tiada keraguan di dalamnya (QS. al-Baqarah: 1-2), 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya, benar." Orang-orang Yahudi berkata: "Apakah 

ayat Al-Qur'an itu dibawa Jibril dari sisi Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya, 

benar." Orang-orang Yahudi berkata: "Sungguh Allah telah mengutus beberapa nabi sebelum engkau. 

Kami tidak mengetahui Allah menjelaskan kepada salah seorang nabi itu tentang masa kekuasaannya, 

dan masa kekuasaan umatnya selain pada dirimu." 

Huyay bin Akhtab berkata sambil menghadap pada orang-orang yang datang bersamanya: "Alif satu, 

laam tiga puluh, dan miim empat puluh. Jadi jumlah keseluruhannya tujuh puluh satu tahun. Apakah 

kalian akan menganut agama yang masa kekuasaannya hanyalah tujuh puluh satu tahun saja?." 

lalu  Huyay bin Akhthab menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, dan berkata: "Hai 

Muhammad, apakah engkau memiliki  ayat lain selain ayat tadi?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam bersabda, Ya!.' Huyai bin Akhthab berkata: "Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam membaca ayat, 'Alif laam miim shaad (QS. al-A'raaf: 1) Huyai bin Akhthab berkata: "Demi 

Allah, ayat ini jauh lebih berat dan lebih panjang. Alif satu, laam a tiga puluh, miim empat puluh dan 

shaad yaitu  sembilan puluh. Jadi jumlah keseluruhannya yaitu  seratus enam puluh satu tahun. 

Apakah engkau memiliki  ayat yang lain, wahai Muhammad?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

bersabda: "Ya." Huyay bin Akhthab berkata: "Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam membaca ayat, 'Alif laam raa' (QS. Yunus: 1) Huyay bin Akhthab berkata: "Demi Allah, ini jauh 

lebih berat dan lebih panjang. Alif satu, laam tiga puluh dan raa' dua ratus. Jadi jumlah keseluruhannya 

yaitu  dua ratus tiga puluh satu tahun. Apakah engkau masih memiliki ayat yang lain, wahai 

Muhammad?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya." Huyay bin Akhthab berkata: 

"Bagaimana bunyinya?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam membaca ayat: Alif laam mim raa (QS. 

ar-Ra'd: 1). Huyay bin Akhthab berkata: "Ini lebih jauh berat dan lebih panjang. Alif satu, laam tiga 

puluh, miim empat puluh, dan raa' dua ratus. Jadi jumlah keseluruhannya dua ratus tujuh puluh satu 

tahun." Huyay bin Akhthab berkata: "Wahai Muhammad, masalahnya menjadi sangat kompleks bagi 

kami, hingga kami tidak mengerti apakah engkau diberi banyak atau sedikit?" lalu  orang-orang 

Yahudi itu pergi. Abu Yasir bin Akhthab berkata kepada saudaranya, Huyay bin Akhthab dan pendeta-

pendeta Yahudi yang ikut bersamanya: "Tahukah kalian barangkali jumlah tadi diberikan kepada 

Muhammad, yaitu tujuh puluh satu, seratus enam puluh satu, dua ratus tiga puluh satu, dan dua ratus 

tujuh puluh satu. Jadi jika dijumlah keseluruhannya maka menjadi tujuh ratus tiga puluh empat tahun. 

Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Persoalannya menjadi sangat kompleks bagi kami." Para ulama 

meyakini bahwa ayat di bawah ini Allah turunkan sebab  ulah mereka: 

 

Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al- Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang 

muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. (QS. Ali 

Imran: 7). 

Ibnu Ishaq berkata: Aku mendengar dari ulama kredibel yang tidak aku ragukan integritasnya berkata 

bahwa ayat di atas diturunkan atas warga Najran yaitu pada saat mereka bertemu dengan Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam untuk bertanya tentang Isa bin Maryam ' Alaihis-Salam. 

Ibnu Ishaq berkata: Muhammad Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif berkata kepadaku bahwa ia 

mendengar ayat di atas diturunkan untuk beberapa orang Yahudi namun dia tidak memberi  

rinciannya lebih lanjut kepadaku. Wallahu a'lam mana yang lebih benar. 

 

 

Kekafiran Orang-orang Yahudi terhadap Rasulullah sesudah  Mereka Menanti-nanti Kedatangannya 

dan Ayat Al-Qur'an yang Diturunkan Allah dalam Hal ini 

 

Ibnu Ishaq berkata: Aku mendengar dari Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas atau dari Sa'id bin Jubair 

dari Ibnu Abbas ia berkata: Orang-orang Yahudi berharap mengungguli orang-orang Aus dan Khazraj 

dengan wasilah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam sebelum diutusnya. Namun saat Allah 

mengutusnya dan ternyata beliau berasal dari orang- orang Arab, mereka kafir dan membantah apa 

saja yang dikatakan beliau. lalu  Muadz bin Jabal, dan Bisyr bin Al-Barra' bin Ma'rur, saudara Bani 

Salimah berkata kepada mereka: "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah, dan 

masuklah ke dalam Islam, sebab  kalian pernah mengharapkan kemenangan atas kami dengan 

perantara Muhammad, sedangkan kami pada saat itu masih dalam keadaan musyrik. Kalian pernah 

sampaikan kepada kami bahwa beliau telah diutus, dan kalian telah terangkan kepada kami tentang 

sifat-sifat beliau." Salam bin Misykam, salah seorang dari Bani Nadhir berkata: " Namun ia sama sekali 

tidak membawa apa pun yang kami ketahui, dan tidak membawa sesuatu yang pernah kami 

sampaikan kepada kalian.' Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan mereka dalam firman-Nya 

berikut: 

 

Dan sesudah  datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada 

mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat 

kemenangan atas orang-orang kafir, maka sesudah  datang kepada mereka apa yang telah mereka 

ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu (QS. 

al-Baqarah: 89). 

Ibnu Ishaq berkata: Saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam diangat menjadi rasul, dan 

memaparkan tentang perjanjian yang telah Allah ambil dari mereka, Malik bin Ash-Shaif berkata: 

"Demi Allah, kami tidak pernah diberi perjanjian agar percaya kepada Muhammad, tidak pernah pula 

dimintai perjanjian tentang dirinya." Allah Ta'ala menurunkan ayat Al-Qur'an tentang Malik bin Ash-

Shaif: 

 

Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan 

mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman. (QS. al-Baqarah: 

100). 

Ibnu Ishaq berkata: Ibnu Shaluba al-Fithyuni berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam: 

"Wahai Muhammad, engkau tidak datang kepada kami dengan membawa sesuatu yang pernah kami 

ketahui, dan Allah tidak menurunkan kepadamu ayat nyata yang mengharuskan kami beriman dan 

mengikutimu." Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Ibnu Shaluba ini : 

Dan Sebetulnya  Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar 

kepadanya, melainkan orang- orang yang fasik. (QS. al-Baqarah: 99). 

Ibnu Ishaq berkata: Rafi' bin Huraimalah dan Wahb bin Zaid berkata kepada Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam: "Wahai Muhammad, datangkanlah pada kami kitab yang engkau turunkan dari langit 

hingga kami bisa membacanya, lalu pancarkanlah air sungai untuk kami, pasti kami akan beriman, 

mengikuti dan membenarkanmu." Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya mengenai perkataan Rafi' bin 

Huraimalah dan Wahb bin Zaid ini : 

 

Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada 

Musapada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh 

orang itu telah sesat dari jalan yanglurus. (QS. al-Baqarah: 108). 

Ibnu Ishaq berkata: Huyay bin Akhthab dan saudaranya, Abu Yasir bin Akhthab yaitu  sosok orang 

Yahudi yang memendam dendam kesumat yang amat dalam kepada orang-orang Arab, sebab  Allah 

memberi  karunia kepada mereka berupa seorang Rasul-Nya Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mereka 

berdua berupaya sekuat tenaga untuk menjauhkan manusia dari agama Islam dengan segala kapasitas 

yang mereka miliki. Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang mereka berdua: 

 

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada 

kekafiran sesudah  kamu beriman, sebab  dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, sesudah  nyata 

bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan 

perintah-Nya. Sebetulnya  Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah: 109). 

 

 

Konflik Antara Orang-orang Yahudi dan Kristen di Hadapan Rasulullah 

 

Ibnu Ishaq berkata: Pada saat delegasi Kristen Najran sampai di tempat Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam, maka pendeta-pendeta Yahudi itu datang menemui mereka, dan lang- sung terlibat cekcok 

dengan mereka di hadapan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Rafi' bin Huraimalah berkata: 

"Kalian tidak 

memiliki  pegangan." Rafi' bin Huraimalah kafir kepada Isa bin Maryam dan Injil. Seorang delegasi 

Kristen Najran angkat bicara kepada orang-orang Yahudi: "Kalian tidak memiliki pegangan." Dia juga 

mengingkari kenabian Musa dan kafir kepada Taurat. Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya tentang 

ucapan mereka berdua ini : 

 

Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak memiliki  suatu pegangan", dan 

orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak memiliki  sesuatu pegangan,"padahal 

mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, 

mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari 

kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (QS. al-Baqarah: 113). 

Yakni, setiap pihak membaca dalam kitabnya apa yang membenarkan sesuatu yang mereka ingkari 

sendiri. Orang-orang Yahudi kafir kepada Isa bin Maryam, padahal mereka memiliki  kitab Taurat 

yang di dalamnya Allah mengambil janji kepada mereka melalui mulut Musa 'Alaihis-Salam untuk 

membenarkan Isa bin Maryam 'Alaihis Salam. Demikian pula dengan Injil yang diturunkan kepada Isa 

bin Maryam ada  ayat yang membenarkan Musa 'Alaihis salam dan Taurat yang dia bawa dari 

Allah. Namun ternyata masing-masing pihak mengingkari apa yang ada di tangan lawannya. 

Ibnu Ishaq berkata: Rafi' bin Huraimalah berkata kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam: 

"Wahai Muhammad, jika  engkau benar-benar seorang Rasul yang diutus oleh Allah sebagaimana 

yang engkau katakan, maka mintalah kepada Allah agar Dia berbicara kepada kami hingga kami bisa 

mendengar firman-Nya." Allah Taala menurunkan firman-Nya tentang ucapan Rafi' bin Huraimalah 

ini : 

 

Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan 

kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orangyang 

sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sebetulnya  

Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yangyakin. (QS. al-Baqarah: 118). 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Shuriya Al-A'war (si Mata Juling) Al-Fithyuni berkata kepada 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam: "Wahai Muhammad, petunjuk itu, hanyalah petunjuk yang 

kami miliki. Oleh sebab itu, ikutilah kami, pastilah engkau mendapatkan petunjuk." Orang-orang 

Kristen mengatakan hal serupa. lalu  Allah menurunkan firman-Nya tentang ucapan Abdullah 

bin Shuriya dan tentang ucapan orang Kristen ini : 

 

 

Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadipenganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu 

mendapat petunjuk." Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan 

bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami 

beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada 

Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta 

apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di 

antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." Maka jika mereka beriman kepada apa 

yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka 

berpaling, Sebetulnya  mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan 

memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Shibghah 

Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya lah kami 

menyembah. Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia 

yaitu  Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya 

kepada-Nya kami mengikhlaskan hati, ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) 

mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, yaitu  penganut agama Yahudi 

atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang 

lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah 

sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. Itu yaitu  umat yang telah lalu; baginya apa 

yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta 

pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. al-Baqarah: 135-141) 

  

 

Komentar Orang Yahudi tentang Pemindahan Kiblat ke Ka'bah 

 

Ibnu Ishaq berkata: saat  arah kiblat dipindahkan dari Syam ke Ka'bah yang terjadi pada bulan Rajab 

genap tujuh puluh bulan sesudah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah, maka Rifa'ah 

bin Qais, Fardam bin Amr, Ka'ab bin Al-Asyraf, Rafi' bin Abu Raff Al-Hajjaj bin Amr sekutu Ka'ab bin Al-

Asyraf, Ar-Rabi' bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq, dan Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq datang 

menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, lalu berkata: "Wahai Muhammad, mengapa engkau 

beralih dari kiblatmu yang semula, padahal engkau menyatakan bahwa dirimu sebagai penganut 

agama Ibrahim? Kembalilah kepada kiblatmu yang pertama, niscaya kami mengikuti dan 

membenarkanmu." Ucapan ini  memiliki maksud untuk mengeluarkan Rasulullah Shallalahu 

'alaihi wa Sallam dari agamanya. lalu  Allah menurunkan firman-Nya: 

 

Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan 

mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitulmakdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" 

Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang 

dikehendaki-Nya ke jalan yanglurus. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), 

umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul 

(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblatyang menjadi 

kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan 

siapa yang membelot. Sebagai ujian dan cobaan, Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat 

berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; yakni berupa keyakinan dan 

yang Allah kokohkan dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Yakni keimanan kalian dengan 

kiblat dan pembenaran kalian akan Nabi kalian, dan ikutnya kalian pada kiblat terakhir, dan ketaatan 

kalian pada nabi kalian, agar Allah berikan pahala keduanya secara keseluruhan. Sebetulnya  Allah 

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. al-Baqarah: 142-143) 

lalu  Allah Ta'ala berfirman: 

 

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan 

memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil haram. Dan di 

mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. al-Baqarah: 144). 

Ibnu Hisyam berkata: syathrahu artinya nahwahu (ke arahnya). 

 

Dan Sebetulnya  orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang 

mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu yaitu  benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali 

tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Dan Sebetulnya  jika kamu mendatangkan kepada 

orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), 

mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan 

sebahagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan Sebetulnya  jika 

kamu mengikuti keinginan mereka sesudah  datang ilmu kepadamu, Sebetulnya  kamu kalau begitu 

termasukgolongan orang-orang yang zalim. Orang-orang (Yahudidan Nasrani) yang telah Kami beri 

Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan 

Sebetulnya  sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka 

mengetahui. Kebenaran itu yaitu  dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-

orang yang ragu. (QS. al- Baqarah: 144-147). 

 

 

Orang-orang Yahudi Merahasiakan Isi Kebenaran yang Terkandungan dalam Kitab Taurat 

 

Ibnu Ishaq berkata: Muadz bin Jabal saudara Bani Salimah, Sa'ad bin Muadz saudara Bani Abdul Asyhal, 

dan Kharijah bin Zaid saudara Bani Balharits bin Al-Khazraj bertanya kepada beberapa pendeta Yahudi 

mengenai sebagian kandungan Taurat. Hanya saja mereka merahasiakannya serta menolak dengan 

keras untuk memberi  penjelasan. lalu  Allah menurunkan ayat tentang sikap orang-orang 

Yahudi ini : 

 

Sebetulnya  orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa 

keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, sesudah  Kami menerangkannya kepada manusia 

dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat 

melaknati, (QS. al-Baqarah: 159). 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyeru orang-orang Yahudi untuk masuk Islam dan 

memperingatkan mereka akan siksa Allah. Raff bin Kharijah dan Malik bin Auf berkata: "Wahai 

Muhammad, kami hanya akan mengikuti apa yang kami peroleh dari pan leluhur kami, sebab  mereka 

lebih mengen. dan lebih bijak daripada kami." Lalu Allat menurunkan firman-Nya tentang ucapan 

mereka berdua: 

 

Dan jika  dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: 

"(Tidak), namun  kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang 

kami. "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui 

suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. al- Baqarah: 170). 

 

 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Mengumpulkan Orang-orang Yahudi di Pasar Bani Qainuqa' 

 

Ibnu Ishaq berkata: sesudah  Allah menjatuhkan kekalahan kepada orang-orang Quraisy di Perang 

Badar, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam mengumpulkan orang-orang Yahudi di Pasar Bani 

Qainuqa' setibanya beliau di Ma- dinah. Beliau berkata kepada mereka: "Waha: orang-orang Yahudi, 

masuklah kalian ke dalam Islam sebelum Allah menjatuhkan kekalahan pada kalian sebagaimana yang 

menimpa orang-orang Quraisy." Orang-orang Yahud; berkata: "Wahai Muhammad, janganlah engkau 

terpedaya oleh dirimu sendiri. Engkau hanya berhasil membunuh beberapa orang Quraisy yang miskin 

pengalaman dan tidak paham tata cara perang. Demi Allah, jika  engkau memerangi kami, engkau 

pasti akan tahu, bahwa kami benar-benar manusia, dan engkau tidak pernah menjumpai orang-orang 

sehebat kami." Maka Allah Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya : 

 

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan 

digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya." Sebetulnya  telah 

ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di 

jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-

orang muslimin dua kalijumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang 

dikehendaki-Nya. Sebetulnya  pada yang demikian itu ada  pelajaran bagi orang-orang yang 

memiliki  mata hati. (QS. Ali imran: 12-13). 

 

 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam Masuk ke Baitul Midras 

 

Ibnu Ishaq berkata: Pada suatu hari, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memasuki Baitul Midras 

(tempat belajar Taurat orang Yahudi) yang pada saat itu dihadiri beberapa orang Yahudi untuk 

menyeru mereka kembali ke jalan Allah. An-Nu'man bin Amr dan Al-Harits bin Zaid berkata kepada 

Rasulullah: "Wahai Muhammad, agama apakah yang engkau anut?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam bersabda: "Aku menganut agama Ibrahim." An-Nu'man bin Amr dan Al-Harits bin Zaid berkata: 

"Sebetulnya  Ibrahim itu orang Yahudi." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika 

demikian, marilah kita kembali kepada Taurat sebagai jalan keluar dari masalah yang ada di antara 

kita." Namun mereka berdua menampik ajakan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Lalu Allah 

menurunkan ayat Al-Qur'an tentang keduanya: 

 Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al-Kitab (Taurat), 

mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; lalu  

sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Hal itu yaitu  

sebab  mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat 

dihitung." Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. 

Ali Imran: 23-24). 

Ibnu Ishaq berkata: Pada saat pendeta-pendeta Yahudi dan delegasi Kristen berkumpul di kediaman 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, mereka terlibat adu mulut. 

Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Ibrahim itu yaitu  seorang Yahudi." Delegasi Kristen berkata: 

"Ibrahim yaitu  seorang Kristen." Lalu Allah Ta 'ala menurunkan ayat tentang perselisihan mereka itu: 

 

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hai Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak 

diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Beginilah kamu, kamu ini 

(sewajarnya) bantah membantah tentang hai yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah-

membantah tentang hai yang tidak kamu ketahui?; Allah mengetahui sedangkamu tidak mengetahui. 

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan namun  dia yaitu  seorang yang 

lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang 

musyrik. " Sebetulnya  orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang 

mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan 

Allah yaitu  Pelindung semua orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imrm 65-68). 

Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Shaif. Adi bin Zaid, dan Al-Harits bin Auf berkata kepada sebagian 

orang Yahudi: "Marilah kita mempercayai apa yang diturunkan kepada Muhammad dan sahabat-

sahabatnya di pagi hari, lalu kita berbondong-bondong mengingkarinya pada sore hari, agar kita bisa 

mengacak-acak agama mereka. Mudar-mudahan mereka melakukan sebagaimana yang kita lakukan 

lalu mereka berpaling dari agamanya." Maka Allah menurunkan firman Nya : 

 

  

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampw adukkan yang hak dengan yang bathil, dan 

menyembunyikan kebenaran, padahal kami mengetahui? Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata 

(kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apt yang diturunkan 

kepada orang-orang ber iman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada 

akhirnya supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). Dan Janganlah kamu 

percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sebetulnya  petunjuk 

(yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada 

seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan 

mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu." Katakanlah: "Sebetulnya  karunia itu di tangan Allah, 

Allah memberi  karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-

Nya) lagi Maha Mengetahui. " (QS. Ali Imran: 71-73). 

Abu Rafi' al-Qurazhi berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi dan delegasi Kristen Najran saat mereka 

berkumpul di kediaman Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan beliau mengajak mereka kepada 

Islam: "Wahai Muhammad, apakah engkau bermaksud agar kami menyembahmu sebagaimana orang- 

orang Kristen menyembah Isa bin Maryam?' Salah seorang dari delegasi Kristen Najran bemama Ar-

Ribbiyusu berkata: "Wahai Muhammad, apakah itu yang engkau kehendaki dari kami, dan engkau 

menyeru kami kepadanya?" Atau sebagaimana yang ia katakan. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

bersabda: "Aku berlindung kepada Allah dari menyembah selain Allah, atau menyuruh orang lain 

beribadah kepada selain Allah. Allah tidak mengutusku demikian, dan tidak menyuruhku pada perkara 

seperti ini." Lalu Allah menurunkan ayat: 

 Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, 

lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan 

penyembah Allah. " Akan namun  (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, sebab  

kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Dan (tidak wajar pula 

baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia 

menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?" (QS. Ali Imran 79-

80). 

Ibnu Hisyam berkata: Rabbaniyyun yaitu  para ulama dan fuqaha' terkemuka. Kata tunggalnya 

"rabbany" dan derivasi dari kata "rabb" yang berarti sayyid (pemimpin). 

 

Akan memberi minum tuannya dengan khamar (QS. Yusuf: 41), yakni rabb (tuan) 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Yang Maha mulia menyebutkan tentang perjanjian yang telah Dia ambil 

dari mereka dan dari nabi-nabi mereka untuk mengimani Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, 

jika  dia telah diutus di tengah mereka: 

 

Dan (ingatlah), saat  Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yan gAku berikan 

kepadamu berupa kitab dan hikmah, lalu  datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan 

apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya." 

Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" 

Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan 

Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." (QS. Ali lmran: 81). 

 

 

Orang-orang Yahudi Berusaha Membuat Fitnah Antara Kaum Anshar 

 

Ibnu Ishaq berkata: Syas bin Qais seorang yang sudah tua bangka dengan kekafiran yang luar biasa 

dan memendam kedengkian yang hebat kepada kaum Muslimin, berjalan melewati beberapa sahabat 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dari Aus dan Khazraj dalam sebuah majlis yang menyatukan 

mereka dan mereka berbincang-bincang satu sama salinnya. Melihat keakraban mereka muncullah 

kedengkian dan kejengkelan Syas bin Qais. Dia merasa muak saat menyaksikan persatuan dan 

kebaikan hati mereka dengan Islam sesudah  sebelumnya pada masa jahiliyah mereka saling 

bermusuhan. Syas bin Qais berkata: "Tokoh-tokoh Bani Qailah telah berkumpul di negeri ini. Tidak, 

demi Allah, rasanya tidak sepatutnya bagi kita ikut bersama-sama dengan mereka jika  tokoh-tokoh 

mereka bertemu di dalamnya secara damai." Maka Syas bin Qais memerintahkan seorang pemuda 

Yahudi dengan mengatakan padanya: "Pergilah ke tempat mereka kini beradi lalu duduklah bersama 

mereka! sesudah  itu usik ingatan mereka akan Perang Bu'ats dar perang-perang sebelumnya serta 

lantunkan kepada mereka syair-syair yang dulu pernah mereka lontarkan." 

 

 

Sekilas tentang Perang Bu'ats 

 

Perang Bu'ats yaitu  perang yang terjadi antara Al-Aus melawan Al-Khazraj. Perang ini  

dimenangkan oleh Al-Aus atas Al-Khazraj. Saat itu, Al-Aus dipimpin Hudhair bin Simak Al-Asyhali, Abu 

Usaid bin Hudhair, sedang pemimpin Al-Khazraj pada saa: itu yaitu  Amr bin An-Nu'man Al-Bayadhi 

Pada perang ini  kedua pemimpin ini  tewas terbunuh. 

Perang Bu'ats sangat panjang untuk diurai secara keseluruhan dan saya tidak terpikat untuk 

memamparkannya mengungkapnya secara utuh, sebab  khawatir memutus pemaparan sirah hidup 

Rasulullah. 

Ibnu Ishaq berkata: Pemuda Yahudi melaksanakan apa yang diperintahkan padanya yang lalu  

kaum muslimin terlibat pembicaraan yang panas antar mereka pada pertemuan ini , saling adu 

mulut hingga mereka bertengkar, dan saling membanggakan dirinya atas orang lain. Bahkan dua orang 

dari Aus dan Khazraj meloncat ke atas hewan kendaraannya. Mereka yaitu  Aus bin Qaidhi salah 

seorang dari Haritsah bin Al-Harits dari Aus dan seorang lagi Jabbar bin Shakr dari Bani Salimah dari 

Khazraj. Keduanya beradu kata secara bergantian, "Bila kalian mau kami akan melakukan hal yang 

sama sebagaimana kita lakukan dahulu!' Kedua belah pihak tersulut emosi. Mereka berkata: "Boleh 

kita lakukan itu dan mari kita bertemu lagi di siang hari. Senjata beradu senjata!" Pada hari yang telah 

ditentukan, mereka pergi ke tempat yang telah disepakati sebelumnya. Peristiwa ini terdengar oleh 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, lalu  beliau berangkat menemui mereka dengan ditemani 

beberapa sahabat dari kaum Muhajirin. Sesampainya di sana Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

bersabda: "Wahai kaum Muslimin, ingatlah Allah. Mengapa kalian mengikuti propaganda jahiliyah, 

padahal aku masih ada di tengah-tengah kalian. Allah telah memberi petunjuk kalian kepada Islam dan 

menjadikan kalian orang yang mulia dengannya, memutus segala kejahiliyahan dari kalian, 

menyelamatkan kalian dari kekufuran serta menyatukan hati kalian!" Kaum Muslimin dari Aus dan 

Khazraj segera menyadari bahwa propaganda jahiliyah yaitu  tipudaya setan, dan merupakan 

konspirasi musuh-musuh mereka. Tangisan mereka meledak, mereka saling merangkul, antara Al-Uas 

dan Al-Khazraj. sesudah  itu, mereka pulang bersama Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dengan 

patuh dan taat. Allah telah memadamkan dari mereka salah satu konspirasi jahat musuh Allah, Syas 

bin Qais. Lalu Allah menurunkan ayat tentang Syas bin Qais dan perilaku buruknya itu: 

 Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan 

apa yang kamu kerjakan?" Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan 

Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu 

menyaksikan?" Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 98-99) 

Sedangkan tentang Aus bin Qaidhi, Jabbar bin Shakr dan pengikutnya masing-masing serta perbuatan 

mereka yang terjebak propaganda kejahiliyahan yang ditebarkan Syas bin Qais kepada mereka, Allah 

menurunkan firman-Nya: 

 

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al-

Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. 

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan 

Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) 

Allah maka Sebetulnya  ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang 

beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu 

mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali 

(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu saat  

kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah 

kamu sebab  nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang 

neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya 

kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang 

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makrufdan mencegah dari yang munkar; 

merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang 

bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yangjelas kepada mereka. Mereka itulah 

orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS. Ali Imran: 100-105) 

Ibnu Ishaq berkata: Pada saat Abdullah bin Salam, Tsa'labah bin Sa'yah, Usaid bin Sa'yah, Asad bin 

Ubaid, dan orang-orang Yahudi lainnya masuk Islam, beriman, membenarkan serta tertarik 

kepadanya, dan sesudah  keislaman mereka kokoh kuat, pendeta-pendeta Yahudi yang masih saja kafir 

berkata: "Tidaklah akan menganut agama Muhammad kecuali orang-orang terjelek di antara Jika 

mereka orang-orang terbaik kami, niscaya mereka tidak akan meninggalkan agama leluhur, dan tidak 

mungkin beralih pada agama lain." Maka Allah menurunkan firman-Nya:  

 

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca 

ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujus (shalat). (QS. Ali 

Imran: 113). 

Ibnu Hisyam berkata: Makna dari Anaa' al-Lail yaitu  jam-jam malam. Kata tunggalnya yaitu  yaitu  

inyun 

 

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan 

mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu 

termasuk orang-orang yang shaleh (QS. Ali Imran: 114) 

Ibnu Ishaq berkata: Beberapa orang dari kaum Muslimin memiliki hubungan dekat dengan beberapa 

orang Yahudi, sebab  ikatan jaminan keamanan dan persekutuan pada masa jahiliyah. sesudah  itu Allah 

Yang Maha tinggi menurunkan ayat yang melarang mereka menjadikan orang-orang Yahudi sebagai 

teman akrab: 

 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang 

yang di luar kalanganmu (sebab ) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. 

Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa 

yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-

ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka 

tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. (QS. Ali lmran: 118-119), 

hingga akhir kisah. Yakni, kalian beriman kepada kitab mereka dan kepada kitab yang telah lalu 

sementara mereka kafir dengan kitab kalian. Jadi kalian lebih berhak untuk menyukai mereka dari- 

pada mereka benci kepada kalian. 

Ta'ala melanjutkan firman-Nya, 

 

jika  mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan jika  mereka menyendiri, 

mereka menggigit ujungjari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada 

mereka): "Matilah kamu sebab  kemarahanmu itu." Sebetulnya  Allah mengetahui segala isi hati. 

" (QS. Ali lmran: 119) 

 

 

Ibnu Ishaq berkata: Pada suatu hari, Abu Bakar memasuki Baitul Midras dan melihat orang-orang 

Yahudi sedang berkumpul di kediaman salah seorang dari mereka yang benama Finhash, salah seorang 

ulama dan pendeta mereka. Finhash ditemani seorang pendeta Yahudi lainnya yang bernama Asya'. 

Abu Bakar berkata kepada Finhash: "Celaka engkau wahai Finhash, bertakwalah kepada Allah dan 

peluklah agama Islam! Demi Allah, engkau telah mengetahui bahwa Muhammad yaitu  utusan Allah. 

Dia datang dengan membawa kebenaran dari sisi Allah, dan kalian menemukan namanya tertulis di 

dalam Taurat dan Injil. "'Finhash berkata: "Demi Allah, wahai Abu Bakar, kami tidak butuh Allah, 

sebaliknya Allah-lah yang butuh pada kami. Kami tidak merendahkan diri kepada-Nya sebagaimana 

Dia merendahkan diri kepada kami. Kami tidak butuh Dia, Dia-lah yang butuh kepada kami. jika  

Allah lebih kaya daripada kami, pastilah Dia tidak meminjam kekayaan kami seperti dikatakan sahabat 

kalian. Allah melarang kalian dari riba, dan Dia memberi riba kepada kami. Jika Allah lebih kaya dari 

pada kami, Dia tidak memberi kami riba." Abu Bakar meluap ama- rahnya mendengar ucapan Finhash 

ini , lalu  ia memukul wajah Finhash dengan pukulan keras, sambil berkata: "Demi Dzat 

yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika tidak ada perjanjian di antara kita, akan ku tampar wajahmu wahai 

musuh Allah." Mendapat perlakuan seperti itu dari Abu Bakar, Finhash pergi menghadap Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata kepada beliau: "Wahai Muhammad, perhatikanlah 

tindakan sahabatmu itu terhadap diriku!" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada Abu 

Bakar: "Apa yang membuatmu melakukan itu semua, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar berkata: "Wahai 

Rasulullah, Sebetulnya  musuh Allah ini telah melontarkan sebuah perkataan yang sungguh 

melampaui batas. Ia berkata bahwa Allah membutuhkan mereka, dan mereka lebih kaya daripada 

Allah. saat  ia mengatakan itu, meluaplah amarahku sebab  Allah atas perkataannya tadi, lalu aku 

pukul wajahnya." Finhash membantah bahwa dia mengatakan seperti itu. Ia berkata: "Aku tidak 

pernah mengatakan semua itu." lalu  Allah menurunkan ayat tentang ucapan Finhash dan 

membenarkan Abu Bakar, 

 

Sebetulnya  Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sebetulnya  

Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka 

membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): 

"Rasakanlah olehmu adzab yang membakar." (QS. Ali Imran; 181). 

Allah juga menurunkan firman-Nya tentang Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dan sikap marahnya atas 

perkataan Finhash tadi: 

 

Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mereka dengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum 

kamu dan dari orang-orang ymg mempersekutukan Allah, gangguan yang banyakyang menyakitkan 

hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka Sebetulnya  yang demikian itu termasuk urusan yang 

patut diutamakan. (QS. Ali Imran: 186). 

 Dan (ingatlah), saat  Allah mengambil jarji dari orang-orang yang telah diberi kitab: (yaitu): 

"Hendaklah kamu menerangkan kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya. 

"Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan 

harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima. Janganlah sekali-kali kamu 

menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka 

suka supaya di puji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka 

bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (QS. Ali Imran 187-188). 

Mereka yang dimaksud dalam ayat tadi yaitu  Finhash, Asya', dan pendeta-pendeta Yahudi yang 

semisal mereka berdua yang amat cinta pada dunia dan pujian dengan sesuatu hal yang mana mereka 

sendiri tidak mengerjakannya: mereka dianggap ulama oleh banyak orang, padahal sebenarnya 

mereka bukanlah sosok ulama. Mereka tidak mengarahkan manusia kepada hidayah dan kebenaran. 

 

 

Orang-orang Yahudi Memerintahkan Orang-orang Mukmin Bersikap Kikir 

 

Ibnu Ishaq berkata: Kardam bin Qais sekutu Kaab bin Al-Asyraf, Usamah bin Habib, Nafi' bin Abu Nafi', 

Bahri bin Amr, Huyay bin Akhthab dan Rafi'ah bin Zaid bin At-Tabut bertemu dengan beberapa orang 

dari kalang- an kaum Anshar. Dulu orang-orang Yahudi ini  bergaul dengan kaum Anshar. Mereka 

menasihati sahabat-sahabat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dengan berkata kepada mereka: 

"Janganlah kalian menginfakkan harta kalian, sebab  itu akan menjadikan kalian menjadi orang miskin. 

Janganlah tegesa-gesa untuk berinfak, sebab kalian tidak tahu apa yang akan terjadi dengan nasib 

kalian kelak." lalu  Allah Ta'ala menurunkan ayat: 

 

(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia 

Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. (QS. an-Nisa': 37). 

Yang dimaksud dengan karunia pada ayat di atas yaitu  Taurat yang membenarkan apa yang dibawa 

oleh Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa Sallam. lalu  Allah berfirman, 

 

Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. ' Dan (juga) orang-

orang yang menafkahkan harta-harta mereka sebab  riya kepada manusia, dan orang-orang yang 

tidak beriman kepada Allah dan kepada hari lalu . Barangsiapa yang mengambil sayitan itu 

menjadi temannya, maka setan itu yaitu  teman yang seburuk-buruknya. Apakah kemudaratannya 

bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari lalu  dan menafkahkan sebahagian 

rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan yaitu  Allah Maha Mengetahui keadaan 

mereka. (QS. an-Nisa': 37-39). 

Ibnu lshaq berkata: Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut yaitu  salah seorang pemuka Yahudi. jika  

berbicara dengan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, ia senantiasa memilin-milin lidahnya. Ia 

berkata: "Wahai Muhammad, dengarkanlah dengan seksama, agar kamu paham." lalu  Rifa'ah 

bin Zaid bin At-Tabut menghina dan mencemooh Islam. Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan 

firman-Nya tentang dirinya: 

 

 

 Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al-Kitab (Taurat)? Mereka 

membeli (memilih) kesesatan (dengati petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat 

(menyimpang) dari jalan (yang benar). Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-

musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong 

(bagimu). Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka 

berkata: "Kami mendengar", namun  kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): 

"Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): 

"Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: 

"Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi 

mereka dan lebih tepat, akan namun  Allah mengutuk mereka, sebab  kekafiran mereka. Mereka tidak 

beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS. an-Nisa': 44-46). 

Suatu saat , Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada pemuka-pemuka Yahudi seperti 

Abdullah bin Shuriya AI-A'war dan dan Ka'ab bin Asad: "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah 

kepada Allah dan masuklah ke dalam Islam. Demi Allah Sebetulnya  kalian telah mengetahui bahwa 

yang aku bawa yaitu  kebenaran." Orang-orang Yahudi berkata: "Kami tidak kenal itu wahai 

Muhammad." Mereka ingkar terhadar apa yang sebenarnya telah mereka ketahui dan tetap bertahan 

dengan kekafiran. Lalu Allah menurunkan firman-Nya. 

 

Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan 

(Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami merobah muka (mu), lalu 

Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang 

(yang berbuat maksiat)pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. " (QS. An-Nisa': 47). 

 

 

Orang-orang yang Berkoalisi 

 

Ibnu Ishaq berkata: Orang-orang yang mem bangun koalisi dari Quraisy, Ghathafan, dar Bani 

Quraizhah yaitu  Huyay bin Akhthab Salam bin Abu Al-Huqaiq, Abu Rafi', Ar-Rab; bin Ar-Rabi' bin Abu 

Al-Huqaiq, Abu Ammar, Wahwah bin Amir, dan Haudzah bin Qais. Wahwah bin Amir, Abu Ammar, dan 

Haudzah berasal dari Bani Wail, dan selebihnya dari Bani An-Nadhir. Pada saat mereka sampai di 

tempat orang-orang Quraisy, orang-orang Quraisy itu berkata: "Mereka yaitu  pendeta-pendeta 

Yahudi, dan orang-orang yang memiliki ilmu yang memadai tentang kitab suci terdahulu. Cobalah 

tanyakan kepada mereka manakah yang lebih baik agama kalian atau agama Muhammad." Orang-

orang Quraisy pun bertanya kepada pendeta-pendeta Yahudi dan mereka menjawab: "Agama kalian 

jauh lebih baik dari pada agama Muhammad. Kalian tentunya lebih baik daripada Muhammad dan 

yang orang yang bersamanya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya: 

 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya 

kepada jibt dan thaghut (QS. an-Nisa': 51). 

Ibnu Hisyam berkata: Menurut orang-orang Arab jibt yaitu  segala sesuatu yang disembah selain 

Allah, sementara thaghut yaitu  segala sesuatu yang membuat orang berpaling dari kebenaran. Kata 

plural dari kata jibt ialah jubut, sementara plural dari kata thaghut yaitu  thawaghit. 

Ibnu Hisyam berkata: Kami mendengar dari Ibnu Abu Najih berkata: bahwa jibt yaitu  sihir, sementara 

thaghut yaitu  setan. 

Allah lalu  berfirman: 

 

 

Dan mengatakan kepada orang-orang kafir '(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya 

dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki 

Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya. Ataukah ada bagi mereka 

bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendati pun ada, mereka tidak akan memberi  sedikit pun 

(kebajikan) kepada manusia, ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia 

yang Allah telah berikan kepadanya? Sebetulnya  Kami telah memberi  Kitab dan Hikmah kepada 

keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberi  kepadanya kerajaan yang besar. (QS. an-Nisa 51-54). 

Ibnu Ishaq berkat: Sukain dan Adi bin Zaid mengatakan: "Wahai Muhammad, kami tidak mengetahui 

bahwa sesudah  Musa diturunkan, Allah menurunkan sesuatu atas manusia. lalu  Allah Yang Maha 

mulia menurunkan firman-Nya: 

 

Sesurtgguhnya Kami telah memberi  wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberi  

wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang lalu nya, dan Kami telah memberi  wahyu (pula) 

kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan 

Kami berikan Zabur kepada Daud. Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami 

kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka 

kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Mereka kami utus) selaku rasul-

rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agarsupaya tidak ada alasan bagi manusia 

membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan yaitu  Allah Maha Perkasa lagi Maha 

Bijaksana. (QS. an-Nisa: 163-165) 

Beberapa orang Yahudi datang menjumpai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  beliau 

bersabda: "Demi Allah, Sebetulnya  kalian telah mengetahui bahwa aku utusan Allah yang diutus 

kepada kalian." Orang-orang Yahudi berkata: '"Kami tidak mengetehaui itu, dan tidak bersaksi 

atasnya." Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: 

 

(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), namun  Allah mengakui Al-Qur'an yang 

diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun 

menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. (QS. an- Nisa': 166). 

 

 

Orang-orang Yahudi Membuat Makar untuk Membunuh Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

dengan Menjatuhkan Batu kepada Beliau 

 

Suatu saat , Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam pergi ke Bani An-Nadhir untuk meminta bantuan 

mereka dalam membantu beliau, meminta diyat (ganti rugi kriminal) dua orang Bani Amir yang telah 

membunuh Ami bin Umayyah Adh-Dhamri. saat  itu orang-orang Yahudi sedang duduk sesama 

mereka. sebagian dari mereka berkata: "Kalian tidak pernah dapatkan Muhammad berada dekat sekali 

dengan kalian dari pada saat ia berada saat ini. Maka siapakah di antara kalian yang siap untuk naik 

ke atas rumah, untuk menjatuhkan batu kepadanya sehingga kita tidak merasa terganggu oleh 

keberadaannya?" Amr bin Jihasy bin Ka'ab berkata: "Aku siap!" Pada saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam mangetahui makar jahat mereka, beliau segera pergi. Lalu Allah Yang Mahatinggi 

menurunkan firman-Nya: 

 

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di 

waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), 

maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah Kepada Allah, dan hanya hepada 

Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal. (QS. al-Maidah: 11). 

Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berjumpa dengan Nu'man bin Adha, Bahri 

bin Amr dan Syas bin Qais. Mereka terlibat dalam sebuah percakapan dengan Rasul dan beliau 

mengajak mereka kepada agama Allah, serta memberi peringatan akan siksa Allah. Mereka berkata: 

"Janganlah engkau mengintimidasi kami wahai Muhammad, sebab  kami anak-anak dan kekasih- 

kekasih Allah persis sebagaiama perkataan orang-orang Kristen." Lalu Allah Yang Maha mulia 

menurunkan ayat: 

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini yaitu  anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-

Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu sebab  dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah 

anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), namun  kamu yaitu  manusia (biasa) di antara orang-orang 

yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang 

dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara 

keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). " (QS. al-Maidah: 18). 

Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyeru orang-orang Yahudi untuk masuk 

Islam, dan memberi peringatan kepada mereka akan hukuman Allah. Namun sayang mereka menolak 

untuk masuk Islam, dan tetap mengingkari terhadap ajaran yang beliau bawa. lalu  Muadz bin 

Jabal, Sa'ad bin Ubadah, dan Uqbah bin Wahb berkata kepada mereka: "Wahai orang-orang Yahudi, 

bertakwalah kepada Allah. Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau yaitu  utusan Allah, 

jauh sebelum beliau diutus menjadi rasul, dan kalian pun telah memaparkan dan menerangkan ciri-

cirinya kepada kami." Rafi' bin Huraimalah dan Wahb bin Yahudza berkata: "Kami tidak pernah 

mengatakan hal itu kepada kalian. Allah tidak menurunkan kitab, tidak mengutus rasul dan pemberi 

peringatan sesudah  Musa." Lalu Allah menurunkan firman-Nya tentang perkataan Rafi' bin Huraimalah, 

dan Wahb bin Yahudza: 

 

Hai Ahli Kitab, Sebetulnya  telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) 

kepadamu saat  terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: "Tidak datang 

kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." 

Sebetulnya  telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha 

Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Ma'idah: 19). 

lalu  Allah memaparkan kisah Musa kepada mereka, apa yang Nabi Musa terima dari mereka, 

protes mereka dan perintah Allah yang ditolak oleh mereka hingga mereka terlunta-lunta di muka 

bumi selama empat puluh tahun sebagai hukuman atas tindakan mereka. 

 

 

Mereka Minta Pertimbangan Nabi tentang Hukum Rajam 

 

Ibnu lshaq berkata: Ibnu Syihab Az-Zuhri menuturkan kepadaku, ia mendengar seseorang dari 

Muzainah dari seorang ulama yang berbicara dengan Said bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah 

berkata kepada mereka bahwa pendeta-pendeta Yahudi berkumpul di Baitul Midras saat Rasulullah 

Shallalahu 'alaihi wa Sallam tiba di Madinah. Sebelum Rasulullah tiba salah seorang lelaki yang telah 

menikah telah berzina dengan seorang wanita Yahudi yang telah menikah pula. Mereka berkata: 

"Bawalah pria dan wanita ini kepada Muhammad, lalu tanyakanlah kepadanya apa hukuman atas 

mereka berdua, dan beri dia hak untuk mengadilinya, Jika ia menjatuhkan hukuman cambuk dengan 

tali kepadanya seperti kalian, pasti dia seorang raja dan ikutilah dia. Namun jika  dia menjatuhkan 

hukuman rajam kepada mereka, pastilah dia seorang nabi. Maka jagalah apa yang ada pada kalian, 

agar tidak direbut olehnya." Mereka mendatangi Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: 

"Wahai Muhammad, orang ini telah menikah lalu  berzina dengan wanita ini yang telah menikah 

pula. Adililah mereka berdua dan kami memberi  hak sepenuhnya kepadamu untuk mengadili 

mereka." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan hingga tiba di tempat pendeta-pendeta 

mereka di Baitul Midras. Beliau bersabda: "Wahai orang-orang Yahudi, datangkan kepadaku ulama 

kalian." Mereka mengirim Abdullah bin Shuriya kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam.75 

 

Ibnu lshaq berkata: Beberapa orang Bam Quraizhah berkata kepadaku, selain mendatangkan Abdullah 

bin Shuriya kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, mereka juga mendatangkan Abu Yasir bin 

Akhthab dan Wahb bin Yahudza. Pendeta-pendeta Yahudi berkata: "Merekalah ulama kami”  

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepada pendeta-pendeta Yahudi tentang masalah 

ini  sampai perkaranya menjadi jelas hingga akhimya mereka berkata tentang Abdullah bin 

Shuriya: "Orang ini lebih mengerti tentang Taurat daripada ulama-ulama kami yang lain." 

Ibnu Hisyam berkata: Dari perkataan "beberapa Bani Quraizhah hingga "Orang ini lebih mengerti 

tentang Taurat" yaitu  ucapan Ibnu lshaq sedangkan yang sesudah nya yaitu  dari untaian kisah 

sebelumnya. 

sesudah  itu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam duduk berdua bersama dengan Abdullah bin 

Shuriya. Abdullah bin Shuriya yaitu  orang paling dalam ilmunya di antara ulama-ulama Yahudi. 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyelidik Abdullah bin Shuriya dengan beberapa pertanyaan 

menukik: "Wahai anak Shuriya, aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah, dan dengan hari-hari 

Allah yang ada di Bani Israel, tidakkah engkau paham bahwa Allah menetapkan hukuman rajam bagi 

seorang muhshan (lelaki atau perempuan yang telah menikah) yang berzina di dalam Taurat?" 

Abdullah bin Shuriya menjawab: "Benar, demi Allah, memang demikianlKetahuilah wahai Abu Al-

Qasim, Sebetulnya  orang-orang Yahudi telah tahu bahwa engkau yaitu  nabi yang diutus, hanya 

saja mereka dengki padamu." 

Lalu Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam keluar dan memerintahkan agar kedua orang yang berbuat 

zina ini  di rajam di depan pintu masjid beliau di Bani Ghanm bin Malik bin An-Najjar. Sesudah 

peristiwa ini Abdullah bin Shuriya kafir dan tidak mengingkari kenabian Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam. 

Ibnu Ishaq berkata: Lalu Allah Yang Maha mulia menurunkan firman-Nya tentang orang-orang Yahudi 

ini : 

 

 Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu di sedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memper- 

lihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami 

telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. 

(Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar 

perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; yakni mereka mengutus orang 

yang mereka utus di antara mereka, dan mereka mengingkari, dan mereka menyuruh mereka dengan 

apa yang mereka suruhkan dengan mengubah hukum dari yang sebenarnya, lalu  Allah 

berfirman: mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka 

mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka 

terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, yakni rajam, maka hati-hatilah" (QS. al-Ma'idah: 41). 

Ibnu Ishaq berkata: Muhammad bin Thalhah bin Yazid bin Rukanah berkata kepadaku dari Ismail bin 

Ibrahim dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan 

pelaksanaan hukuman rajam kepada kedua pelaku zina ini , lalu mereka berdua dirajam di depan 

masjid beliau. saat  laki-laki Yahudi ini  mulai mendapatkan lemparan batu, ia berdiri menuju 

wanita yang dia pernah berzina dengannya, lalu  menelungkupinya untuk melindunginya hingga 

akhirnya keduanya meninggal dunia.76 

 

Demikianlah satu hal yang Allah lakukan bagi Rasul-Nya dalam melaksanakan hukum-an zina terhadap 

kedua orang ini . 

Ibnu Ishaq berkata: Shalih bin Kaisan berkata kepadaku dari Nafi' bekas budak Abdullah bin Umar dari 

Abdullah bin Umar, ia berkata: Pada saat orang-orang Yahudi menyerahkan putusan hukum mereka 

berdua kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, beliau meyeru mereka kepada Taurat dan salah 

seorang dari pendeta mereka duduk membaca Taurat sambil menutup ayat tentang hukuman rajam 

dengan tangannya, lalu  Abdullah bin Salam memukul tangan pendeta tadi. Abdullah bin Salam 

berkata: "Wahai Rasulullah, inilah ayat tentang hukuman rajam. Namun ia menolak membacakannya 

kepadamu." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka: "Sungguh celaka kalian 

wahai orang-orang Yahudi, mengapa kalian meninggalkan hukum Allah, padahal itu berada di tangan 

kalian?" Mereka menjawab: "Demi Allah, awalnya hukuman rajam diberlakukan pada kami, hingga 

pada suatu hari orang muhshan yang berasal dari keluarga istana dan kalangan tehormat berbuat zina. 

Raja melarang pemberlakukan hukuman rajam terhadapnya. lalu  ada seseorang berzina 

sesudah keluarga istana ini . Raja bermaksud merajamnya, hanya saja orang-orang Yahudi 

berkata: "Demi Allah, tidak mungkin ini bisa dilakukan. jika  engkau mau merajam orang ini maka 

hendaknya engkau juga merajam orang dari keluarga istana yang berzina. Selesai mengatakan itu 

kepada rajanya mereka menyelenggarakan rapat, dengan hasil kesepakatan mengganti hukuman 

rajam dengan hukuman cambuk, dan mereka meninggalkan hukuman rajam dan penerapannya." 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika demikian, maka akulah orang yang pertama kali 

menghidupkan hukum Allah dan Kitab-Nya serta penerapannya." Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam meminta keduanya dihukum rajam di depar. masjid beliau. Abdullah bin Umar berkata "Aku 

ikut serta merajam kedua orang pezim ini ."77 

 

 

 

Kezaliman Orang-orang Yahudi dalam Diyat 

 

Ibnu Ishaq berkata: Daud bin Al-Husha:r. berkata padaku dari Ikrimah dari Ibnu Abba? bahwa ayat-

ayat di surat Al-Maidah beriku; 

 

Maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling 

dari mereka maka mereka tidak akar memberi mudarat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu 

memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil, 

Sebetulnya  Allah menyukai orang-orang yang adil. '(QS. al-Ma'idah 42). 

Diturunkan pada kasus diyat antara Ban An-Nadhir dengan Bani Quraizhah. Penyebab nya bahwa Bani 

An-Nadhir yang terhorma: membayar diyat dengan utuh, sementara Ban: Quraizhah hanya membayar 

separuh saja. Ke mudian mereka mengadukan masalah ini kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam. Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya di atas tentang mereka. Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam mengembalikan mereka pada kebenaran dengan menyamakan diyat di antara mereka.78 

 

Ibnu Ishaq berkata: Wallahu a 'lam mana yang lebih benar di antara riwayat ini . 

Konspirasi Orang-orang Yahudi untuk Memfitnah Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam 

 

Ibnu Ishaq berkata: Ka'ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shuriya, dan Syas bin Qais berbincang 

di antara mereka: "Marilah kita pergi menemui Muhammad, semoga kita berhasil mengeluarkannya 

dari agamanya, sebab  dia juga manusia biasa layaknya kita semua." Mereka pun datang menjumpai 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata: Wahai Muhammad, engkau tahu bahwa 

kami pendeta-pendeta Yahudi, orang-orang tehormat serta pemimpin-pemimpin mereka. Jika kami 

mengikutimu, maka semua orang Yahudi akan mengikutimu, dan mereka tidak mungkin menentang 

kami. Sebetulnya  kami memiliki  sengketa, bagaimana jika kami serahkan sengketa mereka itu 

padamu, lalu engkau memutuskan penyelesainnya untuk kami, sesudah  itu kami akan beriman dan 

membenarkanmu?' Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menolak permintaan mereka, lalu Allah 

Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya tentang mereka: 

 

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan 

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya 

mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika 

mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa Sebetulnya  

Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa 

mereka. Dan Sebetulnya  kebanyakan manusia yaitu  orang-orang yang fasik. Apakah hukum 

Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi 

orang-orang yang yakin? (QS. al-Maidah: 49-50). 

Ibnu Ishaq berkata: Beberapa orang Ya-hudi antara lain Abu Yasir bin Akhthab, Nafi' bin Abu Nafi, Azir 

bin Abu Azir, Khalid, Zaid, Izar bin Abu Izar, dan Asya' datang menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa 

Sallam lalu  bertanya mengenai rasul-rasul yang diimani oleh rasul. Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam menjawab: 

Katakanlah (hai orang-orangmukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada 

kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang 

diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak 

membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS. 

al-Baqarah: 136). saat  Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam menyebut Nabi Isa bin Maryam, 

mereka mengingkarinya. Mereka berkata: "Kami tidak beriman kepada Isa bin Maryam, tidak pula 

pada orang-orang yang beriman kepadanya." lalu  Allah menurunkan firman-Nya: 

 

Katakanlah: "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman 

kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan 

sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik? (QS. al-

Maidah: 59). 

Rafi' bin Haritsah, Salam bin Misykam, Malik bin Shaif, dan Rafi' bin Huraimalah datang menemui 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata: "Wahai Muhammad, bukankah engkau 

mengaku menganut agama Ibrahim, beriman kepada Taurat yang kami miliki, dan engkau bersaksi 

bahwa Taurat itu benar dari Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Benar. Namun 

kalian telah membuat kebid'ahan, menolak perjanjian yang telah diambil Allah dari kalian yang ada di 

dalamnya, kalian pun menyembunyikan apa yang diperintahkar. kepada kalian untuk memaparkannya 

paca manusia. Maka aku berlepas diri dari bid'ah-bid'ah yang kalian bikin." Orang-orang Yahudi 

ini  berkata: "Kami tetap berpegang tegufa dengan apa yang berada pada tangan kam sebab  

kami yakin bahwa kami ada dalam petunjuk dan kebenaran. Kami tidak berimar kepadamu tidak juga 

akan mengikutimu Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan firman-Nya: 

 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak d: pandang beragama sedikit pun hingga kan:, menegakkan 

ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sebetulnya  

apa yang diturunkar kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akar menambah kedurhakaan dan 

kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlar kamu bersedih hati terhadap orang-orang 

yang kafir itu. (QS. al-Maidah: 68) 

Ibnu Ishaq berkata: An-Nahham bin Zaid, Fardam bin Ka'ab, dan Bahri bin Amr datang menemui 

Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata: "Hai Muhammad apakah engkau tidak tahu 

bahwa ada  tuhan lain selain Allah?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, bersabda: "Tidak ada 

Tuhan yang pantas disembah selain Allah. Dengan ajaran ini aku diutus, dan kepada-Nya aku 

menyeru." lalu  Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: 

 

Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara 

aku dan kamu. Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan 

kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya). Apakah Sebetulnya  kamu 

mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di sampingAllah?"Katakanlah: "Aku tidak mengakui." 

Katakanlah: "Sebetulnya  Dia yaitu  Tuhan Yang Maha Esa dan Sebetulnya  aku berlepas diri 

dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." Orang-orang yang telah Kami berikan kitab 

kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. 

Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). (QS. al-An'am: 19-20) 

Rifa'ah bin Zaid bin At-Tabut dan Suwaid bin Al-Harits pura-pura berpenampilan sebagai Muslim 

walaupun hakikatnya dia seorang munafik. sebab  kepura-puraannya inilah, beberapa orang kaum 

Muslimin mencintainya. Lalu Allah Ta'ala menurunkan firman- Nya tentang Rifa'ah bin Zaid dan Suwaid 

bin Al-Harits: 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang 

membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi 

Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah 

jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. Dan jika  kamu menyeru (mereka) untuk 

(mengerjakan) shalat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu yaitu  

sebab  mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. Katakanlah: "Hai Ahli kitab, 

apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang 

diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara 

kamu benar-benar orang-orang yang fasik?" Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu 

tentang orang- orang yang lebih buruk pembalasannya dari  (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu 

orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi 

dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari 

jalan yang lurus. Dan jika  orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka 

mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepada kamu dengan kekafirannya dan 

mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang 

mereka sembunyikan. " (QS. al-Ma'idah: 57-61). 

Jabal bin Abu Qusyair dan Samuel bin Zaid berkata kepada Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam: 

"Wahai Muhammad, tolong terangkan kepada kami kapankah Hari Kiamat akan terjadi bila engkau 

yaitu  benar-benar seorang Nabi sebagaimana yang selama ini engkau ucapkan! Lalu Allah Yang Maha 

mulia menurunkan firman-Nya tentang Jabal bin Abu Qusyair dan Samuel bin Zaid: 

 

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sebetulnya  

pengetahuan tentang kiamat itu yaitu  pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan 

waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit 

dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan aengan tiba-tiba. Mereica bertanya 

kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sebetulnya  

pengetahuan tentang hari kiamat itu yaitu  di sisi Allah, namun  kebanyakan manusia tidak 

mengetahui." (QS. al-A'raaf: 187). 

 

 

Klaim Mereka Bahwa Uzair Anak Allah 

 

Sallam bin Misykam, Nu'man bin Abu Aufa Abu Anas, Mahmud bin Dahyah, Syas bin Qais, dan Malik 

bin As-Shaif datang menemm Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  berkata: "Bagaimana 

mungkin kami akan mengikutimu, sedangkan engkau telah meninggalkan kiblat kami, dan tidak 

meyakini Uzair sebagai anak Allah." Lalu Allah Yang Mahamulia menurunkan ayat tentang ucapan 

mereka ini : 

 

 

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al-Masik itu putra 

Allah." Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang 

kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. at-

Taubah: 30), hingga akhir kisah. 

Ibnu Hisyam berkata: Yudhahi'una artinya ucapan mereka itu sama dengan ucapan orang-orang yang 

kafir. 

Ibnu Ishaq berkata: Mahmud bin Saihan, Nu'man bin Adha, Bahri bin Amr, Uzair bin Abu Uzair, dan 

Sallam bin Misykam datang menemui Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lalu  mereka 

berkata: "Wahai Muhammad apakah benar kebenaran yang engkau bawa itu bersumber dari Allah? 

sebab  kami tidak mendapatkannya tersusun sebagaimana Kitab Taurat?" Rasulullah Shallalahu 'alaihi 

wa Sallam bersabda: "Demi Allah, Sebetulnya  kalian pun mengetahui bahwa yang aku bawa ini 

benar-benar dari Allah dan kalian telah mendapatkannya tertera dalam Taurat yang ada pada kalian. 

Andai semua manusia dan jin bersekutu untuk membuat sebagaimana apa yang aku bawa, mereka 

tidak akan kuasa untuk melakukannya." Usai Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda seperti 

itu, Finhash, Abdullah bin Shuwariya, Ibnu Shaluba, Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq, Asya', 

Ka'ab bin Asa Samuel bin Zaid, dan Jabal bin Sukainah berkata serentak: "Wahai Muhammad, 

Sebetulnya  Allah melakukan apa saja untuk Rasul-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Jika Dia 

mengutusnya sebagai nabi, dan Dia kuasa melakuka

Related Posts:

  • sirah nabawiyah 15 Dzat yang memberi kalian makan beruapa Al-Manna dan As-Salwa yang diberikan kepada orang-orang yang datang sebelum kalian, aku bersumpah dengan Allah yang mengeringkan laut untuk para leluhur kalian lalu … Read More